Menantu Pungut

Seseorang Dari Masa Lalu



Seseorang Dari Masa Lalu

0Jenny Liu sama sekali tak mengerti maksud dari ucapan suaminya. Secara tak langsung, Johnny Liu sedang menuduh Jiang Lily berhubungan dengan pria lain.     
0

"Apakah Papa pikir jika Jiang Lily juga mengkhianati Aaron seperti Miranda?" tanya seorang wanita yang sedang berjuang untuk kebahagiaan anaknya.     

"Kita akan mengetahui jawabannya nanti." Pria itu sama sekali tak berniat untuk menjelaskan apapun pada istrinya. Ia sendiri juga belum yakin akan hal itu.     

Dari beberapa informan yang dibayarnya, Johhny Liu mengetahui jika hubungan Aaron Liu dan juga istrinya sempat merenggang. Bahkan perempuan itu sampai tinggal sendirian di apartemen.     

Lebih buruknya lagi, Jiang Lily terlihat bersama dengan seorang pria dari Keluarga Hu. Hal itulah yang membuat pria itu sempat meragukan kehamilan menantunya. Tak ada yang tahu mengenai hal itu selain Jiang Lily sendiri.     

"Apakah kita perlu menjelaskan pada Aaron mengenai alasan kita berpura-pura bangkrut?" tanya Jenny Liu pada suaminya.     

"Aaron pasti sudah menebaknya sejak mengetahui keberadaan kita. Mulai sekarang, kita tak perlu bolak-balik ke Pulau Chyou untuk bersandiwara menjadi seorang petani anggur. Aku sudah mempercayakan pabrik anggur pada penduduk asli Pulau Chyou. Kita hanya tinggal memantau dari sini saja," jelas Johnny Liu panjang lebar mengenai sebuah pabrik anggur milik Keluarga Liu di Pulau Chyou.     

Tak berapa lama, Aaron Liu menghampiri ayah dan juga ibunya. Ia tak ingin merepotkan mereka berdua. Lagipula ... sudah berbulan-bulan pria itu hidup sendirian tanpa seorang pun di sisinya. Hanya Keluarga Jiang saja yang memberikan dukungan padanya.     

Di kala semua orang meninggalkan dirinya, hanya Nenek Jiang yang hadir dan menawarkan kehidupan yang jauh lebih baik. Bahkan wanita tua itu memperlakukan dirinya dengan sangat baik.     

"Lebih baik Papa dan Mama pulang saja. Biar aku yang menjaga istriku," usir Aaron Liu tanpa basa-basi. Ia benar-benar tak ingin terlalu lama merasakan kekecewaannya pada ayah dan ibunya.     

"Ikutlah kami kembali ke Keluarga Liu, Aaron! Papa akan memberi segala fasilitas mewah padamu. Papa juga akan menyerahkan perusahaan padamu," bujuk Johnny Liu pada anak semata wayangnya. Ia tak ingin kehilangan anak tunggalnya itu.     

"Aku tak akan meninggalkan Jiang Lily, Pa. Dia adalah istriku, apalagi ada seorang bayi yang tumbuh di dalam perutnya. Itu adalah anakku!" tegas Aaron Liu pada ayahnya.     

Samar-samar ia mendengar saat kedua orang tuanya membahas soal kehamilan Jiang Lily. Pria itu juga mendengar saat Johnny Liu mengatakan jika anak itu bukanlah anaknya. Rasanya hati Aaron Liu hancur berantakan. Ia tak percaya jika ayah dan ibunya bisa berpikir seperti itu.     

Bahkan Aaron Liu sangat siap jika harus melepaskan segalanya. Toh ... selama ini ia juga hidup tanpa bantuan dari Keluarga Liu. Justru Keluarga Jiang yang selama ini mencukupi kebutuhannya.     

"Bagaimana kamu begitu yakin, Aaron? Bukankah istrimu pernah kabur dengan pria lain?" lontar Johnny Liu dengan begitu jelas.     

"Meski Jiang Lily begitu ceroboh dan juga tak berpikir panjang, ia selalu menjaga dirinya. Papa tak perlu mencemaskan hal itu," jawab Aaron Liu dengan beberapa penekanan dalam setiap kata yang diucapkannya.     

"Meski itu benar-benar anakmu, papa tak bisa menerima istrimu menjadi bagian dari Keluarga Liu. Hal itu tak bisa dilupakan begitu saja. Keluarga Liu tak pantas untuk kita." Lagi-lagi Johnny Liu mengatakan hal itu. Dia benar-benar tak bisa menerima Jiang Lily sebagai menantu.     

