Menantu Pungut

Pelaku Yang Sebenarnya?



Pelaku Yang Sebenarnya?

0Beberapa orang itu semakin brutal dan terus melempar telur ke arah pasangan itu. Tak berapa lama, beberapa bodyguard datang untuk melindungi mereka berdua.     
0

"Hentikan! Kami akan melaporkan penyerangan ini ke pihak berwajib!" ancam salah seorang bodyguard dengan nada begitu tegas.     

"Kami yang akan melaporkan penipuan toko kalian!" ancam seorang perempuan dengan wajah geram.     

Beberapa orang bergegas pergi meninggalkan area itu hanya tinggal dua orang saja yang berada di sana. Mereka seolah tak takut menghadapi ancaman itu.     

Aaron Liu langsung melepaskan istrinya. Ia pun berbalik badan dan berhadapan langsung dengan dua pengacau yang berdiri di hadapannya. Ia tak terima karena ulah dua perempuan yang sengaja menargetkan istrinya.     

"Tangkap dan bawa mereka ke kantor polisi! Lakukan apapun untuk memidanakan mereka berdua," ketus Aaron Liu dalam amarah yang tertahan dan siap untuk meledak kapanpun.     

"Brengsek! Berani-beraninya mengancam kami!" teriak perempuan itu dengan sangat nyaring. Bahkan kedua perempuan itu sama sekali tak gentar atas gertakan Aaron Liu.     

"Kita bisa selesaikan ini di pengadilan," tegas Aaron Liu pada seorang perempuan yang sejak tadi sangat berani melawannya. "Sebaiknya kita pulang dulu, Istriku," ajak seorang pria yang begitu lembut memperlakukan istrinya.     

Aaron Liu menyerahkan kedua perempuan tadi pada beberapa bodyguard kepercayaan Keluarga Jiang. Mereka pasti sangat mengetahui hal apa saja yang seharusnya dilakukan pada mereka berdua.     

Jiang Lily masih berjalan di sebelah Aaron Liu. Perempuan itu masih sangat syok dengan penyerangan yang dilakukan oleh beberapa orang padanya. Hal itu telah menjadi sebuah pukulan tersendiri bagi istri dari Aaron Liu.     

"Bagaimana dengan meeting kita sore ini, Aaron? Kita harus segera mencari solusi terbaik untuk mengatasi krisis di perusahaan." Jiang Lily terlihat begitu mencemaskan kondisi di perusahaan. Terlalu banyak hal yang tiba-tiba terjadi.     

"Kita tunda meeting menjadi besok pagi saja. Beritahukan hal itu pada Nona Lee. Biar dia yang mengurus masalah itu," ujar Aaron Liu pada seorang perempuan yang sangat dicintainya.     

Jiang Lily segera mengirimkan sebuah pesan pada Lee Hana. Ia memberitahukan jika Aaron Liu sedang ada urusan mendadak. Perempuan itu tak bisa berpikir dengan jernih.     

Penyerangan yang dilakukan oleh orang tak dikenal itu, sungguh sangat mengusik hatinya. Jiang Lily sangat terkejut dan begitu syok dengan yang baru saja dialaminya.     

"Apakah kita akan kembali ke perusahaan, Tuan?" tanya si bodyguard yang kebetulan mengantar pasangan suami istri itu.     

"Kita langsung pulang saja," ucap Aaron Liu dengan nada datar.     

Pria itu masih menahan amarah di dalam hatinya. Rasanya sangat murka melihat beberapa orang menyerang istrinya. "Apakah kamu baik-baik saja, Lily?" tanyanya.     

Jiang Lily bisa melihat kecemasan suaminya. Ia pun menyentuh kedua jemari dari pria tampan di sebelahnya.     

Rasanya sangat menyesakkan menyaksikan suaminya sendiri harus menahan perasaan itu sendirian. Jiang Lily menatap lembut pria itu, mencoba untuk menyelami perasaan calon ayah dari anaknya.     

"Aaron .... Apakah kamu sedang marah?" Entah mengapa, Jiang Lily merasa sangat terluka menyaksikan suaminya sedang menahan amarah. Tak pernah sekalipun ia melihat pria itu langsung melaporkan seseorang dengan begitu kejam.     

"Bukan marah, Lily. Aku hanya masih tak terima atas ulah dari orang itu. Kupikir mereka sengaja mengacaukan bisnis kita. Menurut kamu, siapa yang paling mungkin melakukan hal itu?"     

