Menantu Pungut

Bunuh Saja!



Bunuh Saja!

0Si pria pengacau yang mengatakan dirinya 'Redly' mulai berjalan mendekati si penjaga pabrik. Seolah tak memiliki rasa takut, ia tengah bersiap membawa sebuah tongkat pemukul di tangannya.     
0

Secara mengejutkan, Redly mengangkat tinggi tongkat pemukul itu dan mengarahkan ke arah si penjaga. Dengan kekuatan penuh, pria itu bertindak tanpa ampun dan berbahaya.     

"Terima pukulan ini!" teriaknya sangat keras.     

Di saat bersamaan, dua bodyguard yang sejak tadi sedang memperhatikannya langsung bergerak cepat ke arah mereka. Satu bodyguard menarik si penjaga dengan gerakan cepat. Bodyguard lain langsung memberikan sebuah tendangan mematikan pada Redly.     

Pria itu terpental ke tanah dengan tongkat pemukul yang sudah terlempar jauh. Cukup bodoh bagi Redly saat ia nekat berulah di sana. Apakah ada di bodyguard kepercayaan Keluarga Jiang sedang berjaga tak jauh dari pintu masuk dan keluar.     

"Bodoh! Apa kamu sedang cari mati?" ketus si bodyguard yang kebetulan telah berhasil membuat pria pengacau itu jatuh ke tanah.     

"Apakah kalian merasa hebat? Ini bukan apa-apa! Sebentar lagi kalian semua yang akan mati!" gertak Redly sembari menahan rasa sakit di dalam dirinya.     

Jika satu lawan satu, mungkin Redly langsung bisa mengalahkan si penjaga pabrik. Namun, situasi yang dihadapinya jauh lebih berbahaya bagi dirinya. Tentu ia akan kalah dari dua bodyguard terlatih yang ternyata ada di sana.     

Redly tersenyum kecut menatap mereka semua. Ia tak mungkin tinggal diam dan merasa telah kalah begitu cepat. Dengan senyuman mengerikan, ia menoleh ke arah di mana para bodyguardnya berdiri tegap di sebelah si penjaga pabrik. Melemparkan sorotan mata gelap dalam aura mengerikan.     

"Segera serang dan berikan mereka pelajaran karena sudah mengeroyok aku!" serunya bersamaan dengan datangnya beberapa orang yang tiba-tiba berada di sana. "Habisi mereka!" perintah Redly sebelum ia mencoba bangkit dan menyaksikan anak buahnya membalaskan dendam.     

"Siap, Bos!" sahut mereka semua bersamaan.     

Dua bodyguard dan si penjaga pabrik cukup terkejut mendapati hal itu. Tak menyangka jika pengacau itu telah membahas beberapa anak buahnya. Sudah dipastikan jika mereka semua telah merencanakan segalanya.     

Dengan sangat cepat, mereka langsung bergegas menerobos masuk melewati gerbang. Menatap nanar ketiga pria yang sudah menghajar bosnya. Hanya ada wajah geram dengan kepalan tangan yang siap untuk memukuli dua bodyguard dan si penjaga pabrik.     

"Hajar mereka! Jangan kasih ampun! Mereka sudah memperlakukan bos dengan sangat buruk!" Seseorang berteriak keras untuk memprovokasi yang lainnya. Bertujuan agar anak buah Redly yang lain juga terbakar dalam dendam itu.     

"Lawan kami jika kalian bisa!" Dengan sangat angkuh, si bodyguard mengatakan hal itu dengan nada meremehkan mereka semua. Tak ada ketakutan sedikit pun yang diperlihatkan olehnya.     

"Brengsek!" Seorang pria memajukan langkah dan berniat untuk menyerang seorang bodyguard yang begitu sombong. Tak terima atas nada meremehkan yang terucap baru saja.     

Seketika itu juga, salah satu anak buah Redly mulai melancarkan sebuah serangan. Diikuti oleh beberapa orang lainnya yang langsung mengeroyok bodyguard lainnya dan si penjaga pabrik.     

Dengan segenap kekuatan, mereka berusaha untuk mendaratkan pukulan untuk menjatuhkan bodyguard itu. Tak peduli dengan apapun, mereka langsung bermain keroyokan untuk bisa menghabisi pria yang begitu angkuh dan juga sangat sombong.     

