Menantu Pungut

Pengacau!



Pengacau!

0Aaron Liu masih tak mempercayai di setiap kalimat yang baru saja diucapkan oleh Lee Hana. Meski itu bukanlah kali pertama dia mengungkapkan perasaannya kali ini rasanya sedikit berbeda. Ada sebuah perasaan aneh yang tiba-tiba mengusik hatinya.     
0

"Jangan bercanda, Nona Lee! Anda tentu saja sangat pantas untuk mendapatkan seorang pria yang jauh lebih baik daripada saya." Aaron Liu tak mungkin memberikan harapan palsu pada perempuan itu. Meski ia bisa saja menerima Lee Hana tanpa sepengetahuan Jiang Lily.     

"Sejujurnya ... aku tak masalah jika hanya menjadi wanita simpanan Anda, Presdir," celetuk perempuan itu tiba-tiba. Lee Hana benar-benar tak bisa menahan diri untuk tak mengatakan hal itu pada seseorang yang membuatnya jatuh hati.     

Aaron Liu langsung berubah tegang dan juga sangat terkejut. Ia tak menyangka jika Lee Hana mengatakan hal itu secara langsung kepadanya.     

Entah itu sebuah keberuntungan atau justru kemalangan, Aaron Liu sama sekali tak bisa memastikannya. Tak ada sesuatu yang baik yang bisa dipilihnya kala itu. Lee Hana adalah seorang perempuan yang baik dan juga sangat cantik. Dia juga bekerja begitu hebat dan sangat kompeten.     

"Itu sangat gila, Nona Lee. Anda tak pantas berada di posisi itu. Lebih baik Anda menunggu sebentar sampai ada seseorang yang bisa membuat hati Anda berdebar dan jatuh hati pada pria itu," bujuk Aaron Liu pada seorang perempuan cantik yang baru saja menyatakan perasaan kepadanya.     

"Tidak, Presdir! Tak pria lain yang begitu membuatku jatuh begitu dalam. Rasanya aku tak mungkin bangkit lagi," ujar Lee Hana dalam segala harapan dan juga perasaan yang semakin menyesakkan dada.     

"Apa! Bagaimana aku bisa begitu berarti bagimu, Nona Lee? Bahkan jika dibandingkan, aku sama sekali tak sebanding denganmu," terang Aaron Liu mengenai sebuah posisi yang seharusnya di dapatkan oleh Lee Hana.     

Perempuan itu terdiam sebentar, kemudian melemparkan sebuah tatapan hati pada Aaron Liu. Mungkin sosok pria itu tak akan pernah mengerti, betapa besar dan juga dalamnya rasa cinta Lee Hana. Sebuah perasaan yang semakin hari semakin tumbuh di dalam dadanya.     

Sayangnya, pertemuan mereka telah sangat terlambat. Andai saja Nenek Jiang tidak menjodohkannya dengan Jiang Lily, mungkin kondisinya akan jauh berbeda. Bisa saja Aaron Liu mau menerima perasaan Lee Hana yang begitu tulus padanya.     

"Apakah dalam cinta mengenal status? Bahkan jika kamu bukanlah siapa-siapa, aku justru akan jauh lebih tenang untuk bersama Anda, Presdir." Lee Hana sama sekali tak peduli dengan latar belakang keluarga Aaron Liu. Ia hanya ingin mencintai seorang pria yang baginya begitu hebat.     

"Sayangnya, aku tak bisa menerima ketulusan hatimu, Nona Lee. Ada sebuah hati yang harus kujaga. Tak mungkin aku mengkhianati Jiang Lily hanya karena ego semata," jelas Aaron Liu pada seorang perempuan yang telah begitu berharap padanya. Ia tak ingin mempermainkan hati Lee Hana yang sudah begitu tulus.     

Lee Hana tersenyum kecut mendengar penolakan itu. Untuk kesekian kalinya, ia harus mendengar Aaron Liu mengatakan hal itu. Memang sangat menyakitkan baginya. Namun, ia sendiri tak mungkin memaksakan apapun.     

Perempuan itu kembali terdiam dan berpikir. Hingga tak berapa lama, akhirnya Lee Hana menemukan sebuah ide cemerlang yang mungkin saja akan sangat menguntungkan baginya.     

