Menantu Pungut

Cemburu Tanpa Sadar



Cemburu Tanpa Sadar

0Pembicaraan malam itu sama sekali tak berlanjut. Aaron Liu hanya ingin menghindari perdebatan antara dirinya dan juga Jiang Lily. Apalagi ... perempuan itu tampak tak baik-baik saja.     
0

Hingga esok pagi harinya, Jiang Lily kembali membantu suaminya untuk mandi. Ada perasaan aneh menyeruak masuk ke dalam dirinya. Sebuah getaran terlalu mengusik relung hatinya.     

"Aku akan membantumu berpakaian lalu kita bisa sarapan bersama. Haruskah aku mengantarmu ke kantor?" tanya Jiang Lily pada suaminya.     

"Di kantor pun aku juga tak banyak membantu. Dengan kondisi tangan seperti ini, apa yang bisa kulakukan. Sepertinya aku harus meminta Lee Hana untuk mengurus pekerjaan," ucap Aaron Liu tak terlalu yakin.     

Bukan karena apa-apa, hanya Lee Hana yang mendapatkan kepercayaan untuk mengurus perusahaan. Perempuan itu sangat mengetahui baik buruknya JL Fashion. Jiang Lily cukup mengetahui hal itu.     

Bahkan Lee Hana sudah bergabung dengan perusahaan jauh lebih lama dari Jiang Lily. Tak heran jika perempuan itu terlihat sangat kompeten dan juga berpengalaman dalam mengatur banyak orang.     

Tak hanya itu saja, Lee Hana juga dipercaya untuk mengurus pabrik. Dia mengatur cukup banyak orang yang bekerja di bagian produksi JL Fashion.     

"Suruh saja mereka mengirimkan pekerjaan ke sini. Aku akan membantumu untuk mengurus semuanya. Sepertinya kondisi perusahaan juga sedang tak stabil. Apalagi, aku sudah mengambil cukup banyak uang untuk membeli apartemen ini." Jiang Lily sebenarnya sempat menyesali perbuatannya. Namun, ia juga sangat marah karena Nenek Jiang sama sekali tak peduli padanya.     

"Bukankah kamu hanya menyewa apartemen ini?" tanya Aaron Liu untuk memastikan sesuatu hal.     

"Aku membelinya. Hu Xianxu sedang mengurus beberapa berkas jual beli apartemen. Dia mengatakan jika itu memakan waktu beberapa lama. Yang terpenting, aku bisa tinggal di sini lebih dulu." Jiang Lily sama sekali tak mengetahui jika dia sedang ditipu oleh kekasihnya sendiri.     

Hu Xianxu memang membeli apartemen itu dengan uang Jiang Lily. Namun, pria itu justru memasukkan namanya dalam berkas jual beli apartemen. Secara langsung, Jiang Lily sama sekali tak berhak sama sekali.     

Aaron Liu ingin memperingatkan istrinya agar tak terlalu mempercayai kekasihnya itu. Sayangnya, Jiang Lily tak mungkin mau menerima apalagi sampai mempercayai ucapannya.     

"Apa kamu yakin jika Hu Xianxu tak menipumu?" tanya Aaron Liu pada perempuan yang terlalu polos dan juga sangat ceroboh telah mempercayai pria penipu.     

"Tentu saja tidak. Aku sudah melihat bukti pembelian atas namaku," tegas Jiang Lily.     

Ada satu poin lagi yang ditemukan oleh Aaron Liu ... Hu Xianxu memang sudah berencana untuk menipu istrinya. Bahkan pria itu telah membuat bukti pembelian palsu atas nama Jiang Lily. Padahal ia sudah melihat sendiri salinan berkas pembelian yang asli atas nama Hu Xianxu.     

Benar-benar sangat memprihatinkan bagi Aaron Liu. Sayangnya, ia masih belum bisa melakukan banyak hal. Begitu kondisinya sudah jauh lebih baik, ia akan mencari lebih banyak bukti untuk membuka mata Jiang Lily. Perempuan itu harus mengetahui kebusukan dari Hu Xianxu.     

Tak lama setelah mereka selesai sarapan, Lee Hana baru saja menghubungi Aaron Liu. Dia mengatakan sudah menunggu di lobby apartemen.     

Orang luar tentu saja tak bisa langsung masuk begitu bebas. Mereka harus mendapatkan konfirmasi secara langsung dari si pemilik apartemen. Begitu mendapatkan persetujuan, barulah seseorang akan mengantar seorang tamu ke unit yang dituju.     

