Menantu Pungut

Penyerangan, Lagi?



Penyerangan, Lagi?

0Aaron Liu harus kembali merasakan rasa sakit yang mendalam, kala harus menyaksikan istrinya pergi dengan Hu Xianxu. Terlalu menyiksa hati dan juga batinnya.     
0

Begitu melakukan pembayaran, pria itu bergegas pergi meninggalkan restoran. Ada banyak hal yang harus dilakukan di perusahaan. Aaron Liu sudah meminta Lee Hana untuk berangkat lebih dulu. Ia sengaja membeli beberapa makanan sebelum meeting hari itu.     

Baru saja meninggalkan restoran itu, Aaron Liu menyadari ada dua mobil yang sengaja mengikutinya. Ia pun langsung menghubungi dua bodyguard yang mungkin saja tak menyadari hal itu.     

"Waspadalah! Sepertinya ada dua mobil yang mengikuti aku. Sepertinya tak mungkin jika langsung ke perusahaan." Begitulah penjelasan singkat Aaron Liu via telepon pada dua bodyguard yang berada di mobil yang berbeda dengannya.     

Aaron Liu menyeringai kejam dan memutuskan untuk mengikuti permainan dari dua mobil hitam tersebut. Mereka dengan sangat jelas sengaja ingin mengikuti dirinya.     

Tak berapa lama kemudian, Aaron Liu sengaja mengarahkan mereka semua ke depan sebuah gedung terbengkalai. Kebetulan sekali, bangunan tak terpakai itu berada tak jauh dari perusahaan. Dia berpikir harus meringkus orang-orang yang pastinya memiliki niat jahat padanya.     

Dua mobil hitam tadi seolah langsung menyadari hal itu. Mereka pun terpaksa mengikuti Aaron Liu. Dia mobil telah berhenti tepat di depan sebuah gedung tak terawat dengan cahaya minim, cocok untuk sebagai area tindak kejahatan dan tempat persembunyian     

Aaron Liu keluar dari mobilnya dan memperhatikan beberapa orang yang bertubuh kekar baru saja keluar dari mobil hitam itu. Ia melebarkan senyumnya kala mengetahui banyak pria yang seakan telah sangat siap menghadapinya di gedung terbengkelai tersebut.     

"Siapa kalian? Mengapa mengikuti aku hingga ke lokasi kosong seperti ini? Tak mungkin jika kalian juga ingin bersantai di sini?" ledek Aaron Liu dengan ekspresi geram karena merasa semua telah mengganggu perjalanannya.     

Namun fokus utama Aaron Liu tak lain adalah pria berambut pirang yang duduk di depan mobil itu. Pria itu bisa duduk begitu tenang dengan membawa sebuah pemukul besi di tangannya. Sedangkan beberapa orang lainnya, berdiri dengan patuh di sampingnya.     

"Tak penting siapa kami semua! Kami hanya ditugaskan oleh bos untuk menghabisi nyawamu!" seru pria pirang yang masih duduk di depan mobil.     

'Jadi seperti ini cara main mereka, dan pria pirang itu pasti pentolannya! Sedangkan beberapa lainnya hanyalah anak buahnya,' batin Aaron Liu, seolah-olah dia sudah tahu apa yang direncanakan oleh para orang-orang yang sudah diketahuinya itu.     

"Kenapa kalian diam saja!? Segera habisi nyawanya!" seru si pria berambut pirang pada beberapa anak buahnya.     

"Terima nasib burukmu!" Sebuah tendangan keras melayang cepat mengenai pinggang Aaron Liu.     

Untung saja, Aaron Liu bisa mengendalikan diri hingga tak terjungkal. Ia tak menyangka harus kembali menghadapi kebiadaban orang-orang bayaran itu.     

Saat beberapa orang mulai mengeroyok dan juga mencoba untuk menyerang Aaron Liu secara bersamaan, dua bodyguard itu akhirnya datang. Mobilnya melaju cepat dan terarah pada kerumunan itu.     

Seketika ... mereka semua mencoba untuk menghindar. Hanya orang bodoh saja yang akan diam saja saat akan ditabrak oleh sebuah mobil. Suasana semakin mencekam tatkala dua bodyguard itu turun dari mobil.     

"Apa kalian hanya berani jika main keroyok saja? Kalau berani satu lawan satu," cibir si bodyguard dengan nada meremehkan. Ia sama sekali tak senang dengan beberapa orang-orang bayaran yang sengaja datang untuk mencelakai tuannya.     