"Andai saja Nona Jiang bosan dan meninggalkan Anda, maukah Presdir mempertimbangkan perasaan saya?" Sebuah pertanyaan yang tentu saja tak mudah bagi Aaron Liu. Ia harus memberikan sebuah jawaban yang paling tepat untuk Lee Hana.     

"Sayangnya, aku tak ingin memberikan harapan palsu padamu, Nona Lee. Aku sama sekali tak ingin menjanjikan apapun padamu. Segala hal bisa saja terjadi dan aku tak ingin mengecewakan kamu untuk yang kesekian kalinya," jawab Aaron Liu atas sebuah pertanyaan yang seharusnya sangat sulit baginya.     

Dalam situasi yang cukup menegangkan dan penuh tekanan itu, terjadi sesuatu di luar sana. Mereka berdua sama sekali tak menyadari jika terjadi kekacauan.     

Bersamaan dengan itu, di luar pabrik milik Keluarga Jiang.     

Secara mengejutkan, ada seorang pria berambut merah mencolok berjalan dari kejauhan, menuju ke arah di mana pabrik itu berada.     

Pria tersebut membawa tongkat pemukul yang terbuat dari besi di tangan kanannya. Dia terlihat begitu urak-urakan dan seperti memiliki rencana jahat atas pabrik itu. Bahkan saat dirinya berjalan, dirinya terus saja menyeringai licik, menunjukkan senyum jahatnya.     

Selang beberapa saat, pria berambut merah mencolok itu telah tiba di depan pabrik, dia lalu membuka mulutnya untuk berseru keras, ditujukan kepada si penjaga pabrik ataupun dua bodyguard yang ada di sana. "Hei, di mana boss kalian? Dia ada di dalam pabrik kan? Sebaiknya suruh bossmu itu untuk bertemu denganku di sini, membahas beberapa urusan penting!"     

Si penjaga pabrik dan dua bodyguard pun mendengar dengan jelas apa yang dikatakan pria berambut merah tersebut. Tapi masalahnya, mereka sama sekali tak mengenali pria itu sedikitpun.     

Alhasil si penjaga pabrik lekas berteriak, bertanya dengan nada kasarnya, "Memangnya siapa kamu? Kami bahkan tak mengenalimu, jadi jangan harap kami dapat mengabulkan permintaan bodohmu itu!"     

"Selain itu, Boss kami, Tuan Aaron tak mudah untuk ditemui oleh sembarangan orang, terlebih orang tersebut modelan sepertimu, urak-urakan dan tak punya tata krama!" tambah si penjaga pabrik. Dia mana mungkin membiarkan pria berambut merah itu menemui Aaron Liu, terlebih pria itu sudah sangat jelas, yang mana memiliki niatan buruk, sampai-sampai membawa tongkat pemukul yang terbuat dari besi!     

Dan herannya, pria berambut merah itu malah tertawa terbahak-bahak, seolah-olah apa yang dikatakan si penjaga pabrik adalah lelucon baginya. "Hahaha ... apa matamu buta, Brengsek? Bagaimana bisa kamu tak mengenalku? Padahal aku adalah Redly, satu-satunya berandalan yang menguasai area ini!"     

Si pria berambut merah yang bernama Redly itu lalu mengancungkan tongkat pemukulnya ke arah pabrik, "Dan dengan demikian, pabrik ini juga termasuk dalam area kekuasaanku, jadi aku kemari hendak meminta jatah uang dari boss kalian!"     

"Jadi segera panggil boss kalian untuk menemuiku di sini, sebelum aku mengacau di dalam pabrik dan membuat keributan besar!" imbuh Redly dengan ucapan arogannya. Padahal apa yang diucapkannya barusan tentu saja sebuah kebohongan, demi sebuah keuntungannya, agar dapat mendapatkan untung dari Aaron Liu yang kebetulan sedang berada di pabrik.     

Sementara itu, si penjaga pabrik lalu dengan beraninya melangkah maju ke depan, menatap Redly dengan tatapan dingin.     

'Baru kali ini ada orang yang begitu berani mengaku-ngaku menjadi penguasa di sini' batin si penjaga dengan wajah geram atas ulah pria pengacau itu.     

Si penjaga tentu bisa menebak jika pria itu sengaja dikirimkan oleh seseorang. Dia harus segera membereskan sebelum tuannya mendengar kekacauan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.