Menantu Pungut

Terjerat Penipu Licik



Terjerat Penipu Licik

0"Apakah Anda bisa mengantar kami ke apartemen itu, Nona? Tapi jangan mengatakan jika kami tinggal di penthouse," pinta Aaron Liu dengan penuh harap. Ia berpikir hanya si resepsionis itu yang bisa membantunya kali ini.     
0

"Tentu saja, Tuan. Namun, saya hanya akan mengantar ke depan pintu saja." Si resepsionis hanya bisa membantu sebatas itu saja. Meski ia bisa melakukan hal yang lebih besar, ia tak ingin melanggar batasan itu.     

Tak berapa lama, mereka pun menuju ke sebuah unit apartemen yang baru saja dibeli atas nama Hu Xianxu. Besar kemungkinan jika di sanalah Jiang Lily berada saat itu.     

Aaron Liu dan juga Nenek Jiang sama gelisah dan tak tenang. Mereka berdua terlalu mencemaskan seorang perempuan yang sangat keras kepala dan juga sulit diatur.     

Begitu masuk ke dalam lift, si resepsionis menekan tombol 11. Bisa dipastikan jika apartemen yang baru saja dibeli berada di lantai itu.     

Dalam beberapa detik saja, pintu telah terbuka. Si resepsionis keluar lebih dulu untuk menunjukkan arah jalan. Tanpa banyak berbicara, perempuan itu menunjukkan sebuah unit apartemen dengan nomor 1101.     

"Saya permisi," pamit resepsionis itu sebelum ia kembali masuk ke dalam lift untuk turun.     

Aaron Liu dan juga Nenek Jiang saling melemparkan pandangan satu sama lain. Mereka berdua benar-benar tak sabar untuk segera membawa pergi Jiang Lily dari jeratan pria licik itu.     

"Biar aku yang mengetuk pintunya, Nek." Sebelum Aaron Liu berhasil mengetuk pintu, Nenek Jiang sudah menghentikannya.     

"Mereka tak akan membuka pintu jika kamu yang mengetuk," terang Nenek Jiang dengan cukup meyakinkan.     

Di saat yang sama, seorang petugas kebersihan baru saja melewati lorong. Nenek Jiang berinisiatif untuk meminta sedikit bantuan dari orang itu. Setidaknya, Jiang Lily maupun Hu Xianxu tak akan mencurigai petugas kebersihan itu.     

Tak boleh ada kesalahan apapun yang bisa membuat mereka bisa menyembunyikan diri apalagi sampai melarikan diri. Nenek Jiang harus melihat sendiri jika cucunya berada di sana bersama pria itu.     

"Bisakah Anda membantu saya untuk mengetuk pintu itu?" tunjuk Nenek Jiang ke sebuah unit 1101.     

"Tentu saja, Nyonya. Kebetulan sekali saya juga perlu mengambil beberapa alat kebersihan yang kebetulan tertinggal di sana." Petugas kebersihan itu sama sekali tak keberatan dengan hal itu. Apalagi, Nenek Jiang telah memberikan sedikit uang tip pada pria itu.     

Tak berapa lama setelah mengetuk, pintu langsung terbuka. Hu Xianxu terlihat berdiri di depan pintu. Namun, ia tak menyadari keberadaan Nenek Jiang dan juga Aaron Liu yang sengaja berdiri sangat dekat dengan dinding.     

"Mohon maaf, Tuan. Saya melupakan beberapa alat kebersihan di kamar mandi," ucap si pria yang bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung apartemen itu.     

"Ambillah dan segera pergi!" seru Hu Xianxu dengan wajah tak senang karena merasa terganggu dengan kemunculan seorang pria yang begitu ceroboh.     

Tanpa menutup pintu terlebih dahulu, Hu Xianxu kembali duduk di sebelah Jiang Lily. Mereka berdua terlihat sedang menikmati makan malam di apartemen itu.     

Tak berapa lama, Aaron Liu dan juga Nenek Jiang langsung menerobos masuk ke sana. Mereka berdua menyaksikan pasangan itu sedang menikmati makan malam dengan begitu mesra.     

"Apakah ini apartemen barumu, Lily? Dengan mengambil uang perusahaan sebanyak itu, kamu hanya akan tinggal di apartemen sekecil ini?" cibir Nenek Jiang dengan sangat mengejutkan.     

