Menantu Pungut

Kembali Ke Pelukannya!



Kembali Ke Pelukannya!

0"Bagaimana ini, Lily? Aku benar-benar telah kehilangan dompetku." Hu Xianxu terlihat panik. Ia tak ingin dipermalukan di restoran itu.     
0

Tanpa mengatakan apapun, Jiang Lily mengeluarkan satu kartu lainnya. Dia pun memberikannya pada kasir. "Coba pakai yang ini!" ucapnya.     

"Baik, Nona." Perempuan yang bekerja sebagai kasir restoran langsung mencoba kartu lain milik Jiang Lily. Dalam sekejap saja, pembayaran telah berhasil. Ketegangan sedikit mencair dari sebelumnya.     

Begitu menyelesaikan pembayaran, Jiang Lily berjalan menuju ke pintu keluar. Rasanya tak karuan mengetahui segala kebohongan dari seorang pria yang dicintainya.     

Ada perasaan menyesal timbul di dalam hatinya, Jiang Lily merasa sangat berdosa telah berpikir untuk mencampakkan suami yang sudah begitu baik padanya.     

"Aku akan pulang ke rumah nenek naik taksi saja, kamu bisa melanjutkan urusanmu, Xianxu." Begitulah kalimat yang diucapkan Jiang Lily sebelum ia masuk ke dalam taksi lalu meninggalkan restoran itu.     

"Tunggu, Lily!" Hu Xianxu mencoba untuk menghentikan perempuan itu. Sayangnya ia tak berhasil untuk membuat Jiang Lily tinggal. "Sial! Apakah dia menyadari jika aku telah menipunya?" kesal seorang pria yang tak pernah setia pada perempuan manapun.     

Hu Xianxu mengeluarkan ponsel miliknya dan berusaha untuk menghubungi seseorang. Dia benar-benar sangat kesal karena Jiang Lily begitu mengabaikan dirinya. Di saat banyak hal yang begitu mendesaknya, perempuan itu juga terlihat sedang menjauhi dirinya.     

"Temani aku malam ini! Datanglah ke apartemen!" ucap Hu Xianxu pada seorang perempuan yang sedang berbicara di telepon.     

Dalam kekesalan di dalam hatinya, Hu Xianxu langsung meninggalkan restoran itu. Ia pun mengurus beberapa hal penting yang harus diselesaikannya.     

Di sisi lain, Jiang Lily masih berada di dalam taksi dalam suasana hati yang begitu buruk. Dia masih tak percaya jika Hu Xianxu sengaja berbohong padanya.     

Mengenai sebuah dompet yang katanya hilang, Jiang Lily sempat melihat saat pria itu bersama dua perempuan dengan pakaian sexy itu. Untung saja, ia tak langsung masuk ke private room saat akan kembali dari toilet.     

Jiang Lily mendengar semua hal yang dibicarakan oleh Hu Xianxu dan juga dua perempuan yang menemaninya tadi. Yang jelas ... pembicaraan mereka sama sekali bukanlah sesuatu yang baik.     

"Apakah nenek sudah kembali?" tanya Jiang Lily pada seorang petugas keamanan yang berjaga di depan mansion Keluarga Jiang.     

"Nyonya baru saja meminta semua orang untuk pergi mencari Anda, Nona. Apakah Anda baik-baik saja?" cemas seseorang yang juga mengetahui jika cucu kesayangan Nenek Jiang telah kabur dari rumah sakit.     

"Hubungi saja mereka dan minta untuk kembali! Aku akan beristirahat di kamar." Begitulah kalimat yang diucapkan Jiang Lily sebelum ia masuk ke dalam sebuah bangunan mewah milik Keluarga Jiang.     

Suasana rumah tampak sepi. Tak ada bodyguard yang biasanya berjaga di sekitar area depan. Hanya ada beberapa pelayan dan tukang kebun yang terlihat sedang bekerja membersihkan mansion itu.     

Sebenarnya ... cukup memalukan kembali ke rumah itu dengan kekalahan. Namun, akan lebih baik jika Jiang Lily kembali pada keluarganya. Tak ada orang lain yang benar-benar peduli padanya.     

"Bodoh! Bagaimana aku bisa percaya pada penipu itu? Aku juga telah sangat melukai hati Aaron," sesal Jiang Lily begitu ia berada di dalam kamarnya. Perempuan itu terduduk di lantai kamarnya. Ia sedang meratapi nasibnya yang begitu buruk.     

