Menantu Pungut

Jadikan Yang Ke-2



Jadikan Yang Ke-2

0Seluruh pasang mata langsung menatap ke arah Aaron Liu. Mereka tak menyangka jika seorang Presiden Direktur JL Fashion bisa begitu kejam dan tanpa perasaan.     
0

Bahkan Aaron Liu tampak tanpa beban saat melontarkan kalimat itu. Ia tampak menjadi sosok pria yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Hal itu tentu cukup mengejutkan bagi Lee Hana yang kebetulan juga ada di sana.     

"Lakukan sekarang juga!" ucapnya pelan namun penuh penekanan.     

"Hentikan, Tuan! Aku hanya menuruti perintah saja!" Redly terdengar sangat ketakutan karena gertakan Aaron Liu. Ia sendiri tak menyangka jika pria yang terlihat seperti sosok tuan muda itu terlalu kejam dari penampilannya.     

Aaron Liu tersenyum penuh kemenangan atas kalimat itu. Ia sudah menduga jika pria itu sengaja dikirimkan oleh seseorang untuk mengacaukan pabrik.     

Segalanya cukup mudah diprediksi. Untuk seseorang yang sudah membayarnya, sudah bisa ditebak. Hanya ada dua kemungkinan saja. Tentu tak jauh-jauh dari WM Fashion.     

"Apakah kamu menjadi begitu takut untuk dibunuh? Mendatangkan pihak kepolisian tentu sama sekali tak berdampak apapun untuk pria bayaran sepertimu," ucap Aaron Liu cukup tenang dan tanpa beban sedikit pun. "Siapa yang sudah membayar kamu untuk mengacau di sini?" tanyanya lagi.     

"Aku ... aku dibayar oleh Tuan Wen! Mereka sudah berjanji kalau polisi tak akan bisa menangkap kami," celetuk Redly penuh tekanan. Tentu tak mudah berada dalam situasi yang sangat tak menguntungkan baginya.     

"Apa tujuannya mengacau di sini? Tak mungkin jika kalian datang hanya untuk menghajar mereka bertiga." Aaron Liu cukup yakin jika ada sebuah alasan lain yang jauh lebih penting dari sebuah pertarungan sengit di antara mereka semua.     

Redly sangat terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia tak menyangka jika Aaron Liu seolah bisa menebak segalanya. Hal itu membuatnya sangat takut dan juga terjebak di sana.     

Diam bukanlah sebuah pilihan terbaik bagi Redly. Pria itu tampak begitu lemah itu ternyata lebih kejam dari penjahat kejam yang pernah menghajarnya. Membuat pria pengacau itu menjadi sangat cemas hingga ketakutan jika nyawanya akan berakhir di sana.     

"Tuan Wen meminta kami untuk menerobos masuk dan merusak semua yang ada di dalam pabrik," jelas Redly setelah merasa terpojok dan tak mampu berbuat macam-macam. Sedikit saja kesalahan, ia harus membayar dengan nyawanya.     

"Apakah kamu masih mau merusak pabrik itu sekarang?" sahut Aaron Liu dengan tatapan tajam. "Lepaskan pria itu! Biarkan dia melakukan tugasnya!" peringatnya pada si bodyguard.     

Begitu dilepaskan oleh si bodyguard, pria itu bukannya berlari masuk ke pabrik. Redly justru berlutut di hadapan Aaron Liu. Ia tak mungkin berani membuat kekacauan di sana.     

"Kumohon, Tuan! Lepaskanlah aku! Apapun akan aku lakukan untuk membayar pengampunan ini!" Redly sangat memohon agar Aaron Liu melepaskan dirinya. Terlebih ... ia sendiri juga baru pertama kalinya terlibat bisnis dengan Keluarga Wen.     

"Baguslah! Aku tak perlu membuang waktu lagi. Temui Wen bersaudara dan katakan jika kamu sudah merusak seluruh isi pabrik ini! Yakinkan mereka jika pekerjaan kalian sudah berjalan sesuai rencana. Aku akan membayar kalian dua kali lipat." Aaron Liu baru saja mengajukan sebuah penawaran menggiurkan bagi pria bayaran itu.     

Sayangnya, mereka harus mengkhianati kedua orang yang sudah membayarnya. Namun, jika Redly sampai menolak ... nyawanya bisa menjadi taruhan. Bisa-bisa pria itu akan keluar dari pabrik tanpa nyawa.     

