Menantu Pungut

Telepon Mencurigakan!



Telepon Mencurigakan!

0"Nona Lee! Untuk apa Anda di sini?" tanya Aaron Liu dengan wajah terkejut. Ia masih tak percaya jika perempuan itu sampai mendatangi apartemennya.     
0

"Nenek Jiang yang meminta saya untuk datang mengantar sarapan untuk Anda, Presdir," jelas Lee Hana pada seorang pria yang terlihat sangat kesal atas keberadaannya di sana.     

Bahkan Lee Hana juga memegang sebuah kartu akses yang diberikan secara langsung oleh Nenek Jiang. Wanita tua itu tak tega jika Aaron Liu menjadi kesepian setelah cucunya begitu tega meninggalkan dirinya.     

Bagi Lee Hana, itu adalah sebuah keberuntungan sangat besar. Ia sangat teka keberatan untuk mendatangi Presiden Direktur JL Fashion itu. Dia berharap jika suatu saat nanti, dirinya bisa bersanding dengan Aaron Liu.     

Tak bisa menolak hal itu, Aaron Liu bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Lee Hana tengah menyiapkan beberapa makanan yang sudah di bawanya tadi.     

Di sisi lain, Jiang Lily sudah bersiap untuk pergi bersama Hu Xianxu. Perempuan itu sudah terlihat cantik dan juga sangat rapi. Hingga tak berapa lama, seseorang yang tengah ditunggunya telah datang.     

"Hu Xianxu! Apakah kamu baru bangun?" Jiang Lily membuka pintu apartemennya dengan penuh semangat. Ia terlihat sangat senang melihat kedatangan pria itu di sana.     

"Tadi aku aku sedikit urusan sebentar. Apakah Aaron menginap di sini semalam?" Hu Xianxu sangat penasaran akan keberadaan suami dari kekasihnya itu.     

"Jadi memang benar kamu yang telah membukakan pintu untuk Aaron? Dia tak menginap di sini. Lagi pula ... aku tak sudi tidur bersamanya." Jiang Lily tiba-tiba mengingat beberapa potong pembicaraan antara dirinya dan juga Aaron Liu semalam.     

Namun, perempuan itu tampak sangat ragu untuk mengatakan hal itu pada Hu Xianxu. Meski hatinya benar-benar tak tahan jika mengingat kalimat Aaron Liu yang sengaja memojokkan kekasihnya.     

Jiang Lily masih berusaha untuk menyusun setiap kata yang akan diucapkannya untuk menjelaskan alasan keberadaan Aaron Liu di apartemennya.     

"Aaron Liu mengatakan jika kamu memiliki banyak kekasih, Hu Xianxu. Dia terus saja menjelekkan kamu dengan banyak tuduhan palsu," lontar Jiang Lily dengan sangat berhati-hati. Ia tak ingin salah bicara dan juga melukai hati pria itu.     

"Apakah kamu percaya padanya, Lily?" Hu Xianxu ingin mendengar jawaban perempuan itu. Dia harus memastikan jika Jiang Lily tak curiga padanya.     

Perempuan itu mendekati Hu Xianxu, ia pun melemparkan tatapan tajam pada pria itu. Jiang Lily sangat mempercayai sosok pria yang sudah begitu baik padanya.     

"Aku hanya percaya padamu saja, Hu Xianxu. Sudah sangat jelas jika Aaron hanya ingin menghancurkan hubungan kita saja." Sebuah jawaban yang cukup melegakan bagi Hu Xianxu.     

"Semoga saja kamu akan selalu percaya denganku," ucap Hu Xianxu sembari mendekatkan diri sebelum akhirnya pria itu memeluk seorang perempuan bodoh yang sudah ditipunya.     

Jiang Lily seperti sebuah mangsa yang sangat empuk bagi Hu Xianxu. Perempuan itu terlalu polos dan juga sangat naif. Hal itu membuatnya semakin bersemangat untuk memanfaatkan istri dari sahabatnya sendiri.     

Takdir seolah bagi baik pada Hu Xianxu. Hanya saja, Aaron Liu terlalu ikut campur dalam urusannya. Dia harus memberikan sedikit pelajaran pada seorang sahabat yang dulunya sangat kaya raya. Namun sekarang, kondisinya sangat menyedihkan.     

"Sebaiknya kita berangkat sekarang, Lily. Apakah kamu akan ke perusahaan?" tanya Hu Xianxu pada perempuan itu.     

