Menantu Pungut

Kebenaran Mengejutkan



Kebenaran Mengejutkan

0Aaron Liu sudah menduga jika Jiang Lily akan melontarkan kalimat itu. Perempuan itu tak mungkin begitu mudah untuk membantunya begitu saja.     
0

"Tolong ambilkan ponselku saja!" pinta Aaron Liu pada istrinya. Sebenarnya, tangan kirinya masih bisa memegang ponsel, dia hanya sedang berusaha untuk mendalami perannya saja.     

"Untuk apa mengambil ponsel?" Jiang tentu sangat ingin tahu hal apa yang akan dilakukan oleh suaminya.     

Tak ada cara lain lagi untuk memprovokasi Jiang Lily. Pria itu harus memiliki sebuah strategi untuk menguji perasaan dari istrinya.     

Walau sebenarnya, hal itu bisa saja berubah menjadi sebuah senjata memakan tuannya sendiri. Sayangnya Aaron Liu tak punya pilihan lainnya.     

"Aku akan menghubungi Lee Hana untuk membantu aku untuk mandi." Dengan begitu tenang, Aaron Liu menjawab hal itu tanpa beban sedikit pun. Semua dilakukan untuk menguji istrinya sendiri.     

"Apakah kamu sudah gila? Bagaimana bisa meminta perempuan itu untuk memandikanmu?" Jiang Lily tak bisa mengendalikan diri kala itu. Ia sangat murka kala membahayakan perempuan lain menyentuh suaminya.     

Meski ia sendiri juga menjalin hubungan dengan pria lain, Jiang Lily tak rela jika Aaron Liu sampai harus disentuh oleh Lee Hana. Perempuan cantik dan juga sexy yang sangat agresif pada suaminya.     

"Tidak! Biar aku saja yang membantumu untuk mandi." Jiang Lily mendorong pelan suaminya ke pintu kamar mandi.     

"Terima kasih," ucap Aaron Liu lirih sembari tersenyum penuh kemenangan tanpa sepengetahuan istrinya.     

Sebuah ritual mandi yang seharusnya membuat seseorang menjadi rileks justru sangat menegangkan bagi pasangan itu. Jiang Lily mencoba untuk memejamkan matanya agar tak menyaksikan tubuh kekar dari suaminya. Meski sesekali ia mengintip sedikit pada sosok pria tampan itu.     

Seperti bom atom yang seolah siap meledak, itulah yang dirasakan oleh pasangan itu. Baik Aaron Liu maupun Jiang Lily merasakan perasaan penuh ketegangan yang sama.     

"Mengapa kamu harus memejamkan matamu? Bukankah kamu sudah pernah melihat dan juga menyentuhnya?" sindir Aaron Liu pada seorang perempuan yang menjadi sangat malu atas kejadian malam itu.     

"Itu hanyalah kesalahan saja, Aaron! Dalam kondisi sadar, aku tak mungkin menyentuhmu malam itu." Sejujurnya, Jiang Lily bukan tak mengingat kejadian itu sama sekali. Samar-samar dia mengingat sebuah malam bersejarah bagi mereka berdua. Malam mendebarkan yang penuh jeritan kenikmatan dalam tetesan peluh membasahi kedua tubuh mereka.     

"Apakah kamu juga melakukannya dengan Hu Xianxu?" Aaron Liu sangat penasaran dengan hal itu. Ia ingin mendengar secara langsung dari istrinya.     

Jiang Lily langsung mengambil selembar handuk untuk mengeringkan tubuh suaminya. Ia pun memasangkan sebuah bathrobe pada tubuh Aaron Liu.     

Perempuan itu membantu suaminya untuk keluar dari kamar mandi. Akan sangat berbahaya jika Aaron Liu tergelincir karena licinnya lantai yang basah.     

"Apakah aku terlihat seperti perempuan murahan bagimu, Aaron? Sebelum aku memiliki ikatan resmi, tak mungkin aku melakukan hubungan terlarang dengan Hu Xianxu. Meski bagimu aku sangat liar, aku berusaha untuk menjaga harga diriku," terang Jiang Lily panjang lebar mengenai baik buruk dirinya sendiri.     

"Maaf. Aku tak bermaksud seperti itu," sesal Aaron Liu karena telah berpikir tidak-tidak mengenai istrinya sendiri.     

Jiang Lily tak heran jika pria itu bisa menilai dirinya seperti itu. Apalagi ... Hu Xianxu juga terlihat begitu dekat dengannya. Dengan reputasi seorang pemain wanita, pria itu sudah mendapatkan cap tak baik dari orang lain.     

