Menantu Pungut

Merasa Dipermainkan



Merasa Dipermainkan

0"Sepertinya sah-sah saja jika aku ingin melakukan sesuatu padamu, Lily," goda Aaron Liu pada istrinya.     
0

Pasangan itu saling memandang satu sama lain dengan tatapan tajam dan penuh arti. Terlukis perasaan cinta yang mendalam dalam setiap sorotan mata mereka berdua.     

Dengan gerakan pelan namun pasti, Aaron Liu mencoba untuk mendekatkan wajahnya. Ia berpikir untuk memberikan sebuah kecupan mesra pada istri kesayangannya. Hingga momen itu benar-benar terjadi dan tak mampu ditolak oleh Jiang Lily.     

"Hentikan, Aaron! Ada orang lain di dalam mobil ini." Jiang Lily berpikir untuk menolaknya.     

"Aku tak peduli Lily, kamu hanyalah milikku!" Begitulah kalimat penegakan yang baru saja diucapkan oleh Aaron Liu.     

Dalam sekejap saja, pria itu sudah berhasil menguasai situasi dan juga posisi yang begitu menantang. Dua bodyguard itu pas sangat tahu apa yang dilakukan oleh mereka berdua. Hanya pura-pura tak melihatnya adalah sebuah pilihan terbaik.     

Hingga tiba-tiba saja ....     

Terdengar suara benturan keras dari depan mobilnya. Sebuah mobil tiba-tiba berhenti mendadak di jalanan yang seharusnya tak terlalu ramai kala itu. Si bodyguard tak bisa menghindar lagi.     

Terjadilah sebuah tabrakan keras dan juga sangat mengejutkan. Aaron Liu dan juga Jiang Lily langsung panik dan juga sangat cemas. Mereka akhirnya meminggirkan mobil untuk memastikan kondisi pengemudi di depannya.     

"Ada apa ini?" Aaron Liu yang tadinya ingin bermesraan dengan sang istri, justru dikejutkan dengan tabrakan itu.     

"Ada sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti mendadak, Tuan. Saya akan turun dan memeriksanya." Dia bodyguard itu akhirnya turun dari mobil. Mereka harus memastikan kondisi dari penumpang dan juga pengemudi mobil di depannya.     

"Apakah Tuan baik-baik saja?" cemas si bodyguard pada seorang pria yang terlihat berada di mobil itu sendirian.     

Pria itu membuka pintu mobil dan langsung keluar dari sana. Terlihat sorotan penuh amarah tergambar sangat jelas di wajah. Seolah ia tak terima karena mobilnya tertabrak.     

Belum juga terjadi percakapan apapun, suasana cukup menegangkan dan penuh tekanan. Pria itu benar-benar memiliki aura yang sangat menakutkan.     

"Apakah kalian ingin membunuh aku?" tuduh si pria yang merasa tak terima karena mobilnya tak sengaja tertabrak.     

"Sepertinya Anda sedikit berlebihan, Tuan. Sudah sangat jelas jika mobil Anda berhenti mendadak. Mengapa jadi kami yang bersalah?" balas si bodyguard dengan nada kesal karena tuduhan tak masuk akal.     

"Kalian benar-benar tak tahu diri! Lebih baik kita ke kantor polisi saja!" gertak pria itu dengan nada ketus dan begitu menyakinkan.     

Suasana semakin menegangkan dan cukup mengintimidasi. Hal itu menarik perhatian bagi Aaron Liu yang kebetulan memperhatikan perbincangan mereka semua.     

Tak ingin membuang waktu, Aaron Liu pun berniat untuk melihat kondisi di luar. Ia tak mungkin berdiam diri tanpa melakukan apapun.     

"Tunggu di dalam mobil, Lily! Aku akan menemui pria itu," bujuk Aaron Liu pada istrinya.     

"Baiklah. Cepatlah kembali." Jiang Lily masih sangat panik dengan kejadian yang sangat tiba-tiba itu.     

Aaron Liu membuka pintu mobil lalu berjalan ke arah keributan itu. Ia bisa melihat jika pemilik mobil itu sangat murka dan tak bisa mengendalikan emosinya.     

Entah berhasil atau tidak, ia harus bisa membuat pria itu mampu menahan dirinya. Sudah sangat jelas jika pengemudi mobil itu tak ingin menjadi pihak yang bersalah.     