"Silahkan masuk, Nona Lee," sapa Jiang Lily pada perempuan cantik yang sudah berada di depan pintu apartemennya.     

"Terima kasih, Nona Jiang. Saya hanya akan mengantar beberapa berkas untuk presdir saja. Maaf jika mengganggu Anda." Lee Hana tentu saja tetap bersikap sopan meskipun Jiang Lily telah mengambil paksa uang perusahaan. Untung saja perusahaan itu milik neneknya sendiri.     

Lee Hana memperhatikan sekeliling. Ia tak menyangka jika Jiang Lily rela meninggalkan segala kemewahan yang diberikan oleh Keluarga Jiang. Padahal apartemen itu juga tak terlalu mewah dan juga sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalnya.     

Perempuan itu kemudian berjalan ke arah Aaron Liu. Lee Hana sudah mendengar jika Aaron Liu mengalami cidera setelah beberapa orang mengeroyoknya.     

"Apakah Anda baik-baik saja, Presdir? Mengapa tak tinggal di rumahku saja? Bukankah Anda dan Nona Lee akan bercerai?" Lee Hana merasa tak rela jika Aaron Liu sampai diperlakukan kasar oleh Jiang Lily. Ia sudah sangat siap untuk menerima seorang pria yang sebentar lagi akan menduda itu.     

"Nenek Jiang yang mengatur semuanya. Seharusnya Anda tak perlu repot-repot mengurus aku, Nona Lee. Aku merasa lebih baik tinggal di sini, apalagi kamu masih belum resmi berpisah," ujar Aaron Liu mengenai alasannya tinggal di apartemen dari Jiang Lily.     

Jiang Lily tersenyum kecut mendengar pembicaraan mereka berdua. Ia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya, "Jika tak ada hal lain, silahkan Anda kembali ke perusahaan, pabrik atau toko. Bukankah banyak pekerjaan yang sudah menunggu?"     

Secara tak langsung, Jiang Lily sengaja mengusir perempuan itu. Ia tak tahan menyaksikan Lee Hana mendekati suaminya.     

Bukan karena terlalu munafik, sepertinya Jiang Lily masih belum sadar jika Aaron Liu yang dicintainya. Dia hanya masih terjebak dalam kisah masa lalunya saja.     

"Mengapa harus terburu-buru, Lily? Biarkan Nona Lee di sini sebentar. Setidaknya kita bisa mengobrol sebentar mengenai perusahaan dan juga toko," bujuk Aaron Liu pada istrinya.     

"Sepertinya baru sehari tak bertemu, kamu sudah terlalu merindukan Nona Lee, Aaron!" sindir Jiang Lily pada suaminya sendiri.     

Sudah sangat jelas jika Jiang Lily sedang terbakar kecemburuan. Sayangnya, perempuan itu masih belum sadar jika apa yang dirasakannya adalah wujud dari perasaan cemburu. Terlalu naif dan juga sangat bodoh sebagai seorang istri yang tak menyadari perasaannya pada sang suami.     

Tanpa mengatakan apapun, Jiang Lily kembali menutup pintu apartemen. Ia pun berjalan ke sebuah titik di mana suaminya dan juga Lee Hana duduk saling berhadapan.     

"Apakah kalian berdua sedang melepas rindu? Apakah aku menggangu kalian berdua?" Lagi-lagi perempuan itu melemparkan senyuman pertanyaan konyol pada Aaron Liu dan juga Lee Hana. Hal itu cukup menggelikan bagi mereka semua.     

"Sebaiknya Anda lebih banyak introspeksi diri, Nona Jiang. Entah sadar atau tidak, Anda mulai jatuh hati pada Presdir Aaron. Bukankah sejak tadi Anda sedang memperlihatkan kecemburuan?" cibir Lee Hana yang mulai kesal dengan tindakan tak menyenangkan dari cucu perempuan Keluarga Jiang.     

"Jangan mengatakan Omong kosong, Nona Lee! Anda terlalu sok tahu mengenai perasaan orang lain. Seharusnya Anda bisa mengurus kehidupan percintaan Anda yang tak mengalami perkembangan itu," ledek Jiang Lily dalam sebuah balasan telak atas Lee Hana.     

Perdebatan itu membuat Aaron Liu harus mengelus dada. Ia benar-benar tak paham akan pemikiran mereka berdua. Dua perempuan hebat yang sedang berdebat saling menyerang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.