Menantu Pungut

Antara Benci Dan Dendam



Antara Benci Dan Dendam

0Johnny Liu merasa jika istrinya sudah sangat keterlaluan. Selama bertahun-tahun, Jenny Liu sengaja menyimpan kebenaran itu.     
0

Sudah sangat lama, Johnny Liu hidup dalam perasaan benci yang tak pernah padam. Ia selalu berniat buruk untuk menghancurkan Keluarga Jiang.     

"Mengapa Mama tak pernah mengatakan semua kebenaran itu? Aku benar-benar sangat berdosa telah menyimpan segala dendam dan juga kebencian itu," sesal Johnny Liu pada seorang wanita yang selama ini begitu setia kepadanya.     

"Apakah Papa pernah mau mendengarkan semua penjelasan mama? Setiap kali aku berusaha untuk mengatakan hal itu, Papa selalu pergi begitu saja. Bahkan ... di saat papa hampir meninggal kala itu, Papa sama sekali tak mau mengunjunginya. Hanya aku saja yang selalu di sampingnya," protes Jenny Liu atas segala sikap buruk dari suaminya. Ia benar-benar sangat kecewa dan juga sangat terluka saat itu.     

Johnny Liu merasa sangat bersalah dan juga sangat menyesal pada istrinya. Yang paling menyakitkan lagi, ia tak pernah sengaja datang menemui ayahnya saat masih hidup. Hal itu ternyata justru menjadi pukulan terbesar melebihi kematian ibunya sendiri.     

Bahkan saat pria tua itu menghembuskan nafas terakhir, Johnny Liu justru sibuk dengan segala bisnis dan usahanya. Hanya Jenny Liu saja yang selalu setia menemani ayah mertuanya hingga menutup mata.     

Wanita itu tanpa sadar meneteskan air mata. Jenny Liu masih bisa merasakan rasa sakitnya kala itu. Ia terluka karena ayah mertuanya tak bisa melihat anaknya untuk terakhir kali. Hal itu menyisakan luka mendalam baginya.     

"Maaf, Ma. Aku sangat menyesal telah melakukan kebodohan itu. Kebencian dan juga dendam di dalam hatinya telah menutupi mata dan juga hatiku," sesal Johnny Liu sembari memeluk erat istrinya. Sebuah momen paling berarti bagi pasangan yang sudah tak lagi muda.     

"Aku ingin Papa menyelesaikan kekacauan di Keluarga Jiang. Jika Papa tak mau membantu mereka, aku sendiri yang akan melakukan apapun untuk membuat JL Fashion kembali bersinar," gertak Jenny Liu pada suaminya.     

Tak jauh berbeda dari suaminya, Jenny Liu memiliki beberapa saham di seluruh kerajaan bisnis Keluarga Liu. Jika hanya untuk membangun kembali JL Fashion, itu bukanlah sesuatu yang sulit. Wanita itu bisa melakukan apapun untuk kebaikan anaknya.     

Johnny Liu tak mungkin berani melawan istrinya. Semua hal yang dimilikinya sekarang, merupakan hasil kerja keras antara dirinya dan juga Jenny Liu. Wanita itu selalu mendukungnya dengan berbagai cara hingga bisnis mereka menjadi sangat berkembang.     

Ada beberapa hal penting yang masih belum dikatakan oleh Johnny Liu. Ia hanya sedang menunggu sebuah kesempatan untuk mengungkapkan apa yang selama ini telah diketahuinya.     

"Mama tak perlu melakukan apapun. Kita tunggu saja sebentar. Namun sebelumnya, kita harus membicarakan masalah JL Fashion pada Nyonya Jiang. Ada banyak hal yang sepertinya tak diketahui oleh mereka semua." Johnny Liu cukup memahami segala masalah yang sedang dihadapi oleh Keluarga Jiang.     

"Papa jangan coba-coba untuk membohongi aku!" peringat seorang wanita yang sudah sangat sulit melakukan apapun untuk kebahagiaan anak semata wayangnya.     

Tak hanya itu saja, Jenny Liu juga sudah siap mengorbankan segala miliknya untuk memastikan jika Aaron Liu akan hidup dengan baik dan juga penuh kebahagiaan. Sebuah pengorbanan terbesar yang akan dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya.     

