Menantu Pungut

Tak Mampu Mendustai Diri



Tak Mampu Mendustai Diri

0Dua bodyguard itu tentu saja sangat cemas. Mereka harus memastikan jika luka di tangan Aaron tak parah.     
0

"Kita harus langsung ke rumah sakit, Tuan," bujuk si bodyguard pada Aaron Liu.     

"Sebaiknya kalian selidiki, siapa mereka yang sebenarnya," perintah Aaron Liu pada mereka berdua.     

Sebelumnya pergi meninggalkan gedung tua itu, si bodyguard mengambil sebuah kartu identitas milik si pria pirang. Mereka harus menemukan dalang dari penyerangan itu.     

Di samping itu, beberapa pria telah terkapar. Mereka tentunya kaget dengan apa yang terjadi terhadap pria pirang itu. Padahal pria itu cukup hebat dan juga cukup kuat, namun dapat dikalahkan dengan mudahnya.     

Untungnya dua bodyguard tersebut tak gentar sedikitpun, mereka cukup terlatih dan sangat profesional. Kesetiaan mereka pada Keluarga Jiang membuat dua pria itu rela mempertaruhkan nyawa demi melindungi Aaron Liu.     

"Biar saya saja yang membawa mobilnya, Tuan." Salah satu bodyguard membuka pintu mobil Aaron Liu. Mereka akan mengantar pria yang terluka itu ke rumah sakit.     

"Berangkatlah lebih dulu! Aku akan mengawal kalian dari belakang," sahut si bodyguard lain yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan Aaron Liu.     

Mereka semua meninggalkan gedung tua itu menuju ke rumah sakit terdekat. Tak tega menyaksikan tuannya yang sejak tadi harus menahan rasa sakit.     

Dalam mobil yang mengawal perjalanan itu, si bodyguard langsung menghubungi Nenek Jiang. Wanita tua itu harus mengetahui kondisi Aaron Liu secepatnya. Menyembunyikan hal itu justru akan menjadikan masalah bagi dua bodyguard itu.     

Nenek Jiang sangat menyayangi Aaron Liu seperti cucunya sendiri. Terluka sedikit saja, akan membuat wanita tua itu sangat cemas. Bahkan dia juga langsung menuju ke rumah sakit saat mendengar menantunya sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.     

Begitu tiba di rumah sakit, Aaron Liu langsung mendapatkan pemeriksaan di IGD. Mereka juga melakukan rontgen untuk memastikan kondisi tangan kanan sang presdir.     

"Di mana Aaron sekarang? Bagaimana kalian bisa begitu ceroboh?" geram Nenek Jiang saat telah sampai di IGD rumah sakit di mana Aaron Liu mendapatkan perawatan.     

"Kami pantas dihukum, Nyonya. Mereka langsung saja mengeroyok Tuan Aaron begitu saja. Kami langsung datang dan menyelamatkannya. Hanya saja ... tangannya terluka saat melawan orang-orang bayaran itu." Salah satu bodyguard menjelaskan duduk kejadian itu. Segalanya tentu tak mudah bagi mereka semua.     

"Selidiki dalang dari penyerangan itu! Untuk sementara, kalian fokus mencari pelakunya. Aku akan meminta atasan kalian untuk mengganti posisi sementara." Nenek Jiang tak mungkin membiarkan hal itu berlalu begitu saja. Siapapun orang yang berusaha untuk mencelakai Aaron Liu, dia harus mendapatkan balasannya.     

Tak berapa lama, Aaron Liu keluar setelah menjalankan pemeriksaan fisik. Pria itu sangat terkejut saat mendapati Nenek Jiang sudah menunggu di luar ruangan.     

Ada perasaan takut dan juga tak berguna telah kembali terluka hanya untuk hal sekecil itu. Rasanya sangat memalukan bagi Aaron Liu karena terlalu sering terluka saat bertarung melawan musuh-musuhnya.     

"Nenek! Bagaimana Nenek tahu kalau aku di sini?" Aaron Liu mencari dua bodyguard yang tadi menemaninya. Mereka berdua sudah tak terlihat di sekitar sana. "Di mana dia bodyguard yang tadi bersamaku?" tanyanya cemas.     

"Mereka sudah kembali lebih dulu. Untuk sementara, akan ada dua bodyguard baru yang akan menemanimu." Nenek Jiang melakukan hal itu untuk kebaikan menantunya sendiri. Ia tak mungkin membiarkan seorang pun memperlakukan dirinya begitu kejam.     

