Menantu Pungut

Terima Pembalasan Ini!



Terima Pembalasan Ini!

0Sayangnya apa yang direncanakan oleh Blackie tak akan pernah terwujud, bahkan tawaran yang tadi ia ajukan langsung ditolak mentah-mentah oleh Aaron Liu. "Aku tak butuh tawaran itu, kurasa kamulah yang membutuhkannya!"     
0

Setelah menolak, Aaron Liu langaung terfokus dengan banyaknya para bawahan Blackie yang sudah ada di dekatnya, menyerang dirinya dengan senjata tumpulnya masing-masing!     

Untungnya Aaron Liu memiliki refleks yang hebat, dia pun mampu menghindari setiap serangan yang terarah kepadanya.     

Dan lebih hebatnya lagi, hanya dengan bermodal kedua tangan kosongnya, dia pun mampu menyerang balik para bawahan Blackie itu, satu per satu!     

Hingga akhirnya, beberapa menit kemudian, semua para bawahan Blackie sudah tumbang semuanya, tersungkur di jalanan dan sudah tak mampu berdiri lagi!     

Dan tepat di momen tersebut, Aaron Liu menyeringai, menatap Blackie sembari mengatakan, "Jadi bagaimana denganmu, Blackie! Apa kamu masih mau berurusan denganku!"     

Suara Aaron Liu begitu menyeruak, menunjukkan dominasinya yang tak biasa.     

Di samping itu, kedua mata Blackie sontak membelalak, ketika dirinya dengan jelas melihat para bawahannya dibuat tak berdaya oleh Aaron Liu!     

'Apa-apaan ini! Ini jelas mimpi 'kan!' pikir Blackie, dia tak ingin mempercayai kenyataan yang ada di hadapannya sekarang.     

Blackie lalu dengan cepat memungut tongkat besi yang ada di sekitarnya, dia kemudian dengan cepat menyerbu Aaron Liu dan langsung menyerang Aaron Liu dengan tongkat besi-nya.     

Dalam sekejap mata, tongkat besi yang tadinya diayukan oleh Blackie itu hampir mengenai kepala Aaron Liu, seperti yang diharapkan oleh Blackie!     

Blackie lalu tersenyum penuh kemenangan, berfikir bahwa tongkat besinya akan mengenai kepala Aaron Liu!     

Sayangnya hal tersebut tak akan pernah terjadi, sebab saat ini Aaron Liu dengan sigap menangkap tongkat besi yang digunakan Blackie itu!     

Suara pukulan kasar pun tiba-tiba tercipta, tepat ketika tongkat besi Blackie mendarat sempurna di tangan Aaron Liu.     

Aaron Liu lalu dengan cerdiknya mengganggam erat tongkat besi itu, dia kemudian menyeringai, menatap hina Blackie sembari mengatakan, "Seharusnya kamu sadar dirilah, Blackie!"     

"Kamu kali ini telah berurusan dengan orang yang salah!" seru Aaron Liu, dia lalu merebut tongkat besi dari tangan Blackie dalam hitungan detik.     

Alhasil keadaan pun berbalik saat itu juga, lantaran saat ini Aaron Liu lah yang memegang tongkat besi yang tadinya digunakan oleh Blackie.     

Dan tentunya Aaron Liu tak berhenti di situ saja, dia langsung mengangkat tongkat besi itu tinggi-tinggi, dengan niatan menyerang Blackie!     

"Sekarang giliranku! Terimalah dengan lapang dada, Blackie!" teriak Aaron Liu, dia langsung mengayunkan tongkat besi itu ke lengan kiri Blackie, memberi pelajaran.     

Blackie lalu buru-burunya memohon, "Tunggu, Tuan! Jangan lakukan itu, ini semua adalah kesalahpahaman!"     

Setiap ucapan dan sikap Blackie pun sepenuhnya berubah 180 derajat. Tapi Aaron Liu tak peduli, terlebih dia sudah memutuskan untuk memberi pelajaran berharga bagi Blackie!     

Dan hasilnya, suara tak mengenakkan pun tecipta, suara gebukan dan rintihan Blackie.     

Hingga di menit berikutnya, Blackie kini mengeluarkan air matanya, dia kesakitan, terutama di tangan dan lengan kirinya yang digebukin Aaron Liu.     

"Maafkan aku, Tuan Aaron Liu!" ucap Blackie, dia sudah tak ingin kena gebuk lagi.     

Aaron Liu lalu dengan tegas menimpali, "Pergilah dan jangan cari gara-gara denganku lagi!"     

