Menantu Pungut

Merasa Terancam



Merasa Terancam

0Terlihat wajah masam dan juga tak senang kala Jiang Lily mendengar ucapan Nenek Jiang. Sindiran itu sudah sangat jelas jika ditujukan untuk dirinya.     
0

Hal itu menjadikan istri dari Aaron Liu itu merasa tak senang dan juga sedikit tersinggung. Dia sangat aku jika neneknya cukup dekat dengan Lee Hana.     

Bagaimana jika Nenek Jiang justru mendukung hubungan Aaron dan juga Lee Hana? Pertanyaan itu juga yang menjadi kecemasan tersendiri bagi Jiang Lily. Dia terlalu takut jika suaminya akan tergoda pada perempuan itu.     

"Itu bukanlah sindiran namun fakta, Lily. Rasanya tak pantas jika kamu mengelaknya sekarang," balas Nenek Jiang atas kekesalan dari cucunya sendiri. Ia bisa melihat jika Jiang Lily sangat tak senang akan hal itu.     

"Aku hanya terlalu ceroboh saja, Nek. Tapi aku cukup bisa mengendalikan diri dan tak terlalu membuat masalah," sahut seorang perempuan yang tengah mengandung trimester pertama.     

"Iya! Dalam khayalan saja!" ketus Nenek Jiang atas jawaban tak masuk akal dari cucunya.     

Sudah sangat jelas jika karena ulah Jiang Lily, perusahaan merugi cukup banyak. Aaron Liu dan juga Nenek Jiang harus melakukan segala hak untuk memastikan kondisi keuangan JL Fashion. Segala tindakan dan juga kegilaan perempuan itu telah berhasil mengacaukan segalanya.     

Bahkan hanya karena cinta masa kecilnya, Jiang Lily sampai begitu bodoh hingga telah ditipu oleh Hu Xianxu. Dan jumlahnya tentu saja tak sedikit. Selain untuk membeli beberapa sahabat, pria itu juga telah memanipulasi perjanjian jual beli apartemen.     

"Sebaiknya kalian segera berangkat dan memastikan semuanya sudah siap. Setelah itu, kalian segeralah pulang. Jangan sampai kelelahan! Banyak hal yang harus kita lakukan esok hari," bujuk Nenek Jiang agar mereka berdua mau mengikuti sarannya.     

"Baiklah, Nek. Kami akan segera bersiap sekarang juga," jawab Aaron Liu cukup sopan. "Apakah kami jadi ikut ke lokasi pameran, Lily?" tanyanya pada sang istri.     

"Apakah kamu berharap aku tak ikut?" kesal Jiang Lily sebelum ia bangkit berdiri dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar.     

Aaron Liu hanya bisa menggelengkan kepala saja. Ia bisa melihat jika istrinya sedang sangat kesal. Pria itu harus berhati-hati agar tak menimbulkan gesekan-gesekan yang mungkin saja akan membuat dirinya bermasalah.     

Sedangkan Nenek Jiang justru terkekeh menyaksikan pasangan suami istri itu. Untung saja, Aaron Liu adalah seorang pria yang sangat sabar. Sehingga tak terlalu sulit mengahadapi kekonyolan cucunya itu.     

"Kamu harus jauh lebih bersabar, Aaron. Semoga saja dia bisa berubah setelah kalian memiliki seorang buah hati nantinya." Nenek Jiang selalu mendoakan hal terbaik bagi mereka berdua. Kebahagiaan mereka adalah yang paling utama.     

"Aku mengerti, Nek. Untung saja cintaku cukup besar baginya, jika tidak ... bisa-bisa aku melarikan diri gara-gara tak sanggup menghadapinya." Pria itu terkekeh kecil mengatakan hal itu. Walau bagaimanapun, Jiang Lily adalah istrinya. Tentu saja Aaron Liu akan memperlakukan istrinya dengan sangat baik.     

Hal itulah yang ingin didengar oleh Nenek Jiang. Bukan karena apa-apa, ia hanya ingin mendengar Aaron Liu mengatakan seberapa besar cintanya pada Jiang Lily.     

Sangat beruntung Nenek Jiang bisa menemukan Aaron Liu kala itu. Jika bukan pria itu yang menikahi cucunya, segalanya mungkin bukan sesuatu yang baik. Bisa saja pria lain akan memperlakukan cucunya yang sangat manja itu dengan kasar. Apalagi Jiang Lily bukanlah sosok perempuan yang mudah dihadapi.     