"Ini salahku, Nek! Jangan memecat mereka berdua!" seru Aaron Liu karena begitu panik jika dua bodyguard yang selalu menjaganya harus diberhentikan dari posisinya. Rasa bersalah menyeruak masuk hingga ke tulang. Pria itu tak ingin orang lain harus mendapatkan hukuman karena kecerobohannya.     

Nenek Jiang tak menjelaskan apapun. Dia justru menemui dokter yang bertanggung jawab pada Aaron Liu. Dokter itu menjelaskan jika kondisi pasien tidak terlalu parah. Pasien juga tak perlu menjalani rawat inap. Bahkan dalam beberapa hari, kondisinya akan segera pulih.     

Meski begitu, Nenek Jiang juga tetap sangat mencemaskan Aaron Liu. Seolah ia tak percaya kalau suami dari cucunya itu benar-benar cukup baik.     

"Haruskah kamu menjalani perawatan di rumah sakit saja, Aaron? Aku takut jika kondisimu tiba-tiba memburuk." Nenek Jiang sama sekali tak bisa menutupi kekhawatirannya. Itu hanyalah sebuah antisipasi atas sebuah kondisi yang mungkin saja berbahaya.     

"Aku baik-baik saja, Nek. Ini hanyalah cidera ringan, bukan sesuatu yang serius." Aaron Liu mencoba untuk menenangkan hati Nenek Jiang. Ia tak rela jika wanita tua itu sampai tertekan karena kondisinya.     

"Aku akan meminta Lily untuk merawatmu. Sudah seharusnya dia melakukan tugasnya sebagai seorang istri," ucap Nenek Jiang mengenai tugas dan tanggung jawab Jiang Lily terhadap suaminya. Walau bagaimanapun juga, mereka berdua masih belum belum bercerai.     

Sebenarnya ... Aaron Liu tak menginginkan hal itu. Namun, ia tak mungkin bisa menghentikan Nenek Jiang untuk menyeret istrinya. Pria itu sangat tahu jika Jiang Lily pasti akan murka jika sampai dipaksa.     

Perempuan itu terlalu sulit dikendalikan oleh suami dan juga neneknya sendiri. Namun, mengapa Jiang Lily seolah begitu menurut pada Hu Xianxu? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh pria bejat yang berhasil menjerat pewaris tunggal JL Fashion itu.     

"Lily pasti akan sangat marah jika Nenek memaksanya," duga Aaron Liu mengenai respon istrinya jika dipaksakan untuk mengurusnya.     

"Kalian masih suami istri! Jika kamu sakit, Lily wajib merawatmu sebagai seorang istri. Tak peduli dia mau atau tidak," tegas Nenek Jiang pada seorang pria yang sangat dipercayainya untuk mengurus perusahaan.     

Begitu mengurus administrasi dan juga hal lainnya, Nenek Jiang dan juga Aaron Liu bergegas meninggalkan rumah sakit. Mereka berdua langsung menuju ke sebuah apartemen.     

Sampai di lobby apartemen, di waktu yang sama Jiang Lily juga baru saja turun dari mobil. Perempuan itu tampak sangat terkejut mendapati Aaron Liu yang memiliki beberapa luka lebam di wajahnya.     

"Apa yang terjadi padamu, Aaron?" Karena terlalu panik, Jiang Lily tanpa sadar menghampiri suaminya. Ia harus memastikan jika kondisi pria itu tak terlalu parah. Perempuan itu sama sekali tak mampu mendustai dirinya sendiri.     

"Ada beberapa orang yang tiba-tiba mengeroyok Aaron. Kondisinya sangat buruk. Bahkan tangan kanannya tak bisasa berfungsi dengan baik. Untuk sementara, dia akan tinggal bersamamu. Aku harus melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap Nenek Jiang pada cucunya. Dia sengaja mendramatisir kondisi Aaron Liu agar cucunya mau membiarkannya tinggal di apartemen cucunya.     

"Apa!" Jiang Lily merasa sangat sedih mendengar hal itu. Menyaksikan Aaron Liu terluka, ia juga merasakan sakit di dalam dirinya. "Tapi, Nek ... sebentar lagi kami akan berpisah, bagaimana Aaron bisa tinggal bersamaku?" tanyanya.     

Sikap Jiang Lily langsung berubah drastis begitu melihat suaminya terluka. Ia bahkan melupakan segala pertikaian dan juga kebenciannya pada Aaron Liu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.