Redly masih saja berdiri begitu tenang, meskipun banyak anak buahnya sedang melawan tiga pria berbadan kekar. Tentu saja mereka telah terlatih secara profesional. Seharusnya beberapa pengacau itu bukanlah lawan bagi tiga pria yang bekerja untuk Keluarga Jiang.     

"Sial! Mereka tak selemah bayangan kita. Pantas saja begitu sombong dan sangat angkuh!" umpat seorang anak buah dari Redly.     

Meskipun mereka semua bermain keroyokan, upaya mereka untuk menjatuhkan ketiga pria itu seolah tanpa hasil. Hampir mereka semua mendapatkan pukulan hingga menjadi babak belur dengan beberapa luka di wajahnya.     

Sedangkan dua bodyguard itu masih berdiri tegap dengan wajah garang dan tak terluka sedikit pun. Sudah bisa dipastikan jika pengacau-pengacau itu akan kalah telak.     

Dalam situasi itu, Redly mendengus pelan dengan sedikit panik. Ia tak percaya jika beberapa anak buahnya sudah hampir dikalahkan oleh ketiga pria itu.     

"Bodoh! Apakah kalian tak bisa menghabisi ketiga orang itu?" teriak Redly sembari mengambil sebuah tongkat pemukul dan bermaksud untuk mengarahkannya pada si penjaga pabrik yang kebetulan berada tak jauh darinya.     

Sayangnya, gerakan itu sangat mudah ditebak. Dua bodyguard yang sudah mengalahkan mereka semua beralih ke arah Redly yang sudah sangat ceroboh itu.     

Dalam sekejap saja, seorang bodyguard langsung mencengkeram erat kedua tangan pria pengacau itu. Mereka harus memberitahukan hal itu secara langsung pada Aaron Liu.     

"Jika kalian mau tetap hidup, jangan berbuat onar di sini!" ancam si bodyguard dengan suara tegas dan penuh penekanan. Seketika itu juga, mereka langsung melarikan diri dan meninggalkan Redly yang sudah berhasil dilumpuhkan oleh si bodyguard itu.     

"Cepat panggil Tuan Aaron. Dia harus melihat sendiri pria bayaran yang mengacau di sini!" ucap si bodyguard pada penjaga pabrik.     

Tanpa membuang waktu, pria itu berlari masuk ke dalam pabrik. Si penjaga langsung menemui Aaron Liu yang kebetulan sedang berbincang serius dengan sang manajer produksi, Lee Hana.     

"Maaf mengganggu Anda, Tuan. Anda sedikit masalah di depan." Begitulah kalimat yang diucapkan si penjaga pada Aaron Liu.     

"Masalah?" ulang Aaron Liu sebelum berlari keluar untuk memastikan situasi di depan.     

Lee Hana juga langsung ikut keluar dari sana. Ia harus melihat sendiri hal buruk apa yang sudah terjadi. Selain itu, ia juga ingin memastikan jika Aaron Liu tak sedang berada dalam bahaya.     

Sampai di luar gedung pabrik, Aaron Liu melihat seorang pria asing berada di cengkeraman tangan si bodyguard. Sudah bisa ditebak jika mereka semua baru saja terlibat perkelahian. Apalagi tampak wajah pria itu sudah babak belur.     

"Siapa pria itu?" tanya Aaron Liu sembari memperhatikan sosok pria yang sudah sangat kacau dan juga berantakan.     

"Dia datang untuk mengacau, Tuan. Beberapa anak buahnya telah kabur beberapa saat yang lalu. Haruskah kita membawanya ke kantor polisi?" tanya si bodyguard untuk memastikan langkah apa yang harus dilakukannya.     

Aaron Liu terdiam sebentar. Ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting untuk menangani pria itu. Mau melaporkan ataupun melepaskannya bukanlah sebuah pilihan yang baik.     

"Bawa saja ke kantor polisi!" seru Aaron Liu tanpa ekspresi. Ia memiliki sebuah maksud lain dalam setiap ucapannya itu.     

"Kumohon jangan ke kantor polisi, Tuan. Saya hanya pengacau kecil saja!" Redly memohon dengan wajah memelas. Ia tentu tak ingin berurusan dengan polisi.     

"Jika tak mau ke kantor polisi .... Bunuh saja pengacau itu!" perintah Aaron Liu dengan segala kekejaman yang dimilikinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.