Menantu Pungut

Kembali Menjadi Target!



Kembali Menjadi Target!

Di sebuah kamar hotel     

Aaron Liu dan juga Lee Hana benar-benar memeriksa beberapa berkas dan juga rancangan untuk gedung baru itu. Mereka sedang memeriksa beberapa hal yang memang sangat penting.     

"Apakah tak masalah jika Presdir meninggalkan Nona Tiffany?" cemas Lee Hana atas sikap dingin dari atasannya itu. Ia harus sedikit khawatir jika sikap kasar Aaron Liu akan menciptakan masalah baru.     

"Seharusnya tak masalah. Lagipula ... hubungan kamu tak sedekat itu untuk menghabiskan waktu bersama. Sepertinya Tiffany sedikit berlebihan dalam berharap. Padahal ia sendiri sudah mengetahui bahwa aku sudah memiliki seorang istri." Aaron Liu mencoba untuk menjelaskan hal itu pada Lee Hana.     

Aaron Liu bisa melihat jika Lee Hana tak terlalu senang dengan Tiffany. Segala tindakan yang dilakukan oleh perempuan itu terkesan begitu menggoda dan juga sengaja untuk menarik perhatiannya.     

Meski Aaron Liu mengatakan hal itu tak masalah, Lee Hana tetap saja merasa cemas. Apalagi status Tiffany adalah anak dari pemilik gedung yang telah disewa oleh Keluarga Jiang. Hal itu tentu saja menjadikan kekhawatiran tersendiri baginya     

Bukan karena takut pada Tiffany, Lee Hana hanya ingin memastikan jika segala berjalan sesuai rencana. Jangan sampai karena sebuah masalah kecil saja, bisnis yang akan mereka mulai menjadi sangat kacau.     

"Lebih baik Anda beristirahat saja, Presdir. Besok pagi kita akan sangat sibuk dalam beberapa hari ke depan," bujuk Lee Hana pada atasannya itu.     

"Kamu juga lekas beristirahat, Nona Lee. Aku akan kembali ke kamar." Aaron Liu bergegas keluar dari kamar itu. Ia langsung menuju ke sebuah kamar di sebelah.     

Kebetulan sekali Lee Hana sengaja memesan dua kamar yang bersebelahan. Ia hanya ingin memastikan jika bisa membantu atasannya tepat waktu.     

Hal itu jauh lebih baik. Daripada mereka berada di tempat yang terpisah dan membutuhkan waktu yang lama jika harus untuk membicarakan masalah bisnis.     

Sebelum Aaron Liu masuk ke dalam kamarnya, seseorang datang menghampiri. Ia sedikit terkejut atas keberadaan pria itu.     

"Maaf menganggu, Tuan." Pria itu terlihat sangat panik dan juga sedikit takut. "Nona Tiffany berada di luar dalam kondisi sangat mabuk. Dia terus memanggil nama Anda. Bisakah Anda membantu kami untuk membujuknya untuk pulang?" tanya orang itu memohon.     

"Aku akan melihatnya." Aaron Liu bergegas keluar dari hotel untuk melihat kondisi Tiffany.     

Perempuan itu benar-benar terlihat sangat menyedihkan. Tiffany sudah sangat mabuk dan terus saja meracau tanpa henti. Aaron Liu bisa menebak jika perempuan itu menjadi seperti ini karena terlalu kecewa padanya.     

Dengan susah payah, Aaron Liu membujuk Tiffany untuk masuk ke dalam mobil. Mereka harus membawa perempuan itu kembali ke rumahnya. Tak baik jika ia justru berulah di sana.     

Malam itu pun berlalu begitu cepat. Aaron Liu dan juga Lee Hana harus segera memulai apa yang seharusnya dimulai.     

Keesokan harinya, Aaron Liu dan juga Lee Hana memiliki sebuah tugas yang harus dilakukan mereka berdua, yang mana mereka berdua harus pergi ke gedung baru untuk perusahaan, sekalian mengecek dan melakukan pekerjaan lanjutan.     

Dan tanpa buang waktu, Aaron Liu dan Lee Hana lekas beranjak dari posisinya masing-masing, pergi dari hotel bersama-sama.     

Setelah berada di luar hotel, Aaron Liu menawarkan kepada Lee Hana yang berjalan dj sampingnya. "Mari kita langsung masuk ke mobil saja, Nona Lee."     