"Apakah kalian begitu hebat? Mengapa kamu begitu sombong?" sahut salah seorang pria bayaran yang merasa terhina atas ucapan bodyguard itu.     

"Brengsek! Terlalu banyak bacot, lawan mereka semua," teriak si pria pirang sangat murka.     

Dalam waktu bersamaan, mereka semua langsung mengepung Aaron Liu dan dua bodyguard-nya. Melemparkan beberapa pukulan dan juga tendangan yang datang bersamaan. Suasana semakin memanas. Mereka saling serang dengan begitu brutal dan tak bisa lagi terhindar dari beberapa pukulan.     

Meskipun beberapa kali Aaron Liu berhasil menangkis pukulan itu, ia tetap tak bisa menghindari serangan yang datang bertubi-tubi. Jumlah mereka cukup banyak jika dibandingkan dengan dua bodyguard itu.     

"Matilah kau!" Sebuah pemukul besi sudah terayun ke arah kepala Aaron Liu. Untung saja si bodyguard bergerak cepat dan langsung menendang kuat pria bayaran itu.     

Seketika pria itu terjungkal dengan wajah menghadap ke lantai gedung kosong itu. Dengan segenap kekuatan, mereka bertiga mengetahui segala kemampuan untuk melumpuhkan mereka semua.     

Tak peduli dengan rasa sakit ataupun keringat dingin yang mulai menetes, Aaron Liu tak ingin hanya berdiam saja tanpa melakukan apapun.     

"Siapa yang mengizinkanmu menyentuh bosku, Brengsek!" Si bodyguard murka tatkala menyaksikan beberapa orang sengaja mengeroyok Aaron Liu.     

Setelah teriakan itu, si bodyguard dengan cepat mengarahkan kepalan tangan kanannya ke arah tangan pria beberapa pria bayaran yang telah berani menyentuh Aaron Liu.     

"Apakah Tuan baik-baik saja?" cemasnya pada Aaron Liu.     

"Sepertinya tanganku terkilir saat memukul mereka tadi. Rasanya sangat menyakitkan untuk bergerak," jelas Aaron Liu.     

Mereka akhirnya paham, mengapa tuannya itu tak segesit biasanya. Cidera di tangannya benar-benar sangat menggangu. Hampir saja melumpuhkan kekuatannya.     

"Ini balasan kami atas kegilaan kalian!" Dua bodyguard melakukan serangan balik dengan membabi-buta. Mereka sengaja melumpuhkan beberapa orang yang sejak tadi menargetkan Aaron Liu.     

Terdengar rintihan rasa sakit mencuat begitu saja. Semua orang telah terkapar di lantai dingin bangunan itu. Hanya menyisakan seorang pria berambut pirang yang masih duduk di atas mobil itu.     

Aaron Liu berwajah pucat langsung merunduk dengan rasa sakit yang menyerang tangan kanannya. Di momen berikutnya, dia langsung menyadari bahwa tangan kanannya tak baik-baik saja. Ia mencoba berdiri di antara dua bodyguard kepercayaan Keluarga Jiang.     

"Siapa yang membayar kalian semua? Haruskah kami memaksamu untuk membuka mulut?" gertak Aaron Liu pada seorang pria yang masih duduk tenang di depan mobil itu.     

"Tugasku hanya menghabisi nyawamu saja. Aku yaky dibayar untuk menjelaskan apapun." Begitu mengatakan hal itu, dengan bodohnya pria pirang itu mencoba untuk mengayun pemukul besi itu ke arah Aaron Liu.     

Dalam sekali gerakan saja, dua bodyguard langsung menghajarnya tanpa ampun. Pria itu benar-benar sangat kurang ajar terhadap tuannya.     

Secara mendadak, si pria pirang menjerit kesakitan, kedua matanya mendadak menjadi buram, diiringi dengan rasa pusing yang membebani kepalanya. Dia terkenal pukulan dari benda yang dibawanya sendiri.     

Dan nasib sialnya, itu bukanlah akhirnya. Sebab di saat selanjutnya, dua bodyguard kembali menendang keras wajah pria berwajah gelap tersebut tanpa belas kasih!     

Suara benturan keras pun tercipta, si pria pirang langsung tumbang dan pingsan begitu saja.     

"Kalian telah melukai Tuan Aaron. Hukuman ini tak sebanding, seharusnya kalian semua mati di sini," ucap si bodyguard sebelum ia menginjak tubuh si pria pirang itu sembari terus melangkahkan kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.