Menantu Pungut

Orang Ketiga!



Orang Ketiga!

0Nenek Jiang yang biasanya selalu bersikap tegas dan juga penuh kewibawaan seolah menjadi orang lain. Wanita tua itu sama sekali tak berniat untuk menyanggah seluruh ucapan dari Johnny Liu.     
0

Secara tak langsung, Nenek Jiang memang telah bersalah di masa lalu. Ia sendiri juga mengakui akan hal itu. Baik menghindar ataupun mengelak sama sekali tak ada gunanya lagi.     

"Apa maksud Papa mengatakan hal itu? Nenek Jiang tak mungkin tega menghilangkan nyawa seseorang!" Aaron Liu tak terima atas sebuah tuduhan serius yang telah dilemparkan oleh ayahnya. Ia tak percaya jika Nenek Jiang benar-benar melakukan sebuah tindak kejahatannya seperti yang telah dikatakan oleh ayahnya.     

"Cukup, Pa! Sejahat-jahatnya nenek saya, dia tak mungkin sampai melakukan pembunuhan seperti yang Anda katakan. Saya sangat mengenal nenek saya," celetuk Jiang Lily. Ia tak terima dengan tuduhan tak masuk akal itu. Rasanya benar-benar tak mungkin jika seorang wanita yang sudah membesarkannya sampai melakukan hal seperti itu.     

Nenek Jiang menghela nafas pelan. Ia sendiri tak tahu harus memulai dari mana segala penjelasan itu. Tak adil bagi Aaron Liu dan juga Jiang Lily. Pasangan itu sama-sama tak bisa menerima segala tuduhan itu.     

Mereka semua masih saling memandang penuh tanya. Berharap jika dua orang yang lebih tua itu bisa menjelaskan semuanya. Menahan rasa penasaran itu juga sangat menyiksa diri.     

"Nyonya Jiang memang tak secara langsung membunuh seorang wanita yang sudah melahirkan aku." Johnny Liu tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya. Ia merasa sangat tersiksa membayangkan sebuah kejadian paling menyakitkan yang terjadi selama hidupnya.     

"Ibunya meninggal karena bunuh diri," lanjut Nenek Jiang dengan suara parau dan terkesan berat dan sangat sedih. "Dan aku ... adalah penyebab nenekmu sampai memilih untuk mengakhiri hidupnya, Aaron.     

"Apa! Jadi memang benar Nenek yang membuat neneknya Aaron meninggalkan dunia?" Jiang Lily merasa terpukul dan juga sangat syok mendengar kenyataan itu. "Apa yang sebenarnya Nenek lakukan?" tanyanya kecewa.     

Jiang Lily tak bisa menutupi kekecewaannya pada Nenek Jiang. Dia sudah berpikir yang tidak-tidak mengenai wanita tua yang sudah sangat mencintainya itu. Rasanya terlalu sulit baginya untuk menerima sebuah kesalahan dari masa lalu.     

Sedangkan Aaron Liu, masih belum puas untuk sebuah penjelasan yang terkesan mengambang. Seharusnya mereka berdua masih harus menjelaskan secara detail mengenai sebuah kejadian yang sudah sangat lama terjadi.     

"Nyonya Jiang telah menjadi orang ketiga dari pernikahan kedua orang tuaku," sahut Johnny Liu atas rasa penasaran dari pasangan itu. "Alasan itu yang membuat nenekmu bunuh diri, Aaron."     

"Apa!" Aaron Liu cukup terkejut mendengar kenyataan pahit itu. Ia tak menyangka jika hubungan antara kedua keluarga sangatlah rumit. Sedikit banyak, ia mula paham alasan ayahnya melarang hubungan mereka berdua. Selain perasaan sakit hati, tentu saja ada rasa-rasa lainnya yang telah singgah di relung hati.     

Diam-diam, Jenny Liu mendengar pembicaraan mereka berdua. Ia merasa jika suaminya sedikit berlebihan. Tak seharusnya pria itu memojokkan Nenek Jiang. Wanita tua itu juga sebenarnya hanyalah seorang korban saja.     

Sayangnya, Johnny Liu selalu saja menyalahkan Nenek Jiang. Seolah wanita tua itu sudah menghabisi ibunya dengan begitu kejam. Jenny Liu merasa jika keadilan harus ditegakkan. Tak akan dibiarkan wanita itu harus menanggung kesalahan seorang diri.     