Lee Hana tak menolak, mengiyakan, "Baiklah, terserah kamu saja, yang jelas hari ini kita harus menyelesaikan tugas kita, pergi ke gedung baru yang sudah disewa oleh perusahaan, memastikan segalanya sebelum digunakan."     

"Tentu saja! Tugas itu pasti kita selesaikan dengan baik, Nona Lee!" sahut Aaron Liu, dia sedikit percaya diri dengan kemampuannya, apalagi dia selalu berhasil dalam menjalankan setiap tugasnya.     

Tak lama dari itu, Aaron Liu dan Lee Hana lekas menaiki mobil yang tentunya telah disiapkan oleh Tiffany sebelumnya.     

Dan tanpa basa-basi, Aaron Liu lekas menjalankan dan menginjak gas mobilnya, melesat ke jalanan kota, menuju ke gedung baru yang sudah menjadi tujuannya.     

Di sela-sela perjalanan mereka berdua, Aaron Liu tak lupa untuk mengajak bicara Lee Hana, agar suasana tak terlalu hening dalam prosesnya.     

Aaron Liu pu dengan cerdiknya membahas banyak hal dengan Lee Hana, sampai akhirnya belasan menit telah berlalu begitu saja, tak terasa.     

Dan tepat di saat tersebut, Lee Hana membuka mulutnya untuk bersuara, "Bukankah kita ini sudah hampir sampai dengan gedung barunya, Aaron?"     

Aaron Liu memanggutkan kepalanya, menjawab, "Kamu benar, Nona Lee."     

"Tapi entah kenapa, aku merasa jalanan ini terasa begitu sepi, padahal jalan-jalan sebelumnya tak seperti ini," lanjut Aaron Liu, dia merasa aneh dengan sekelilingnya yang terasa sepi, membuat dirinya bertanya-tanya dalam hatinya, 'Ada apa ya?'     

Aaron Liu pun terus melirik ke sana ke mari, sambil terus menginjak gas mobilnya, namun lama kelamaan dia malah merasa ada yang tak beres, saking sepinya!     

Lee Hana pun turut mengatakan, "Iya, Aaron. Jalan ini terlalu sepi, aku jadi mikir yang tidak-tidak!"     

"Aku pun begitu, dan semisal jika ada suatu hal buruk yang terjadi, Nona Lee tenanglah saja," timpal Aaron Liu.     

Sementara itu, Lee Hana menyipitkan kedua matanya, sebab bagaimana bisa dirinya tenang apabila ada suatu hal buruk yang terjadi? Terlebih dia adalah seorang wanita, yang mana pasti gampang cemas dan panik.     

Tak lama dari itu, Aaron Liu secara mendadak menghentikan mobilnya, lantaran ada sekumpulan orang yang seakan dengan sengaja menghadang laju mobilnya.     

Di saat tersebut, Aaron Liu mengerutkan keningnya, mengumpat dalam hatinya, 'Sialan! Pantas saja jalan terasa sepi, ternyata jalan ini sudah dimanipulasi hanya karena adanya sekumpulan orang yang memanglah berniat menghadangku itu!'     

Apa yang diumpatkan di dalam hatinya pun bukan hanya sekedar omong kosong semata, terlebih sudah sangat jelas bahwa sekumpulan orang yang kini menghadang mobil itu memanglah menargetkan Aaron Liu!     

Buktinya pun sudah sangat jelas, yang mana terdapat seorang pria kekar berambut hitam mencolok, nampak seperti pentolan (pemimpin) dari sekumpulan orang itu tengah berseru sekeras mungkin, "Kamu adalah Aaron Liu kan? Lebih baik keluarlah dari mobil, dan menghadalah kepadaku, si Blackie yang agung!"     

"Cepat turuti perkataanku, sebelum aku menghancurkan mobilmu dengan pentungan besi yang ada di tanganku ini!" ancam sosok pria yang mengaku bernama Blackie. Dia pun lalu mengacungkan senjata tumpul ke arah mobil yang dikendarai oleh Aaron Liu.     

Sementara itu, Aaron Liu sempat menyipitkan kedua matanya, tepat ketika mendengar nama Blackie!     

'Blackie? Kenapa namanya seperti nama anjing! Ah, tapi dipikir-pikir, dia memanglah seperti ... ' batin Aaron Liu, memandang lekat sosok pria kekar berambut hitam mencolok.     

Detik berikutnya, Aaron Liu mengembuskan nafas besar, mengeluh dalam lirihannya, "Haish, jika dipikir-pikir lagi, kenapa sih ada saja orang yang menargetkanku? Mengganggu pekerjaanku saja!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.