Menantu Pungut

Durian Runtuh



Durian Runtuh

0Aaron Liu meninggalkan bandara dengan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Terlalu banyak hal yang tiba-tiba menyeruak masuk dan sangat mengusik. Ia masih belum memahami maksud dari kalimat Tiffany beberapa saat lalu.     
0

Begitu masuk ke dalam sebuah taksi, Aaron Liu bergegas kembali ke perusahaan. Pria itu harus membereskan segala kekacauan dan juga semua masalah di JL Fashion.     

Tak hanya Jiang Lily saja yang membuat masalah, WM Fashion juga sengaja ingin menjegal seluruh bisnis Keluarga Wang. Hal itu tak hanya karena dendam Miranda atas dirinya sana, Keluarga Wen juga memiliki sebuah dendam secara pribadi pada Nenek Jiang.     

"Segera masuk ke dalam mobil, Tuan. Akan sangat berbahaya jika Anda nekat menaiki taksi seperti tadi." Dua orang bodyguard yang sudah sejak lama mengawalnya, tiba-tiba sudah berada di sana.     

"Maaf sudah merepotkan kalian." Aaron Liu sebenarnya sangat sadar jika bepergian dengan taksi akan sangat berbahaya. Mengingat sudah banyak kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya.     

Untung saja, dua orang kepercayaan Nenek Jiang itu selalu mengikuti pergerakan Aaron Liu. Tak sedikitpun pria itu lepas dari pandangan mereka berdua. Keselamatan menantu dari Keluarga Jiang merupakan prioritas bagi mereka.     

Tak hanya Aaron Liu saja yang memiliki pengawal pribadi. Jiang Lily juga memiliki dua orang yang dipercayakan untuk memastikan keselamatan perempuan itu. Namun, ia sama sekali tak mengetahui akan hal itu.     

Hanya saja, pengawal Jiang Lily tak seketat Aaron Liu. Perempuan itu tak terlalu banyak yang mengincar nyawanya. Jauh berbeda dari suaminya itu, setiap langkah adalah sebuah ancaman bagi keselamatannya.     

"Nyonya Jiang hanya ingin memastikan jika Anda kembali dengan selamat, Tuan. Beliau sangat peduli dengan keselamatan Anda baik di rumah, perusahaan atau di manapun berada," jelas si bodyguard yang kebetulan datang untuk menjemputnya.     

"Aku mengerti. Dalam kondisi seperti ini, segala pengamanan pasti akan diperketat. Berapa orang yang bertugas untuk mengawasi istriku?" tanya Aaron Liu untuk memastikan keamanan dari Jiang Lily.     

"Ada dua orang yang berjaga di luar apartemen. Dan seorang lagi berada di area lobby apartemen. Untung saja pihak gedung tak menolak untuk bekerja saja. Nyonya Jiang sendiri yang datang mengurus hal itu." Terlalu banyak hal yang harus dilakukan sejak kekacauan yang ditimbulkan oleh Jiang Lily. Perempuan itu berhasil menambahkan tugas baru pada mereka.     

Andai saja Nenek Jiang bukan pemilik salah satu penthouse di apartemen itu, tentu tak akan mudah untuk keluar masuk ke area gedung. Pengamanan ketat diterapkan dalam gedung pencakar langit di mana Aaron Liu dan juga Jiang Lily tinggal di dalam gedung yang sama.     

Banyak usaha dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk memastikan keselamatan Jiang Lily. Tak boleh ada kesalahan apapun yang berakibat fatal pada cucu tunggal Keluarga Jiang.     

Sampai di perusahaan, Aaron Liu bergegas masuk untuk menemui Nenek Jiang. Wanita tua itu sudah sejak tadi menunggunya yang tiba-tiba pergi setelah mendatangi sebuah pusat perbelanjaan.     

"Maaf, Nek. Aku ada sedikit urusan tadi. Apa yang kita dapatkan sekarang? Kita harus melakukan penyelidikan dan juga riset atas beberapa produk terbaru dari WM Fashion." Aaron Liu tak terlalu banyak berbasa-basi. Situasi dan juga kondisi perusahaan tak terlalu baik. Ia benar-benar harus memikirkan sebuah cara untuk mengatasi segalanya.     