"Aku akan mencari pekerjaan lain saja. Lebih baik kita makan dulu saja sebelum pergi," ajak Jiang Lily pada kekasihnya.     

Saat itu juga, mereka berdua meninggalkan apartemen. Jiang Lily sudah duduk di dalam mobil, saat Hu Xianxu terlihat sedikit aneh saat pria itu menelepon seseorang di luar.     

Hal itu membuat Jiang Lily berpikir tidak-tidak mengenai Hu Xianxu. Pria itu seolah sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Entah itu benar atau salah paham saja, ia sendiri tak yakin akan hal itu.     

"Siapa yang kamu telepon? Sepertinya sangat penting," celetuk Jiang Lily mengenai seseorang yang baru saja dihubunginya.     

"Hanya soal pekerjaan saja. Apakah kamu bosan menunggu terlalu lama? Maafkan aku, Lily. Aku tak bermaksud menyembunyikan hal itu darimu. Kumohon jangan salah paham." Hu Xianxu sengaja menunjukkan wajah sedihnya. Bahkan pria itu sengaja ingin menarik perhatian perempuan itu.     

"Kupikir kamu sengaja menghindar," celetuk Jiang Lily dengan wajah muram.     

Hu Xianxu bisa melihat jika Jiang Lily tak senang dengan sikapnya tadi. Dia mencoba untuk memperbaiki situasi. Tak ingin jika perempuan itu sampai mengetahui segala rencana liciknya.     

Dengan penuh perasaan, Hu Xianxu memeluk Jiang Lily dan memberikan sebuah kecupan lembut di keningnya. Dia sedang berusaha untuk membujuk perempuan itu agar tak kesal padanya.     

"Mengapa aku harus menghindari kamu, Lily? Rasanya aku sangat berdosa telah membuat kamu salah paham seperti ini. Maafkan aku Lily." Hu Xianxu benar-benar sangat mahir untuk merayu seorang perempuan. Pria itu sangat lihai memainkan kalimatnya.     

"Sudahlah! Sebaiknya kita makan dulu," ajak Jiang Lily agar mereka berdua segera pergi ke sebuah restoran untuk sarapan.     

Tanpa banyak bicara, Hu Xianxu menuju ke sebuah restoran yang tak jauh dari JL Fashion. Mereka pun menikmati sebuah sarapan romantis dengan suasana yang cukup nyaman.     

Begitu selesai makan, Hu Xianxu kembali memandang Jiang Lily. Terlukis begitu jelas jika perempuan itu masih sangat kesal padanya. Lain kali, ia harus berhati-hati saat berhadapan langsung pada perempuan itu.     

Saat mereka berdua akan keluar dari restoran, tak sengaja pasangan itu melihat Aaron Liu keluar dari mobil sendirian. Hal itu sangat menarik perhatian bagi Hu Xianxu.     

"Bukankah itu Aaron? Mengapa dia datang sendirian ke sini?" tanya Hu Xianxu pada perempuan cantik yang berdiri di sebelahnya.     

"Ini adalah restoran kesukaannya. Sangat wajar jika dia mampir ke sini. Apakah kamu ingin menyapanya dulu?" tanya Jiang Lily ragu.     

"Mengobrol saja dulu dengannya. Aku akan ke toilet sebentar." Hu Xianxu berjalan cepat menuju ke toilet restoran. Ada hal penting yang harus dilakukannya di dalam toilet. Tentu saja untuk menghindari seseorang ingin dilakukannya.     

Jiang Lily sama sekali tak memperlihatkan ekspresi apapun. Perempuan itu menunjukkan wajah dingin saat Aaron Liu hampir melewati dirinya.     

Pria itu tiba-tiba berhenti tepat di hadapannya. Ada sesuatu yang begitu menarik dalam setiap tatapan matanya.     

"Sejak kapan kamu keluar tanpa bodyguard?" tanya Jiang Lily penasaran.     

"Sejak istriku kabur dan meninggalkan aku begitu saja. Tak ada gunanya aku melindungi diri. Untuk siapa aku bertahan hidup?" Aaron Liu sengaja mendramatisir kalimat itu. Ia hanya ingin melihat reaksi Jiang Lily atas dirinya.     

"Jangan berbicara omong kosong! Apapun yang terjadi padamu, tak ada hubungannya denganku!" tegas Jiang Lily sebelum ia masuk ke dalam mob     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.