"Nenek! Bagaimana Nenek bisa tahu aku di sini? Apakah kalian sengaja membuntuti kami?" kesal Jiang Lily karena mereka telah melanggar privasinya.     

Hu Xianxu tampak begitu panik atau cibiran dari Nenek Jiang. Tanpa sepengetahuan Jiang Lily, ia memang sengaja mengambil keuntungan dari pembelian apartemen itu. Lebih tepatnya, pria itu sengaja menipu seorang perempuan polos yang telah jatuh cinta padanya.     

Suasana berubah menegangkan, terjadi perdebatan panjang antara seorang nenek dengan cucunya. Segalanya menjadi tak terkendali dan juga sangat tak nyaman.     

"Bukankah aku berhak atas uang itu, Nek? Apa gunanya jika aku seorang pewaris namun tak bisa menikmati apapun?" teriak Jiang Lily melayangkan nada protes pada seseorang yang sebenarnya paling berjasa padanya.     

"Kamu bukan sedang menikmati kekayaan kita, Lily. Kamu begitu buta hingga kehilangan akal sehat dan lebih parahnya lagi, kamu telah mencuri uang perusahaan." Nenek Jiang langsung melemparkan tuduhan itu pada cucunya sendiri. Ia tak akan membela seseorang yang telah bersalah meski itu keluarganya sendiri. "Apakah pantas seorang pewaris Keluarga Jiang melakukan hal memalukan itu?" lanjutnya.     

Jiang Lily langsung terdiam. Dia sadar jika telah berbuat bodoh dan juga sangat memalukan. Namun, segala kebaikan Nenek Jiang pada Aaron Liu telah membuatnya semakin cemburu dan gelap mata.     

Sedangkan Aaron Liu, mencoba untuk mendekati seseorang yang sudah dianggap seperti saudara namun justru mengkhianatinya. Lebih parahnya lagi, pria itu justru ingin menjebak istrinya dengan segala tipu muslihat.     

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan pada Jiang Lily, Xianxu? Jangan pikir aku tak mengetahui niat jahatmu padanya!" ucap Aaron Liu pada anak angkat dari Keluarga Hu itu.     

"Apa maksudmu, Aaron? Aku hanya membantumu Jiang Lily saja. Dia mengatakan ingin mencari sebuah apartemen untuk tempat tinggal sementara. Kebetulan sekali aku mengenal pengelola gedung ini." Hu Xianxu mencoba untuk membodohi Aaron Liu. Dia tak ingin tertangkap basah dan terlihat begitu jahat di hadapan Jiang Lily.     

Bahkan pria itu sengaja mengeraskan suaranya agar Jiang Lily me dengan jawabannya. Hu Xianxu tak mau kehilangan aset yang sangat berharga baginya. Pria itu masih belum puas untuk mengambil keuntungan dari perempuan polos dan juga terlalu bodoh baginya.     

Jiang Lily langsung menghampiri kedua pria itu. Ia tak terima karena Aaron Liu bersikap tak sopan pada Hu Xianxu. Hal itu membuatnya langsung murka dan juga mengamuk pada suaminya sendiri.     

"Cukup, Aaron! Kamu tak berhak menindas kekasihku. Hubungan kita sudah berakhir. Kamu hanya harus menunggu surat perceraian kita saja," tegas Jiang Lily dengan sangat murka. Ia tak mau tahu alasan suaminya sampai melakukan hal itu pada Hu Xianxu.     

"Pria ini sudah menipumu, Lily! Kamu harus berhati-hati padanya!" peringat Aaron Liu pada istrinya.     

"Apa hakmu memperingatkan aku, Aaron? Baik buruknya Li Xian, itu adalah urusanku. Kamu sama sekali tak pantas untuk menilainya." Lagi-lagi, Jiang Lily justru membela seorang penipu. Perempuan itu sudah terjerat oleh tipu daya seorang pria licik.     

Tak sabar menyaksikan segala kebodohan cucunya, Nenek Jiang langsung mencengkeram lengan Jiang Lily dan menyeretnya menuju pintu.     

"Pulang sekarang juga, Lily!" seru Nenek Jiang pada cucunya.     

"Aku akan pulang jika Nenek sudah menendang Aaron Liu dari Keluarga Jiang. Jika Nenek masih membiarkannya, aku akan tetap tinggal di sini!" sahut Jiang Lily sembari melempar tatapan mengerikan pada suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.