Menantu Pungut

Ancaman Aaron Liu



Ancaman Aaron Liu

0Aaron Liu baru saja ingin membuka kancing baju istrinya. Namun tiba-tiba saja ....     
0

"Keluar, Aaron! Buka pintunya!" Seseorang berteriak sangat keras sembari menggedor pintu kamar Aaron Liu dan juga Jiang Lily.     

Pasangan itu langsung menghentikan aktivitasnya karena terlalu terkejut. Mereka berdua saling memandang dengan tatapan penuh tanya. Rasanya sangat tak nyaman berada dalam posisi seperti itu.     

Mereka berdua langsung bangkit dari tempat tidur dan beranjak ke arah pintu. Bisa ditebak jika suara itu berasal dari adik ipar Nenek Jiang. Entah bagaimana bisa wanita itu masuk ke dalam mansion mewah itu.     

"Nyonya Wen! Mengapa Anda berteriak di depan kamar kami?" tanya Aaron Liu dengan wajah tak senang.     

"Masih bertanya! Apa yang sudah kamu lakukan pada kedua anakku? Mengapa kamu menghajarnya sampai wajahnya babak belur seperti itu?" murka Wen Ziyi atas semua hal yang telah dilakukan oleh Aaron Liu pada kedua anaknya itu.     

"Apakah Anda sudah bertanya, apa saja yang sudah mereka lakukan pada istriku," sahut Aaron Liu dengan nada ketus.     

Pria itu menatap sengit seorang ibu yang selalu saja membela anaknya. Meski mereka berdua sangat bersalah, Wen Ziyi terus saja berpihak pada dua pria bodoh yang tak bisa melakukan sesuatu yang berarti.     

Wen Ziyi tampak begitu bingung, ia sama sekali tak mengetahui apa saja yang telah terjadi pada mereka. Wanita itu langsung pergi tanpa menanyakan detail kejadian itu.     

"Jangan mengada-ada, Aaron! Kamu pasti sangat iri karena mereka telah berhasil membangun WM Fashion Store. Bahkan perusahaan mereka juga telah berkembang sangat cepat. Apakah kamu takut jika JL Fashion akan dikalahkan oleh mereka?" tuduh Wen Ziyi tanpa mengetahui segala kebenaran mengenai kejadian yang sebenarnya. Wanita itu terlalu bodoh dan juga sangat ceroboh.     

"Sepertinya Anda telah kehilangan akal sehat, Nyonya Wen! Anda begitu mempercayai dua pamanku yang sangat bodoh dan begitu kejam itu," ketus Jiang Lily pada seorang ibu dari dua pamannya yang selalu mencari masalah dengannya.     

Wen Ziyi sama sekali tak paham dengan pembicaraan Jiang Lily. Dia benar-benar tak mengetahui apapun yang telah dilakukan oleh kedua anaknya. Hal itu karena ia terlalu mempercayai anaknya tanpa mencari bukti apapun.     

Wanita itu mencoba untuk memikirkan sesuatu. Berharap jika ia bisa menemukan sebuah petunjuk atas rencana dari pasangan kakak beradik itu.     

"Mengapa kamu semakin tak sopan padaku, Lily? Bagaimanapun juga, aku sudah seperti nenekmu sendiri?" lontar Wen Ziyi sangat percaya diri.     

"Sejak kapan Anda menjadi nenekku? Aku tak peduli dengan hubungan kita berdua. Namun yang jelas, kedua anak Anda sudah mengibarkan bendera perang pada Keluarga Jiang. Apapun yang terjadi ke depannya, semua hanyalah sebuah pembalasan bagi sikap busuk kedua pria itu!" tegas Jiang Lily dengan beberapa penekanan dalam setiap ucapannya.     

"Apa yang kamu lakukan, Lily? Kita masih keluarga! Tak seharusnya kamu memperlakukan kami seperti itu," balas Wen Ziyi dengan nada tak senang.     

Wanita itu masih sangat mengharapkan menjadi bagian dari Keluarga Jiang. Padahal sudah sangat jelas jika Nenek Jiang sudah memutuskan hubungan di antara kedua keluarga itu.     

Namun sepertinya, Wen Ziyi sama sekali tak menganggap keputusan dan kakak iparnya itu. Padahal Nenek Jiang juga telah memberikan sejumlah uang yang tak sedikit. Hal itu dilakukan agar Keluarga Wen tak mencari-cari alasan untuk mendekati Keluarga Jiang.     

