Menantu Pungut

Kado Paling Menyakitkan!



Kado Paling Menyakitkan!

0"Selamat malam, Aaron. Nona Lee!" sapa Tiffany pada dua orang anak manusia yang terlihat sangat bingung dan juga terkejut atas penampilannya.     
0

Lee Hana memicingkan mata, ia bisa melihat jika perempuan itu sengaja berdandan sebaik mungkin untuk menggoda Aaron Liu. Jika dibandingkan, Lee Hana jelas jauh lebih cantik daripada Tiffany.     

Tak jauh berbeda dari Lee Hana yang begitu terkejut dan juga sangat heran, Aaron Liu juga merasakan hal yang sama. Sebuah makan malam justru terkesan sangat aneh baginya.     

Begitu banyak bunga,-bunga tertata begitu cantik di sekitar sana. Sepertinya, Tiffany sengaja menyewa restoran untuk makan malam mereka.     

"Ada acara apa ini, Nona Tiffany?" tanya Lee Hana tanpa basa-basi sedikit pun. Ia tak mau bermain teka-teki untuk menebak hal itu. Bertanya langsung jauh lebih baik baginya.     

"Sebelum ... hari ini adalah ulang tahun aku, Nona Lee. Berhubung papaku sedang ada urusan, aku ingin merayakan hari bahagia ini bersama kalian saja," jawab Tiffany dengan penjelasan singkat mengenai acara makan malam itu.     

"Kalau begitu, selamat ulang tahun, Nona Tiffany. Semoga Anda bisa mendapatkan kebahagiaan dan juga berkah yang melimpah," ucap Lee Hana pada perempuan yang baru saja mengaku sedang berulang tahun.     

Tiffany tersenyum tipis sebelum akhirnya mendekati Aaron Liu. perempuan itu mendekatkan wajahnya lalu berbisik pelan pada pria itu. "Apakah kamu tak pernah lihat mengucapkan selamat ulang tahun untukku, Aaron?"     

Sebenarnya, Aaron Liu ama sekali tak peduli dengan hal itu. Ia juga sadar dan bisa merasakan jika Tiffany sengaja mendekatinya. Seolah perempuan itu sengaja memanas-manasi Lee Hana agar dia cemburu. Entah apa yang sebenarnya direncanakan oleh Tiffany, ia sendiri juga tak mengetahui dengan pasti.     

Dengan sangat terpaksa dan juga berat hati, Aaron Liu harus mengatakan sesuatu yang tak ingin dikatakannya. "Selamat ulang tahun, Tiffany. Semoga semua harapan dan keinginanmu terkabul."     

Begitu Aaron Liu mengatakan hal itu, Tiffany langsung tersenyum senang. Ia merasa sangat bersemangat juga terlihat begitu bahagia. Memang niatnya hanya untuk mencari celah pada pria itu.     

Hal itu memunculkan perasaan tak nyaman bagi Aaron Liu dan juga Jiang Lee Hana. Suasana menjadi begitu canggung dan juga tak menyenangkan. Rasanya tak tahan untuk berlama-lama di sana.     

"Jika makan malam telah selesai, saya permisi kembali ke kamar, Nona Tiffany. Ada beberapa hal yang harus saya lakukan untuk persiapan besok pagi," pamit Lee Hana pada mereka semua.     

"Bukankah kita harus membahas beberapa hal mengenai persiapan besok pagi, Nona Lee? Lebih baik jika aku membantumu kali ini." Aaron Liu juga ikut bangkit dari tempat duduknya dan bersiap untuk pergi bersama.     

"Tunggu, Aaron! Tidak bisakah kamu menemani sebentar?" Tiffany terlibat sangat memohon pada pria itu.     

Sepertinya ... Tiffany telah salah besar dalam menilai Aaron Liu. Pria itu tak bisa melakukan sesuatu yang bisa membuatnya tak nyaman. Meski berada jauh dari Jiang Lily, ia tetap harus menjaga hatinya.     

Jika Tiffany tak mengharapkan sesuatu yang lebih dari seorang teman, mungkin pria itu bisa menerimanya. Namun, perempuan itu seolah sengaja ingin menggodanya. Aaron Liu tentu saja tak akan mencoba untuk menghindar.     

"Mohon maaf, Tiffany. Aku tak bermaksud untuk menolak permintaan itu. Hanya saja, kami berdua benar-benar akan sangat sibuk malam ini," ucap Aaron Liu penuh penyesalan. Ia benar-benar tak ingin memberikan harapan palsu pada perempuan itu.     