"Bukankah paling berkemungkinan adalah Keluarga Wen dan juga Miranda Choi? Namun, kita baru saja bertemu dengan perempuan itu di rumah sakit. Jadi ... hanya Keluarga Wen yang berkemungkinan melakukan hal itu," ujar Jiang Lily penuh pertimbangan. Ia berpikir jika tak mungkin kalau Miranda pelakunya.     

Tak berapa lama, mereka semua telah sampai di depan mansion Keluarga Jiang. Pasangan itu bergegas turun dan langsung masuk ke dalam.     

Sampai di depan rumah, Nenek Jiang sedang duduk sendirian di ruang keluarga. Wanita tua itu tampak sedang sibuk dengan layar monitor di hadapannya.     

"Mengapa tiba-tiba kalian membatalkan meeting?" tanya Nenek Jiang pada mereka berdua.     

"Tunggu sebentar, Nek. Kami membersihkan diri dulu," sahut Aaron Liu karena mereka tak nyaman dengan pakaiannya.     

Hal itu tentu saja menarik perhatian Nenek Jiang. Terlihat pakaian mereka tampak kotor dan mengeluarkan bau tak sedap akibat pecahan telur yang mengenai pakaiannya.     

Nenek Jiang bisa menduga jika telah terjadi sesuatu pada mereka. Hal itu tentu saja sangat mengusik nenek dari Jiang Lily itu.     

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nenek Jiang sangat cemas.     

"Kami mandi sebentar, Nek. Kami sudah tak nyaman," sahut Jiang Lily pada seorang wanita tua yang sangat mencintainya.     

Mencoba untuk memahami hal itu, Nenek Jiang memilih untuk menunggu. Dia tentu sangat yakin jika telah terjadi hal buruk pada mereka.     

Sembari menunggu, Nenek Jiang mencoba untuk menghubungi seorang bodyguard yang kebetulan mengawal perjalanan mereka. Ia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Aaron Liu dan juga Jiang Lily.     

"Apa yang sebenarnya terjadi pada cucuku?" bentak Nenek Jiang pada seseorang yang sedang berbicara dengan via telepon.     

"Temukan seseorang di balik penyerahan itu!" perintah Nenek Jiang pada beberapa orang kepercayaannya.     

Seketika itu juga, Nenek Jiang membanting ponselnya. Ia tak percaya dengan apa yang telah terjadi pada mereka berdua.     

Darahnya seolah langsung mendidih saat itu juga. Nenek Jiang sangat murka mendengar penyerangan yang ditunjukkan untuk dua orang yang paling disayanginya.     

Tak berapa lama, Aaron Liu dan istrinya baru saja keluar dari kamar. Pasangan itu tampak lebih segar dengan pakaian yang jauh lebih bersih.     

Dengan penuh keraguan, Aaron Liu dan juga Jiang Lily duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Nenek Jiang. Mereka harus mengatakan ya sebenarnya mengenai sebuah insiden.     

"Siapa yang sebenarnya melakukan hal itu pada kalian berdua?" tanya Nenek Jiang pada pasangan suami istri di hadapannya.     

"Kami masih menyelidikinya, Nek. Mereka bahkan tak takut saat aku mengancam akan melaporkannya ke kantor polisi." Aaron Liu merasa jika ada sesuatu yang aneh di sana.     

"Mereka juga menyinggung tentang barang palsu dengan brand kita, Nek," sahut Jiang Lily untuk menjelaskan situasi yang sedang mereka hadapi kali ini.     

Dengan sedikit penjelasan itu saja, Nenek Jiang sudah bisa menebak situasi yang telah dihadapi oleh keluarganya. Ia tak akan diam saja tanpa melakukan apapun.     

Namun, jika hal itu dilakukan oleh Keluarga Wen ... itu bukanlah sesuatu yang baik. Mereka memilih seseorang yang bisa diandalkan di kepolisian. Nenek Jiang tentu sangat mengetahui mengenai hal itu.     

"Percuma jika kita menyeret pelaku ke kantor polisi. Apalagi jika mereka merupakan orang-orang dari Wen Ziyi," lontar Nenek Jiang pada pasangan suami istri di hadapannya itu.     

"Percuma? Apa maksud Nenek?" Aaron Liu sama sekali tak memahami arti dari ucapan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.