Mereka hanya duduk saling berhadapan tanpa mengatakan apapun. Hubungan mereka benar-benar menjadi sangat canggung setelah kemunculan Hu Xianxu di dalam kehidupan Jiang Lily. Aaron Liu harus berupaya untuk menyadarkan istrinya agar tak terjebak oleh pria licik itu.     

"Bukalah galeri foto di ponselku! Kamu harus melihat sendiri, apa saja yang dilakukan oleh Hu Xianxu di luar sana." Aaron Liu memberanikan diri untuk mengungkapkan sebuah kebenaran yang dimilikinya. Ia harus menyakinkan Jiang Lily jika pria itu tak pantas untuknya.     

"Apa yang ingin kamu tunjukan, Aaron? Jangan pikir aku akan percaya dengan kebohongan itu!" Belum juga Jiang Lily membuka ponsel suaminya, dia sudah melemparkan sebuah tuduhan kalau pria itu sengaja menipunya.     

"Lihatlah dulu! Kamu bisa memutuskannya nanti," desak Aaron Liu agar istrinya mau melihat beberapa foto di galeri ponsel miliknya.     

Dengan keraguan dan juga perasaan tak karuan, Jiang Lily terpaksa mau memeriksa ponsel suaminya. Dia ingin melihat apa saja yang ingin diperlihatkan oleh Aaron Liu padanya.     

Begitu galeri terbuka ... ada beberapa gambar yang cukup mencuri perhatiannya. Di sana memperlihatkan Hu Xianxu sedang bersama seorang perempuan. Mereka berdua juga terlihat sangat dekat.     

"Hu Xianxu sama sekali tak serius menjalin hubungan denganmu, Lily. Perempuan itu adalah kekasihnya. Bahkan mereka berdua telah tinggal bersama," ungkap Aaron Liu mengenai hubungan antara sahabatnya sendiri dengan seorang perempuan.     

"Aku tidak bodoh, Aaron! Perempuan itu adalah adik angkatnya. Tak berlebihan jika mereka terlihat mesra seperti dalam gambar-gambar ini. Jangan mencoba untuk menghasut dan meracuni pikiranku, Aaron!" Jiang Lily sama sekali tak mempercayai hal itu. Terlebih ... Hu Xianxu pernah mempertemukan perempuan itu dengannya. Dia juga mengetahui jika mereka memiliki apartemen di gedung yang sama. "Aku sudah bertemu dengannya!" lanjutnya tegas.     

"Apa!" Aaron Liu merasa telah kalah langkah dari Hu Xianxu. Sahabatnya itu seolah telah mengantisipasi segalanya. 'Sial! Hu Xianxu telah bermain sangat rapi. Dia benar-benar telah merencanakan semuanya,' keluhnya di dalam hati.     

Bukti yang ada di tangannya seolah tak berguna. Aaron Liu harus bisa membuat Jiang Lily melihat sendiri kebejatan mereka berdua. Segala cara akan dilakukannya untuk menyelamatkan istrinya dari jebakan pria bejat itu.     

Aaron Liu tanpa sadar mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tak tahan mengetahui permainan Hu Xianxu atas istrinya. Entah bagaimana caranya, dia harus menemukan sebuah bukti yang bisa membuat istrinya percaya atas kelicikan pria itu.     

"Mengapa kamu tampak terkejut, Aaron? Bukankah kamu juga mengenal seluruh Keluarga Hu? Hu Xianxu sudah menyangka jika kamu akan memanfaatkan hal itu. Jadi sebelumnya, dia sengaja memperkenalkan perempuan dalam foto itu padaku," jelas Jiang Lily tanpa menutupi apapun.     

"Berhati-hatilah dengan Hu Xianxu! Banyak kebohongan yang dilakukan pria itu padamu," peringat Aaron Liu pada seorang perempuan yang sangat dicintainya.     

Baru saja mengatakan hal itu, ponsel Aaron tiba-tiba berdering. Panggilan itu berasal dari si bodyguard yang kebetulan menyelidiki penyerangan tadi.     

Tanpa diminta, Jiang Lily langsung menerima panggilan itu dan mendekatkan ponsel ke telinga suaminya. Perempuan itu sangat menghargai privasi orang lain, termasuk suaminya sendiri.     

"Ada apa?" tanya Aaron Liu pada seorang bodyguard yang baru saja melakukan panggilan via telepon.     

Air muka Aaron Liu berubah seketika itu juga. Seolah ia baru saja mendengar sebuah kabar yang sangat buruk. Wajahnya bahkan berubah sangat pucat kala mendengar pembicaraan si bodyguard.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.