Menantu Pungut

Sindiran Untuk Jiang Lily



Sindiran Untuk Jiang Lily

0Jiang Lily tersenyum kecut mendengar hal itu. Cemburu? Tentu saja! Lee Hana seolah bukan lawan tak sepadan baginya. Ia merasa jauh tertinggal dari seorang perempuan cantik yang menjadi manajer produksi di perusahaannya.     
0

"Apa tanggapan kamu mengenai hal itu, Aaron?" tanya Jiang Lily dalam sorotan cemas dan juga takut jika suaminya sampai tergoda oleh Lee Hana.     

"Aku langsung menolak ide konyolnya itu, Lily. Mana mungkin aku tega mengkhianati kamu dan anak kita. Sampai kapanpun, hanya kamu yang kucintai, Istriku. Hal itu tak akan pernah berubah," ungkap Aaron Liu pada sosok perempuan yang sebentar lagi akan melahirkan anaknya.     

Pria itu menatap lembut wajah sang istri, membelai penuh perasaan kepala Jiang Lily dengan penuh cinta. Sekilas ... Aaron Liu mendaratkan sebuah kecupan yang terasa begitu hangat dan penuh makna.     

Sebuah momen kecil namun sangat berharga bagi Jiang Lily. Suaminya itu selalu saja memperlakukan dirinya dengan cinta yang begitu dalam. Semakin jelas kesungguhan hati Aaron Liu kepadanya.     

"Terima kasih, Aaron. Setelah segala kegilaan yang telah aku lakukan, kamu masih saja mau menerima aku sebagai istrimu," ujar Jiang Lily pada ayah dari calon anaknya.     

"Sudah menjadi kewajibanku untukll mencintai dan juga menjagamu, Lily." Begitulah sebuah kalimat balasan yang dikatakan oleh Aaron Liu pada istrinya.     

Mereka berdua berbincang sebentar hingga akhirnya keluar untuk makan malam. Di sana, Nenek Jiang sudah menunggu untuk menikmati hidangan yang sudah tersaji di atas meja.     

Wanita tua itu cukup bahagia bisa mendapati pasangan itu bisa saling mencintai. Terasa jauh lebih tenang menyaksikan mereka bersama.     

"Bagaimana persiapan pameran untuk besok, Aaron?" tanya Nenek Jiang pada pria yang cukup untuk membuatnya sangat bangga memilikinya.     

"Semua persiapan hampir selesai, Nek. Nona Lee sudah hampir menyelesaikan beberapa desain yang akan dipajang di pameran. Nanti malam kami akan ke lokasi pameran untuk memeriksa kesiapannya," jelas Aaron Liu mengenai sebuah kondisi yang sebenarnya cukup membuatnya cemas.     

Apalagi ... Aaron Liu juga melihat sendiri jika seorang pengacau sengaja dikirimkan ke pabrik. Bukan tak mungkin bagi mereka untuk melakukan sesuatu yang tak jauh berbeda dari itu.     

Namun, Aaron Liu sama sekali tak ingin mengatakan sesuatu yang membuat Nenek Jiang menjadi sangat cemas. Pria itu tak mau membuat dua wanita kesayangannya itu menjadi terlalu khawatir akan hal itu.     

"Katakan saja jika kamu membutuhkan bantuan nenek, Aaron. Aku pasti akan berusaha untuk membantu apapun untuk kelancaran pameran esok hari." Nenek Jiang sangat siap untuk memberikan bantuan apapun pada menantu kesayangan di Keluarga Jiang itu.     

"Aku sangat senang jika Nenek bisa membantu aku. Tapi lebih baik jika Nenek istirahat saja malam ini. Besok pagi, barulah kita bisa ke pameran bersama," bujuk Aaron Liu agar Nenek Jiang tak kelelahan karena harus ikut mengurus semuanya.     

"Apakah malam ini kamu akan melihat lokasi pameran, Aaron? Bolehkah aku ikut denganmu?" sahut Jiang Lily setelah terdiam beberapa saat. Ia sangat ingin menemani suaminya malam itu.     

Bukan tanpa alasan, Jiang Lily ingin memastikan jika Lee Hana tak lagi mendekati suaminya. Tak bisa dipungkiri jika perempuan itu begitu cemas dan juga takut jika sampai terjadi sesuatu yang di luar dugaan.     