"Sejak kapan kita masih menjadi sebuah keluarga, Ziyi? Bukankah aku sudah memutuskan hubungan di antara kita?" Tiba-tiba Nenek Jiang keluar dari kamar saat mendengar keributan di dalam rumahnya.     

"Apakah Kakak ipar membenarkan Aaron untuk menghajar kedua anakku tanpa sebab? Bukankah itu sangat keterlaluan?" Wen Ziyi tak mampu mengendalikan diri. Ia langsung melontarkan sebuah kalimat untuk menuduh menantu dari Keluarga Jiang.     

"Kamu terlalu bodoh, Ziyi. Tak heran jika kedua anakmu juga menjadi begitu bodoh," cibir Nenek Jiang pada seorang wanita yang tak lain adalah istri dari mendiang adiknya.     

Wen Ziyi menjadi sangat murka. Hatinya menjadi begitu panas dan tak terkendali. Kepalanya seolah akan meledak mendengar setiap ucapan dari Nenek Jiang.     

Wanita itu sangat tak terima dengan segala hal yang telah mereka lontarkan begitu saja. Dia merasa jika dirinya tak pantas untuk menerima kalimat-kalimat tak menyenangkan.     

"Kakak mengatakan kami semua bodoh? Lalu ... kata apa yang paling pantas untuk Aaron? Dia sudah memperlakukan kami dengan sangat kasar. Bukankah itu adalah sebuah pelecehan sekaligus penganiayaan?" Wen Ziyi sengaja ingin memojokkan Keluarga Jiang. Dia sedang bersusah payah untuk membenarkan dirinya sendiri.     

"Apakah semua yang dilakukan pada cucuku bukanlah penganiayaan? Aku benar-benar tak habis pikir dengan rencana dua anakmu itu. Bagaimana mereka bisa membayar seseorang untuk mengacaukan toko? Apalagi dia juga sengaja melempari Jiang Lily dengan telur. Apakah itu cukup beradab?" Nenek Jiang sama sekali tak terima atas tindakan anarkis dan keponakannya sendiri.     

Keluarga Wen harus membayar segala hal yang telah dilakukannya. Apa yang telah dilakukan Aaron Liu sama sekali tak sebanding dengan kebusukan mereka.     

Jika Keluarga Wen mengatakan jika mereka kebal hukum, Nenek Jiang harus menemukan sebuah cara untuk menjatuhkan mereka semua hingga ke dasar. Entah itu cepat atau lambat, mereka semua akan mendapatkan balasan setimpal.     

"Apa! Benarkah mereka melakukan hal itu, Kakak ipar?" Wen Ziyi mendadak sangat panik. Dia benar-benar tak menyangka jika kedua anaknya melakukan hal itu sangat terang-terangan. 'Pantas saja Aaron sangat murka. Mengapa mereka justru menutupi hal itu dariku? Sial! Rasanya aku sedang dijebak oleh anakku sendiri,' umpatnya dalam hati.     

"Tak usah berlagak suci! Aku tahu jika kamu terlibat dengan mereka berdua. Tak perlu bersandiwara di depan kami," peringat Nenek Jiang pada adik iparnya.     

Aaron Liu masih memperhatikan seorang wanita yang benar-benar tak bijak dalam mendidik anak-anaknya. Seharusnya Wen Ziyi bisa membesarkan mereka menjadi orang hebat. Sayangnya, wanita itu terlalu memberikan kebebasan pada dua pria itu.     

Sebelum Wen Ziyi meninggalkan rumah itu, Aaron Liu bermaksud untuk memberikan sebuah peringatan kecil. Ia berharap jika mereka tak lagi mencari masalah dengan Keluarga Jiang.     

"Apa yang sudah kulakukan hanyalah peringatan kecil saja, Nyonya Wen. Aku bisa melakukan apapun untuk memberikan balasan setimpal pada kalian semua. Tak peduli dengan apapun, akan kupastikan kalian akan menuai apapun yang kalian tabur," peringat Aaron Liu pada Wen Ziyi.     

"Apakah kamu sedang mengancam aku, Aaron? Apakah kamu merasa sangat hebat dengan itu?" Wen Ziyi merasa tak terima dengan ucapan Aaron Liu. Dia benar-benar tak berpikir jika suami dari Jiang Lily akan begitu berani padanya.     

"Apakah itu terdengar seperti ancaman? Bagus jika memang begitu," cibir Aaron Liu begitu berani pada Wen Ziyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.