Aaron Liu masih begitu penasaran mengenai alasan itu. Ia benar-benar berpikir jika ayahnya terlalu berlebihan. Jika hal itu dinilai dari harga dan juga kekayaan Keluarga Jiang, seharusnya bukan masalah besar.     

Lantas ... mengapa Johhny Liu sangat tak menyukai Keluarga Jiang? Hanya dia sendiri yang mampu menjelaskan hak itu secara detail.     

"Apa alasan Papa tak bisa menerima istriku?" desak Aaron Liu agar ayahnya mau menjelaskan segalanya.     

"Papa akan menjelaskan hal itu setelah istrimu sembuh. Akan tiba saatnya untuk mengungkapkan kebenaran itu." Tak ada penjelasan ataupun jawaban yang diberikan oleh Johhny Liu. Ia hanya mengatakan jika ada waktunya kebenaran akan segera terungkap.     

Hal itu memunculkan sebuah rasa penasaran yang semakin besar dan sangat menyesakkan. Aaron Liu harus dihadapkan dengan teka-teki yang ia sendiri tak mengetahui jawabannya. Hal itu bisa saja menjadi siksaan yang cukup berat baginya.     

Tak jauh dari kedua pria itu, Jenny Liu ingin sekali membuka kebenaran itu. Sayangnya, ia tak memiliki hak untuk mengatakannya. Apalagi sebuah kebenaran yang telah dinantikan oleh anaknya itu menyangkut keluarganya dan juga Keluarga Jiang. Menjadikan dirinya tak mampu melakukan apapun untuk anak kesayangannya.     

'Kebenaran apa yang sengaja mereka sembunyikan dariku? Apakah mereka berdua tak puas dengan menghukum aku seperti ini? Bagaimana aku tak menyadari jika kebangkrutan itu hanyalah rekayasa saja?' Timbul banyak pertanyaan di dalam benak Aaron Liu. Ia merasa sangat bodoh telah masuk ke dalam permainan keluarganya.     

Sabar! Hanya kata itu saja yang bisa menghiburnya kali ini. Tak ada hal apapun yang bisa dilakukannya untuk memaksa Johhny Liu mengatakan semuanya.     

"Pasien akan segera dipindahkan ke ruang perawatan, Tuan," ucap seorang perawat yang akan membantu memindahkan Jiang Lily dari IGD menuju ke ruang perawatan.     

"Baiklah! Saya akan ikut ke ruangan." Aaron Liu berjalan ke sebuah ruangan terbaik di rumah sakit itu. Tak ada hal yang bisa dilakukannya.     

Jiang Lily masih saja belum membuka matanya. Dokter mengatakan jika kondisinya begitu lemah dan juga sangat mengkhawatirkan. Perempuan hamil itu harus benar-benar pulih demi dirinya dan juga anaknya.     

Begitu mereka sampai ke ruangan, Aaron Liu langsung duduk di sebelah istrinya. Pria itu menggenggam erat kedua tangan Jiang Lily. Rasanya begitu menyesakkan melihat istrinya tak berdaya.     

Di sisi lain, Nenek Jiang tampak terburu-buru keluar dari mobil. Ia pun bergegas untuk masuk agar segera bisa menemui cucunya. Hingga tanpa sengaja ia menabrak Jenny Liu yang kebetulan baru saja keluar dari rumah sakit.     

"Maaf sudah menabrak Anda, Nyonya." Nenek Jiang merasa bersalah karena telah membuat perempuan itu hampir terjatuh.     

"Tak masalah, Nyonya. Lain kali, Anda harus berhati-hati." Jenny Liu tersenyum ramah pada wanita tua itu.     

Sedangkan Johhny Liu ... pria itu masih saja terkejut atas keberadaan sosok wanita tua. Dia cukup yakin jika seseorang yang sedang berbicara dengan istrinya adalah Nenek Jiang.     

Namun pria itu mencoba untuk mengendalikan dirinya. Jonny Liu akan menunggu waktu yang tepat. Rasanya sangat tak nyaman harus menahan segala perasaan yang semakin bergejolak setelah pertemuan itu.     

"Apakah Anda sedang sakit, Nyonya? Kami bisa menemani Anda bertemu dengan dokter?" Itu hanya untuk memastikan jika wanita itu ada seseorang yang dikenalnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.