"Sekalian suruh para bawahanmu yang tergeletak di jalanan ini untuk menyingkir dari lajur jalan mobilku!" tambah Aaron Liu.     

Dan seketika itu, Blackie dan para bawahannya tertatih-tatih, meninggalkan area dengan rasa sakit yang tertoreh di tubuhnya.     

Meski begitu, Blackie rasanya tak bisa membiarkan masalah kali ini berlalu begitu saja!     

'Jika ada kesempatan, aku pasti akan membalaskan dendamku kepadamu, Aaron Liu!' batin Blackie, melangkahkan kakinya menjauh, diiringi dengan dendamnya yang menguat.     

Bersamaan dengan perginya Blackie dan para bawahannya, Aaron Liu mengembuskan nafas besarnya. Dia kemudian perlahan kembali memasuki mobilnya.     

Dan sesampai Aaron Liu menaiki mobilnya sekali lagi, dia malah melihat Lee Hana yang bengong dengan mulut menganga.     

"Kenapa kamu bengong seperti itu, Nona Lee?" tanya Aaron Liu tanpa ada maksut tertentu.     

Lee Hana lalu meneguk ludahnya sendiri, dia sendiri sebenarnya kaget dan tak menyangka, bagaimana bisa Aaron Liu yang terlihat biasa saja, ternyata mampu melakukan beladiri yang dapat menumbangkan Blackie dan para bawahannya     

Kemudian Lee Hana menatap dalam-dalam sosok Aaron Liu, memuji, "Tak Kusangka, kamu hebat juga, Presdir!"     

Aaron Liu hanya tersenyum sebagai jawabannya, dia kemudian tanpa ragu menyalakan dan mengendarai mobilnya bersama Lee Hana, menuju gedung baru yang sudah tak jauh dari keberadaannya.     

Dan tepat di menit kemudian, Akhirnya Aaron Liu dan Lee Hana telah tiba di gedung baru yang dimaksudkan. Ketegangan-ketegangan sudah dilewati, tiba saatnya mereka menghadapi sebuah pertaruhan strategi terbaik untuk membangun bisnis baru di sana.     

"Apakah gedung ini milik keluarga dari Nona Tiffany, Presdir?" Lee Hana bertanya sembari memperhatikan sekeliling. Ada banyak hal perlu dipersiapkan sebelum mereka memulai bisnis di sana.     

"Benar! Sebelumnya, Miranda juga menginginkan gedung ini. Namun, bisa ditebak jika dia memang hanya ingin mengacaukan JL Fashion saja," jawab Aaron Liu pada seorang perempuan yang sudah banyak membantunya.     

Dari kejauhan terlihat Tiffany berjalan memasuki gedung itu. Kemarin dia sudah terlanjur berjanji ingin menemani Aaron Liu untuk melihat gedung itu. Meski kondisinya tak terlalu baik, perempuan itu tetap memaksakan diri.     

Sayangnya, ada satu hal penting yang sudah merubah seorang Tiffany Mo atas Aaron Liu. Ia telah sangat kecewa atas segala penolakan dari pria itu. Menyisakan rasa sakit dan juga kekecewaan mendalam baginya.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Tiffany? Aku sempat khawatir karena kamu sampai pingsan semalam," ujar Aaron Liu pada seorang perempuan yang tampak terkejut mendengar pertanyaannya.     

"Darimana kamu tahu jika aku pingsan semalam?" tanya Tiffany dengan wajah tak senang. Ia sama sekali tak tahu menahu mengenai kejadian malam kemarin. Perempuan itu terlalu mabuk hingga tak sadar jika Aaron Liu yang membawanya ke mobil.     

Bisa ditebak dengan mudah, Tiffany sama sekali tak menyadari apalagi mengingat kalau Aaron Liu yang membawanya masuk ke dalam mobil. Beberapa pengawal yang bersamanya justru terkena amukan dari perempuan itu.     

Alasan itu juga yang memaksa mereka semua untuk meminta sedikit bantuan dari Aaron Liu. Setidaknya setengah pria itu datang, Tiffany bisa jauh lebih tenang dari sebelumnya.     

"Apakah benar Aaron datang semalam?" Tiffany bertanya pada beberapa orang pengawal yang sengaja dikirimkan oleh ayahnya.     

"Benar, Nona. Bahkan Tuan Aaron yang menggendong Anda masuk ke dalam mobil. Anda terus mengamuk dan menolak untuk pergi dari sana," jelas seorang pria yang semalam menyaksikan Aaron Liu datang dan membantu membujuk Tiffany yang sudah tak terkendali.     

"Ah Sial!" umpat Tiffany pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.