"Ohh ... Baiklah! Nikmati malam kalian." Dengan penuh kekecewaan, Tiffany mengatakan hal itu. Ia benar-benar sangat sedih tak bisa berlama-lama dengan Aaron Liu.     

Pria dan wanita itu akhirnya benar-benar meninggalkan Tiffany sendirian di sana. Tak ada sesuatu hal yang membuat mereka harus bertahan dan memenuhi keinginan perempuan itu.     

Alhasil ... Tiffany benar-benar sangat kecewa malam itu. Bak mendapatkan sebuah hadiah yang begitu menyakitkan di hari ulang tahun. Perempuan itu harus menahan air mata, segala hal indah yang telah direncanakan telah gagal total.     

Dia berpikir jika Aaron Liu memilih untuk bersama Lee Hana daripada dengannya. Hal itu menjadi sebuah penghinaan terbesar bagi seorang Tiffany Mo. Perempuan itu mengepalkan kedua tangannya, menahan sebuah perasaan yang semakin bergejolak di dalam hatinya.     

"Apakah Nona baik-baik saja?" tanya seorang pria yang sudah sejak tadi berada di sekitar Tiffany. Pria itu adalah orang kepercayaan Keluarga Mo. Beberapa orang memang sengaja dikirimkan untuk mengawal perempuan itu.     

"Batalkan pesta perayaan malam ini! Katakan pada papa jika aku tak bisa pulang! Jangan katakan jika Aaron meninggalkan aku sendirian!" Tiffany Mo bangkit dari tempat duduknya. Ia tak mau membuang waktu lagi untuk menunggu seseorang yang sama sekali tak peduli padanya.     

Tak ada gunanya ia tetap di sana. Tiffany akhirnya meninggalkan restoran yang sudah dipesannya secara khusus untuk merayakan pesta ulang tahunnya. Namun sayangnya, seseorang yang telah diharapkan telah pergi begitu saja.     

Sejak awal, Tiffany sudah salah besar. Dia sangat tahu jika Aaron Liu adalah pria beristri. Lalu ... untuk apa ia mendekatinya. Tentu saja peluang untuk mendapatkan pria itu hampir tak ada. Namun, ia berekspektasi terlalu tinggi. Terlalu berharap jika Aaron Liu akan tertarik padanya.     

"Sialan! Apakah Aaron memang begitu kejam?" teriak perempuan itu sembari memegang sebotol minuman memabukkan di tangannya.     

Tiffany Mo merasa sangat kecewa atas sikap dingin dan juga tak acuh dari Aaron Liu. Ia merasa sangat terluka dan tak bisa menerima hal itu. Menjadikan sebuah hari ulang tahun paling menyedihkan di dalam hidupnya.     

Tanpa rasa takut akan hal apapun, Tiffany Mo duduk sendirian di samping hotel. Meski begitu, beberapa orang tetap mengawasi dirinya. Keluarga Mo tak mungkin membiarkan anak perempuan kesayangannya berada dalam bahaya.     

"Apakah kita perlu melapor pada Tuan Mo?" tanya salah seorang pengawal kepercayaan Keluarga Mo.     

"Aku sedikit ragu. Nona melarang kita untuk melaporkan hal ini. Namun, dengan kondisi Nona yang seperti ini, kita semua tak akan selamat jika Tuan Mo mengetahuinya." Terjadi sebelum dilema panjang di antara mereka.     

Apapun keputusan yang akan diambil, tetap akan di salahkan dari pihak lain. Benar-benar sebuah situasi yang sangat sulit bagi mereka semua. Hanya satu harapan saja, berharap jika Feng Mo sama sekali tak mengetahui kejadian itu.     

"Brengsek kamu Aaron! Tidak bisakah kamu memberikan sedikit cinta untukku?" Tiffany kembali berteriak dalam berbagai umpatan kasar pada Aaron Liu. Meski ia terlihat baik-baik saja saat pria itu pergi, hatinya sudah hancur berantakan.     

Tiffany sudah mengharapkan sesuatu yang tak mungkin. Jika pria itu bukan Aaron, mungkin ia bisa menduga dan memberikan harapan padanya. Sayangnya, istri dari Jiang Lily itu bukanlah seorang pria yang mudah jatuh cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.