Setidaknya Jiang Lily bisa melihat sendiri bagaimana sikap dari Lee Hana kepadanya. Sangat tak baik jika perempuan itu terus mendekati suaminya terus menerus.     

Aaron Liu tentu saja adalah seorang pria biasa. Ia bisa saja menjadi tergoda dan tergiur oleh bujuk rayu dari Lee Hana. Jika hal itu sampai terjadi, akan menjadi mimpi buruk bagi Jiang Lily seumur hidupnya.     

"Akan lebih baik jika kamu di rumah saja, Lily. Kamu bisa kelelahan jika ikut aku ke lokasi pameran malam ini," bujuk Aaron Liu pada seorang perempuan yang tak lain adalah istrinya sendiri.     

"Mengapa, Aaron? Apakah kamu ingin berdua saja dengan Nona Lee? Atau kamu tak ingin aku menggangu kalian berdua?" tuduh Jiang Lily dalam kecemburuan yang kian memuncak dasar hati.     

Perempuan itu selalu saja sangat cemburu jika itu berhubungan dengan Lee Hana. Tak peduli dengan alasan apapun, Jiang Lily akan memaksa suaminya agar mau mengijinkan dirinya untuk ikut ke sebuah hotel di mana pameran akan digelar.     

Nenek Jiang sedikit terkejut mendengar beberapa pertanyaan dari cucunya. Ia sama sekali tak paham dengan alasan Jiang Lily sampai menyeret nama seorang perempuan cantik kepercayaannya itu.     

"Ada apa ini, Lily? Mengapa kamu melibatkan Lee Hana dalam hubungan kalian?" tanya Nenek Jiang dengan ekspresi heran dan juga sangat penasaran. Ia ingin mengetahui sebuah alasan yang membuat cucunya menjadi begitu cemas.     

"Apakah Nenek tak tahu? Nona Lee menyukai Aaron, Nek. Aku takut jika dia sampai merebut suamiku," sahut Jiang Lily emosional. Ia benar-benar sangat tak ingin jika manajer produksi di perusahaannya sampai menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.     

"Apakah itu benar, Aaron?" desak Nenek Jiang agar pria itu mau menjelaskan situasinya.     

Aaron Liu sama sekali tak mengatakan apapun. Ia menganggukkan kepala tanpa menjelaskan mengenai hal itu. Sebenarnya, ia sendiri yakni melibatkan Nenek Jiang dalam hal itu.     

Sayangnya, Jiang Lily sudah mengatakan mengenai hal itu secara langsung pada Nenek Jiang. Pada awalnya, Aaron Liu ingin menyelesaikan hal itu tanpa membebani seorang wanita tua yang sudah berjuang cukup lama.     

Ada satu hal lagi yang menjadi kecemasan Aaron Liu. Ia sangat tahu jika hubungan Nenek Jiang dan juga Lee Hana terjalin dengan sangat baik. Pria itu tak bermaksud untuk merusak apapun yang telah terjalin sangat baik selama ini.     

"Besok pagi, aku akan berbicara dengan Lee Hana. Semoga saja dia tak sungguh-sungguh akan hal itu. Tak biasanya dia menyukai seorang pria. Selama ini, Lee Hana sama sekali tak berminat dengan pria manapun. Padahal bukan banyak pria yang mencoba untuk mendekatinya," terang Nenek Jiang mengenai seorang perempuan yang selama ini sudah sangat dipercayainya.     

"Apakah tak masalah jika Nenek menanyakan hal itu secara langsung padanya, Nek? Bagaimana jika dia tersinggung?" cemas Aaron Liu atas hubungan baik antara Nenek Jiang dan juga Lee Hana. Dia hanya tak ingin hubungan baik itu hancur karena dirinya.     

"Tak perlu cemas, Aaron! Aku sangat mengenal Lee Hana. Jika Lily memang mau ikut ke lokasi pameran, pergilah bersamanya. Lebih baik aku menghadapi Lee Hana daripada harus memenangkan anak nakal itu," sindir Nenek Jiang pada cucunya sendiri.     

Jiang Lily terlalu sulit untuk dikendalikan. Perempuan itu bisa saja melakukan hal-hal nekat yang sulit dihentikan. Bahkan, Nenek Jiang sendiri terkadang begitu lelah dengan tingkah cucunya sendiri.     

"Apakah Nenek sedang menyindir aku?" ketus Jiang Lily.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.