Dalam posisi terdesak, Redly harus memutuskan hal itu secepatnya. Ia juga tak ingin mengorbankan diri untuk seseorang yang berniat buruk atas orang lain.     

"Saya akan melakukannya sesuai perintah Anda, Tuan," ucap seorang pria yang tampak sangat takut dan juga tertekan atas gertakan Aaron Liu.     

"Bantu dia untuk membuat bukti-bukti yang memperlihatkan kalau rencana mereka telah berhasil!" perintah Aaron Liu pada dua bodyguardnya.     

Segalanya harus benar-benar sangat menyakinkan dan tak menimbulkan kecurigaan bagi Wen Hui ataupun Wen Rou. Sudah bisa ditebak jika WM Fashion ingin mengacaukan segala persiapan menjelang pameran esok hari.     

Aaron Liu hanya akan membuat jika rencana Wen bersaudara seolah telah berhasil. Kala mereka merasa telah di atas angin, dengan begitu mudahnya JL Fashion akan menjatuhkan mereka.     

"Baik, Tuan," sahut si bodyguard. "Mari ikut ke dalam!" ajaknya pada pengacau itu.     

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Aaron Liu pada si penjaga yang kebetulan masih berdiri tak jauh darinya.     

"Saya baik-baik saja, Tuan. Anda tak perlu terlalu cemas." Si penjaga tak mungkin merengek karena beberapa pukulan yang baru saja didapatkan. Hal itu bukanlah sesuatu yang besar.     

Lee Hana menjadi begitu cemas akan insiden di pabrik itu. Ia merasa jika semakin hari, banyak orang yang seolah ingin mencelakai Aaron Liu. Perempuan itu menjadi begitu cemas dan juga takut jika sampai atasannya terluka.     

Sebelumnya, tak ada seorang pun yang berani mengacau di pabrik. Kemunculan pria bayaran itu tentu saja terjadi karena perseteruan antara JL Fashion dan juga WM Fashion. Hal itu menjadikan mereka harus mewaspadai segala hal buruk yang mungkin saja terjadi.     

"Sebelumnya tak pernah ada kejadian seperti ini, Presdir. Entah mengapa bisa sampai ada kejadian seperti sekarang." Lee Hana Sebenarnya cukup terkejut dan tentu saja sangat takut. Bagaimanapun juga, ia yang bertanggung jawab di pabrik.     

"Aku akan menambahkan beberapa penjaga di pabrik. Tak perlu terlalu cemas, Nona Lee," ujar Aaron Liu untuk menenangkan Lee Hana yang tampak begitu gelisah.     

"Terima kasih, Presdir. Sebaiknya Anda juga berhati-hati. Selesai mereka semua selalu saja menargetkan Anda," sahut Lee Hana dengan perasaan cemas dan juga sangat mengkhawatirkan keselamatan dari atasannya.     

Aaron Liu tersenyum tipis mendengar hal itu. Ia sangat sadar jika perkataan Lee Hana tak ditujukan untuk seorang atasan dari bawahannya. Perempuan itu sudah mencampuradukkan antara pekerjaan dan juga perasaannya.     

Hal itu bukan sesuatu yang baik untuk mereka berdua. Tak seharusnya perempuan itu membawa perasaan dalam pekerjaannya.     

"Jangan campurkan perasan ke dalam pekerjaan, Nona Lee! Anda adalah seorang manajer produksi yang memiliki tanggung jawab cukup besar. Bekerjalah secara profesional!" peringat Aaron Liu pada salah satu orang kepercayaan Nenek Jiang.     

"Maaf, Presdir. Saya tak sengaja melakukannya," balas Lee Hana pada seorang pria yang sudah berkali-kali menolak dirinya.     

Walau sebenarnya, Lee Hana sama sekali tak berniat untuk merebut Aaron Liu dari Jiang Lily. Perempuan itu sudah sangat siap untuk menjadi yang kedua bagi sang presiden direktur.     

Antara pekerjaan dan juga perasaan tentu tak bisa dipisahkan begitu mudah. Terlebih ... Lee Hana kerapkali bekerja bersama sosok pria yang sudah membuatnya jatuh hati.     

"Bukankah semua yang Presdir lakukan itu karena Anda peduli padaku? Tak ingin sampai hal buruk terjadi padaku," tanya Lee Hana tanpa menahan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.