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Aaron Liu dengan wajah datar.     

"Pengemudi ingin membawa hal ini ke kantor polisi," jawab salah seorang bodyguard yang berdiri tak jauh dari mereka.     

"Ayo kita langsung ke kantor polisi, Tuan. Tak masalah jika kita sama-sama mendekam di tahanan." Aaron Liu mengatakan hal itu tanpa beban sedikit pun. Ia sama sekali tak takut dengan ancaman apapun.     

Pria itu justru menatap heran Aaron Liu. Ia sama sekali tak menanggapi ucapan suami dari Jiang Lily. Seolah ada sesuatu hal yang sangat menarik perhatiannya.     

Mereka bertiga menjadi sedikit aneh dengan ekspresi dari pria itu. Ada sesuatu yang sedang ditahannya di dalam hati.     

"Apakah Anda Tuan Aaron Liu?" celetuk pria itu setelah terdiam beberapa lama. Dia sangat yakin jika pria yang berada di hadapannya adalah seseorang yang dikenalnya.     

"Apakah Anda mengenal saya, Tuan?" Aaron Liu masih mencoba untuk mengingat sosok pria yang baru saja ditabrak itu. Namun, ia justru mendapatkan sebuah kejutan kecil .     

"Tentu saja, Tuan. Saya sudah bertahun-tahun menjadi supir pribadi Keluarga Liu. Mungkin Anda tak mengingat saya, tapi saya sangat mengingat anak tunggal dari Tuan Johnny Liu dan Nyonya," jelas seorang pria yang mengaku jika pernah menjadi supir Keluarga Liu.     

Aaron Liu sangat terkejut dengan hal itu. Ia mencoba mengingat sosok pria yang telah bekerja untuk keluarganya. Sayangnya, kejayaan Keluarga Liu telah sirna. Tak ada lagi kekayaan dan kekuasaan seperti sebelumnya.     

Sulit untuk dipercaya jika Keluarga Liu bisa kehilangan segalanya dalam waktu semalam. Hal itu seperti sebuah mimpi buruk yang tiba-tiba menjadi kenyataan.     

"Bagaimana dengan mobil Anda, Tuan? Apakah Anda masih ingat ke kantor polisi?" Aaron Liu hanya ingin memastikan jika mantan supir keluarganya itu tak akan memperpanjang masalah.     

"Mana berani saya melaporkan Anda, Tuan. Tuan Liu bisa murka dan langsung membuang saya seperti sampah," jawab si pria dengan begitu lancar. Seolah ada sesuatu hal yang tak diketahui oleh Aaron Liu.     

"Membuang? Apa maksud Anda, Tuan? Bukankah semua orang telah diberhentikan?" Muncul kecurigaan di dalam hati Aaron Liu. Ia merasa ada yg aneh di setiap ucapan pria itu.     

Pria itu tersenyum hangat pada anak dari majikannya. Ia sangat tahu jika Aaron Liu sama sekali tak mengetahui banyak hal yang tengah direncanakan oleh keluarganya sendiri.     

Setelah berpikir beberapa lama, pria itu akhirnya membuka mulutnya. Mungkin sudah saatnya Aaron Liu mengetahui segalanya.     

"Meski kami semua sudah tak bekerja di istana Keluarga Liu, Tuan Liu masih membayar gaji kami setiap bulan. Beliau juga berjanji akan mempekerjakan kami lagi," ungkap pria itu penuh keyakinan.     

"Apa! Papa tetap membayar gaji kalian? Aku tak percaya dengan rencana rahasia yang telah direncanakan di belakangku." Aaron Liu tampak kecewa. Dia benar-benar tak ingin jika keluarganya sengaja menyembunyikan kebenaran itu.     

"Anda bisa bertanya langsung pada Tuan Liu. Hari ini beliau ada di meeting room di sebuah hotel untuk memberikan gaji bulanan kami, Tuan," terang seorang pria yang sudah bekerja cukup lama untuk keluarganya.     

Aaron Liu akhirnya menanyakan keberadaan ayahnya. Dia harus mencari keberadaan yang sesungguhnya. Rasanya seperti telah dipermainkan oleh keluarganya sendiri.     

"Ganti seluruh biaya perbaikan mobil! Kita ke hotel sekarang!" Aaron Liu sudah tak sabar ingin melihatkan sendiri keberadaan ayah dan juga ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.