Tak berapa lama, Jiang Lily dan juga Aaron Liu telah bersiap untuk berangkat ke lokasi pameran. Mereka sendiri harus memastikan jika segala persiapan telah selesai.     

"Berhati-hatilah! Segera pulang begitu selesai!" bujuk Nenek Jiang pada mereka berdua.     

"Baiklah, Nek. Sebaiknya Nenek juga segera beristirahat. Kami berangkat dulu, Nek," pamit Aaron Liu sebelum mereka berdua masuk ke dalam mobil lalu bergegas pergi ke lokasi tujuan.     

Kali ini mereka berdua tak sendirian. Ada dua bodyguard yang tentu saja mengantar perjalanan mereka. Bukan karena takut atau apa-apa, segalanya dialkukan untuk keselamatan mereka berdua.     

Terlebih ... kali ini Aaron Liu membawa serta sang istri. Pengamanan jauh lebih diperketat. Selain dua bodyguard yang berada satu mobil dengannya, ada sebuah mobil yang juga mengawal perjalanan mereka.     

Begitu sampai di lokasi, terlihat suasana tampak sangat ramai. Beberapa perusahaan fashion juga ikut terlibat dalam sebuah pameran bergengsi yang esok pagi akan dibuka. Akan ada banyak kesempatan terbaik untuk melakukan promosi terbaik di sana.     

"Sebaiknya kita langsung masuk saja. Di sini terlalu ramai," bujuk Aaron Liu pada Jiang Lily yang terlihat sedang memperhatikan sekeliling.     

"Baiklah!" jawab perempuan itu.     

Aaron Liu merangkul pundak Jiang Lily lalu berjalan masuk ke pintu utama. Penjagaan di sekitar hotel cukup ketat. Hanya orang-orang yang membawa tanda pengenal khusus saja yang bisa memasuki lokasi pameran.     

Tentu saja sangat mudah bagi Aaron Liu untuk masuk ke sana. Mereka berdua langsung menuju ke sebuah titik di mana JL Fashion akan memperlihatkan semua desain terbaik untuk pameran itu.     

"Apakah semua berjalan lancar, Nona Lee?" tanya Aaron Liu begitu ia berada tak jauh dari lokasi pameran.     

"Sudah hampir selesai, Presdir. Semua persiapan juga telah selesai tadi sore. Kita hanya perlu mendisplay saja untuk acara besok pagi," jelas Lee Hana pada seorang pria yang tadi siang telah menolaknya.     

Jiang Lily memperhatikan sekeliling, ia merasa jika ada yang aneh di sana. Tak satupun desain yang sudah digambar ada di sana. Hal itu tentu saja memunculkan tanda tanya besar baginya. Ia berpikir jika Lee Hana sengaja ingin menampilkan hasil rancangannya sendiri.     

Rasanya menjadi sangat kecewa akan hal itu. Jiang Lily tak menyangka jika Lee Hana akan bertindak selicik itu. Sayangnya, ia tak mungkin mengacaukan segalanya di hadapan semua orang yang juga tengah mempersiapkan segalanya.     

Ada satu alasan lagi yang memaksa Jiang Lily untuk tetap diam. WM Fashion berada tepat di sebelah mereka. Sangat menarik dan sangat menyesakkan bagi JL Fashion.     

"Apa kabar, Paman? Bagaimana perusahaan kita bisa mendapatkan sebuah lokasi yang sangat dekat seperti ini?" sapa Jiang Lily sekadar berbasa-basi saja. Dia sedang berupaya untuk memperhatikan segala hal yang telah dipajang oleh WM Fashion.     

"Ada apa, Jiang Lily? Apakah kamu sangat takut untuk bersaing dengan kami?" cibir Wen Hui yang kebetulan berdiri tak jauh darinya.     

"Sepertinya Paman terlalu berlebihan. Apakah mungkin WM Fashion sudah bersiap untuk mengalahkan JL Fashion dalam pameran ini?" sahut Jiang Lily tak terlalu yakin.     

Jiang Lily bisa melihat jika semua produk yang didisplay oleh WM Fashion jauh lebih baik dan tampak menarik. Hal itu menimbulkan kecemasan tersendiri di dalam hatinya.     

"Kita bisa melihatnya besok, Jiang Lily. Atau sekarang saja sudah sangat jelas rancangan kami jauh lebih baik," sahut Wen Rou sangat percaya diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.