Jangankan hanya harta kekayaan, bahkan seorang ibu merelakan nyawanya untuk anak-anak mereka. Hal itu juga yang sedang dilakukan oleh Jenny Liu pada anaknya.     

Di kediaman Keluarga Jiang     

Aaron Liu dan juga Jiang Lily masih duduk bersama di sebuah kursi di ruang tengah. Mereka berdua baru saja mengajak Nenek Jiang untuk beristirahat. Terlalu banyak hal yang telah terjadi selama seharian. Wanita tua itu harus beristirahat meski hanya sebentar saja.     

"Apakah kamu sama sekali tak mengetahui keberadaan itu, Aaron?" tanya Jiang Lily pada suaminya. Perempuan itu masih sangat penasaran akan sebuah kita rumit yang telah menyeret Keluarga Liu dan Keluarga Jiang.     

"Tidak sama sekali. Baik papa maupun mama tak pernah menyinggung masalah itu. Tak jauh berbeda dengan Nenek Jiang. Beliau juga memilih untuk menyimpan lara itu sendirian. Jika mama tak datang segala kebenaran itu ... aku tak tahu lagi apa yang akan terjadi pada kita." Aaron Liu tak bisa membayangkan, jika sampai mereka berdua harus benar-benar terpisah dalam kondisi Jiang Lily yang sedang mengandung anaknya.     

Sebuah keajaiban dan juga keberuntungan baru saja mereka terima. Namun, masih ada banyak hal yang benar-benar menjadikan beban di dalam hatinya. Aaron Liu dan juga Jiang Lily harus memikirkan tentang nasib perusahaan dan juga Keluarga Jiang.     

Segala kegilaan Miranda Choi juga semakin membuat mereka harus berpikir lagi. Perempuan itu akan melakukan segala cara untuk menghancurkan bisnis Keluarga Jiang.     

Tak ada yang mengetahui motif yang sebenarnya dari perempuan itu. Entah mengapa Miranda Choi seolah hanya menargetkan Aaron Liu saja. Bahkan perempuan itu berjanji akan melepaskan Keluarga Jiang jika pasangan itu mau berpisah.     

Sayangnya hal itu bukanlah sesuatu yang begitu mudah. Apalagi mereka berdua sudah saling mencintai satu sama lain. Tak semudah itu untuk memisahkan pasangan suami istri yang sudah mengikat janji pernikahan.     

"Nenek juga tak pernah mengatakan mengenai masa lalunya. Sepertinya sekarang kita harus mencari cara untuk mempertahankan perusahaan," celetuk Jiang Lily pada suaminya.     

"Semoga saja hati papa terbuka dan mau membantu kita membereskan segala kekacauan itu. Tak mungkin jika pria tua itu begitu tega pada kita, Lily." Aaron Liu mencoba untuk menenangkan istrinya. Ia tak mungkin tega menambahkan beban pada calon ibu dari anak-anaknya.     

Pasang itu kembali sibuk dengan sebuah layar monitor yang sejak tadi sangat menyibukkan mereka. Sebenarnya, mereka berdua sedang memahami beberapa orang yang tiba-tiba harus terus mendesak JL Fashion hingga hancur.     

Aaron Liu dan juga Jiang sedang memantau perkembangan dari semua berita yang telah berkumandang begitu cepatnya.     

"Bukankah akan lebih baik jika kamu beristirahat, Lily?" bujuk Aaron Liu pada istrinya. Ia tak mau jika Jiang Lily sampai kelelahan dan jatuh sakit. Apalagi kondisinya semakin menurun sejak dia hamil.     

"Tidak bolehkah aku menemani kamu di sini saja, Aaron?" Jiang Lily mengatakan hal itu dengan nada memohon.     

Awalnya, Aaron Liu tak ingin jika istrinya tetap di sana. Namun, menyaksikan wajah memohon yang diperlihatkan oleh Jiang Lily. Ia pun menjadi tak k tega dan tak mampu menolak keinginan dari perempuan itu.     

Pria itu membiarkan Jiang Lily tetap duduk di sebelahnya. Ia sendiri terus memantau perkembangan mengenai berita menyangkut JL Fashion.     

Tak berapa lama, terlihat ponsel Aaron Liu berdering. Terlihat di layar seseorang yang sangat dikenalnya sedang melakukan panggilan.     

"Papa!" seru mereka berdua terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.