Tak berapa lama, Jiang Lily justru tertidur dalam posisi duduk di lantai dengan bersandar pada ranjang. Perempuan itu terlalu lelah dan juga sangat menyesali kebodohannya sendiri.     

Aaron Liu dan juga Nenek Jiang yang mendengar Jiang Lily telah kembali, langsung bergegas ke kediaman Keluarga Jiang. Mereka tentu sangat mencemaskan kondisi dari perempuan hamil itu.     

"Apakah Jiang Lily baik-baik saja?" tanya Nenek Jiang pada seorang pelayan begitu sampai di mansion.     

"Nona langsung masuk ke dalam kamarnya yang di atas, Nyonya," jawab pelayan itu.     

Aaron Liu yang kebetulan datang bersama Nenek Jiang langsung berlari menuju ke kamar istrinya. Dia sangat takut jika terjadi hal buruk pada Jiang Lily.     

Begitu pintu terbuka, pria itu melihat istrinya terduduk di lantai dalam mata terpejam di sebelah ranjang. Tampak bekas air mata yang telah mengering di wajahnya.     

"Lily! Bangun, Lily!" seru Aaron Liu sembari mengangkat tubuh dari seorang perempuan yang dicintainya. Pria itu langsung memeluknya begitu erat, seolah ia tak rela jika harus kehilangan istrinya.     

Antara sadar dan tak sadar, Jiang Lily samar-samar mendengar suara Aaron Liu memanggilnya. Ia berusaha untuk membuka mata dan memandang wajah tampan yang selama ini telah diabaikannya.     

Barulah Jiang Lily sadar jika hanya Aaron Liu yang tulus mencintai dirinya. Bahkan meski berulang kali dia menyakiti hatinya, pria itu sama sekali tak membenci dirinya.     

"Apakah tanganmu baik-baik saja? Mengapa kamu mengangkat aku ke ranjang?" Jiang Lily langsung bangkit dan duduk di sebelah suaminya. Ia melihat tangan kanan Aaron Liu masih terbungkus perban elastis yang biasa dipakai untuk tindakan medis.     

"Jangan cemaskan aku, Lily! Aku baik-baik saja. Mengapa tiba-tiba kamu menghilang? Apakah kamu tak tahu jika aku dan juga nenek sangat mencemaskan kondisimu?" Aaron Liu memegang erat kedua jemari tangan istrinya. Dia bahkan mengabaikan tangannya yang masih belum sembuh benar.     

Tanpa mengatakan apapun, Jiang Lily justru memeluk suaminya. Ia benar-benar sangat menyesali segala kebodohan dan juga kecerobohannya selama ini. Perempuan itu telah sangat berdosa pada suaminya sendiri.     

Entah mengapa, sejak kehamilannya itu ... Jiang Lily selalu merasa ingin selalu dekat dengan Aaron Liu. Meski logikanya menolak hal itu, hatinya tak bisa dibohongi. Hingga kebohongan Hu Xianxu diketahuinya, matanya seolah telah terbuka. Ia semakin sadar jika hanya Aaron Liu saja yang tulus mencintai dirinya.     

"Bantu aku membereskan barang-barang di apartemen, Aaron. Aku akan kembali tinggal di sini," pinta Jiang Lily pada suaminya.     

"Apakah kamu benar-benar akan membatalkan perceraian kita, Lily?" tanya Aaron Liu tak percaya.     

Segalanya seperti sebuah mimpi yang telah menjadi kenyataan. Tak menyangka jika Jiang Lily akan kembali padanya begitu cepat. Padahal Aaron Liu belum memperlihatkan segala bukti mengenai kebusukan Hu Xianxu.     

Jiang Lily tersenyum dalam perasaan cemas yang tak bisa ditutupinya. Ia sendiri masih belum memiliki jawaban akan hal itu.     

"Aku ingin sekali membatalkan perceraian kita, Aaron. Hanya saja ... aku masih belum memutuskan hubungan dengan Hu Xianxu. Aku tak ingin jika anakku harus kekurangan kasih sayang dari ayah kandungnya," jawab Jiang Lily.     

"Aku akan membantumu untuk memutuskan Hu Xianxu. Lebih baik kamu istirahat saja. Nanti malam, kita bisa ke apartemen untuk mengambil barang-barangmu," bujuk Aaron Liu pada istrinya.     

Meski Aaron Liu cukup senang dengan hal itu, dia masih juga penasaran dengan alasan Jiang Lily tiba-tiba kembali padanya. Ia sangat yakin jika telah terjadi sesuatu. 'Atau jangan-jangan .... "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.