"Tak seharusnya Papa mencari sebuah pembenaran atas diri sendiri!" celetuk Jenny Liu dengan penuh kekecewaan. Ia juga mengetahui kejadian yang sebenarnya. Setidaknya, ayah dari suaminya sudah menceritakan seluruh kejadian yang sebenarnya.     

"Bukankah Mama juga mengetahui jika ibuku mati bunuh diri karena perselingkuhan mereka berdua. Ayahku yang terlalu bodoh hingga tergoda oleh Nyonya Jiang!" Johnny Liu sangat emosional kala itu. Pria itu terlalu kalut hingga tak bisa berpikir dengan obyektif. Dia harus merasa jika orang yang harus disalahkan adalah Nenek Jiang.     

Jenny Liu merasa harus meluruskan segalanya. Tak mungkin suaminya terus berpikir jika ibunya telah dibunuh oleh mantan kekasih dari ayahnya sendiri. Hal itu sama sekali tak pernah bisa memuaskan segala dendam dan juga kekesalannya.     

Nenek Jiang sudah sangat baik selama ini. Tak seharusnya ia mendapatkan sebuah hukuman menyakitkan seperti itu.     

"Nenek Jiang dan juga Kakekmu pernah menjalin hubungan kekasih. Sayangnya, kakekmu harus menikahi seorang perempuan pilihan keluarganya dan melupakan kekasihnya yang tak lain adalah Nenek Jiang. Beberapa tahun berjalan, kakekmu secara diam-diam masih berhubungan dengan Nenek Jiang. Hal itu diketahui oleh nenekmu tatkala ia menemukan tumpukan surat-surat. Nenekmu sangat murka dan tak bisa menerima hubungan gelap di antara mereka berdua. Ia memilih untuk bunuh diri daripada hidup bersama seorang pria yang tak mencintainya," terang Jenny Liu panjang lebar. Kisah itu tak pernah mau diterima oleh suaminya.     

Johnny Liu selalu berpikir jika ayahnya dan Nenek Jiang telah melakukan hubungan terlarang seperti orang-orang pada umumnya. Padahal mereka berdua hanya berkirim surat saling menanyakan kabar masing-masing.     

Itulah kebenaran yang selama ini tak pernah mau diterima oleh Johnny Liu. Pria itu hanya selalu menyalahkan seorang wanita yang sebenarnya juga telah menjadi korban atas sebuah perjodohan itu.     

"Bagaimana Anda bisa mengetahui kebenaran itu?" tanya Nenek Jiang pada Jenny Liu.     

"Sebelum ayah mertua meninggal, ia sempat menceritakan hal itu. Sampai akhir hidupnya, ayah mertua masih menyimpan cinta untuk Anda, Nyonya Jiang. Sayangnya, takdir begitu kejam dan tak membiarkan Anda berdua bisa bersama," ungkap Jenny Liu mengenai sebuah rahasia kecil Keluarga Liu.     

Bahkan Johnny Liu sendiri sama sekali tak benar-benar mengetahui mengenai kisah pahit mereka berdua. Nenek Jiang adalah seseorang yang paling dirugikan atas perjodohan itu. Ia baru menikah setelah beberapa tahun kemudian. Lebih tepatnya kala kekasihnya itu telah memiliki seorang anak dari wanita lain.     

Johnny Liu merasa tertampar atas perkataan itu. Ia sama sekali tak mengetahui apapun mengenai kebenaran itu. Pria itu pergi dari rumahnya begitu sang ibunda meninggal dunia. Hidup seorang diri dan membiarkan ayahnya hidup sendirian di Pulau Chyou.     

"Mengapa Mama tak pernah mengatakan kebenaran itu? Selama ini aku telah hidup dalam sebuah kebencian yang sangat menyiksaku," keluh Johnny Liu pada istrinya.     

"Jika Tuan Liu ingin membalas dendam atas segalanya. Tolong jangan melibatkan cucuku! Jiang Lily sudah sangat menderita selama ini." Nenek Jiang hampir saja berlutut di hadapan Johhny Liu. Namun, Jenny menghampiri dan menghentikannya.     

"Anda tak perlu berlutut pada suamiku, Nyonya. Segala yang terjadi memang di luar kendali kita. Lebih baik Anda pulang dan beristirahat dulu. Begitu kondisinya sudah semakin membaik, kita bisa kembali berbicara," bujuk Jenny Liu dalam tutur kata lembut dan penuh perhatian. "Antar Nyonya Jiang pulang, Aaron!" ucapnya pada sang anak kesayangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.