"Tolong jelaskan temuan kita pada Aaron, Nona Lee!" pinta Nenek Jiang pada seorang perempuan cantik yang sangat dipercayainya untuk mengurus pabrik dan toko.     

Lee Hana langsung bangkit dari tempat duduknya, ia mengambil beberapa sampel bahan baku milik JL Fashion. Kemudian ia juga mengambil beberapa pakaian yang dibelinya dalam pameran WM Fashion di pusat perbelanjaan tadi.     

Perempuan itu mulai menjelaskan perbedaan kualitas bahan baku antara dua perusahaan fashion itu. Lee Hana juga menjelaskan mengenai hasil akhir dari pakaian jadi itu. Tentu saja, JL Fashion memiliki banyak keunggulan. Hanya saja, tak semua orang mampu melihat hal itu.     

"Jadi ... maksud Anda WM Fashion sengaja memilih bahan baku yang sama tapi dengan kualitas setingkat lebih rendah. Kemudian proses pengerjaan produk juga dilakukan secara langsung dalam skala besar untuk mengurangi biaya produksi." Aaron Liu mencoba untuk menyimpulkan penjelasan panjang lebar dari seorang perempuan yang menjadi manajer produksi JL Fashion.     

"Benar sekali, Presdir. Hal itu bisa menekan biaya produksi hampir lima puluh persen. Tentu saja itu juga bisa menekan harga jual hingga begitu rendah," terang Lee Hana atas beberapa hal yang menjadi perhatiannya.     

Nenek Jiang cukup puas dengan hasil kerja keras Lee Hana. Perempuan itu selalu bisa menunjukkan kinerja terbaik bagi perusahaan. Tak heran jika pemilik JL Fashion seolah sangat mengandalkan perempuan cantik itu.     

Meski begitu, Nenek Jiang juga harus bisa memberikan kualitas dan juga harga terbaik bagi pelanggannya. Tak akan membiarkan konsumen JL Fashion beralih ke WM Fashion karena terjerat dengan harga yang sangat murah.     

"Seharusnya pembeli loyal kita tak mungkin tergiur oleh harga murah dari WM Fashion. Hanya saja, cukup mencemaskan jika mereka menggunakan trik kotor untuk merebut konsumen kita," cemas Nenek Jiang atas beberapa hal yang mungkin bisa merugikan perusahaan.     

"Sebaiknya kita mencari cara agar produk kita tetap unggul di pasaran. Selain itu, tak ada salahnya jika kita coba mencari celah untuk menggulingkan WM Fashion sebelum merusak harga pasaran." Aaron Liu tampak begitu menggebu-gebu untuk memberikan pukulan telak pada perusahaan baru itu. Sayangnya hal itu sama sekali tak semudah bayangan.     

"Jangan terlalu gegabah, Aaron! Kita masih belum mengetahui rencana mereka yang sebenarnya. Akan lebih baik jika kita tetap waspada dalam persaingan bisnis ini. Takutnya kita terlena dan justru terguling ke daratan," peringat Nenek Jiang pada seorang pria yang telah menjadi menantunya itu.     

Sebagai pelaku bisnis fashion, Lee Hana langsung mengerti arah pembicaraan Nenek Jiang. Namun berbeda dengan Aaron Liu, pria itu masih mencoba untuk memahami setiap kata yang diucapkan oleh seseorang yang sudah terlalu baik padanya.     

Dalam posisi seperti itu, Aaron Liu semakin merasakan penyesalan karena tak pernah mau mengurus bisnis Keluarga Liu. Andai dulu ia mau ikut membantu ayahnya ... sedikit Bana ia akan jauh lebih paham. Sayangnya, penyesalan itu sudah sangat terlambat.     

"Aku mengerti, Nek. Sepertinya aku masih harus banyak belajar pada Nenek dan juga Nona Lee. Dalam kondisi seperti sekarang, aku benar-benar harus bisa mengantisipasi segala hal yang mungkin terjadi," ujar Aaron Liu dengan segala beban di pundaknya.     

"Bagaimana jika untuk sementara Nona Lee yang akan membantumu, Aaron? Ada banyak hal yang harus kamu pahami untuk menghadapi persaingan bisnis ini," usul Nenek Jiang pada cucu menantunya.     

Lee Hana langsung tersenyum di dalam hati. Ia serasa mendapatkan sebuah durian runtuh tepat di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.