Menantu Pungut

Sentuhan Pertama



Sentuhan Pertama

0Di sebelah apartemen, Jiang Lily baru saja kembali setelah berkeliling bersama Hu Xianxu. Mereka berdua pulang setelah hari mulai gelap. Pasangan itu duduk di sebuah kursi yang menghadap ke jendela di sisi bangunan itu.     
0

"Apakah kamu tak berniat untuk kembali ke JL Fashion, Lily? Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Hu Xianxu dalam suara lembut yang penuh arti.     

"Sepertinya aku tak ingin kembali ke perusahaan. Apalagi ... Aaron masih menguasai JL Fashion. Akan lebih baik jika aku tak ikut terlibat secara langsung," jelas Jiang Lily mengenai keputusannya tak ingin kembali ke perusahaan milik keluarganya.     

"Bukankah malah sebaliknya, Lily? Jika Aaron masih berada di perusahaan, malah seharusnya kamu tetap di sana. Bagaimana jika dia merebut semua hak kamu atas Keluarga Jiang?" desak Hu Xianxu agar perempuan itu tak terlalu bodoh hingga melepaskan JL Fashion begitu mudah.     

Jiang Lily mencoba untuk memahami hal itu. Ucapan dari Hu Xianxu sebenarnya cukup masuk akal baginya. Hanya saya ... pria itu terkesan lebih peduli dengan aset perusahaan daripada dirinya. Namun, ia tak ingin berpikir berlebihan mengenai seorang pria yang telah ditunggu cukup lama.     

Untuk pertama kalinya, Jiang Lily merasa tak sejalan dengan Hu Xianxu. Entah itu benar atau salah, ia bisa merasa jika pria itu sangat perhitungan terhadap orang lain.     

"Apa yang kamu cemaskan, Li Xian? Apakah kamu takut jika aku akan merepotkan kamu jika tak bekerja di perusahaan?" cerca Jiang Lily karena merasa jika pria itu sangat keratan jika dirinya tak bekerja.     

"Apa maksudmu, Lily? Tak peduli bagaimana keadaanmu, aku akan tetap di sisimu." Hu Xianxu mencoba untuk menyakinkan perempuan itu jika dirinya benar-benar tulus mencintai Jiang Lily.     

Dengan penuh kelembutan, Hu Xianxu mulai membelai lembut kepala kekasihnya. Pria itu benar-benar sangat mahir untuk membuai perasaan perempuan manapun. Sangat jauh berbeda dengan sikap dingin Aaron Liu pada semua perempuan yang tak dicintainya.     

Begitu mudahnya, Jiang Lily mempercayai pria itu. Tak sedikit pun kecurigaan di dalam hatinya. Hu Xianxu telah berhasil menghipnotis seorang perempuan polos seperti dirinya.     

"Kuharap kamu tak meninggalkan aku begitu aku tak memiliki apa-apa, Li Xian," ujar seorang perempuan yang begitu percaya pada cinta pertamanya. Seolah tak ada sedikit pun kekurangan di dalam diri si pria pujaan.     

"Bisakah kamu memanggil aku dengan 'Hu Xianxu' saja? Nama 'Li Nian' seolah mengingatkan diriku saat harus berjuang di panti asuhan." Pria itu ingin melupakan segala penderitaannya saat tinggal di panti asuhan. Hu Xianxu telah menjadi anggota keluarga dari seorang pengusaha besar dan kenamaan.     

"Baiklah jika itu yang kamu mau," balas Jiang Lily sembari mengukir senyum di wajah cantiknya.     

Pasangan itu masih duduk begitu nyaman dan sangat tenang. Dalam gerakan pelan, Hu Xianxu mulai mendekati kekasihnya. Untuk langkah awal, pria itu sengaja mengecup kening Jiang Lily.     

Hu Xianxu ingin menciptakan sebuah hubungan yang jauh lebih erat dari sebelumnya. Hal itu dilakukannya agar Jiang Lily semakin yakin jika ia benar-benar mencintainya. Meski pada kenyataannya, pria itu sama sekali tak memiliki perasaan khusus pada istri dari sahabatnya itu.     

"Apakah kamu mengantuk?" tanya Hu Xianxu, begitu Jiang Lily mulai menyandarkan kepala di bahunya.     

"Tak menyangka jika berkeliling juga membuat kita merasa lelah. Tetaplah begitu sebentar saja, aku ingin bersandar untuk beberapa saat." Jiang Lily mengatakan hal itu dalam nada yang begitu manja dan terdengar menggoda.     

Hal itu tentu saja menarik perhatian Hu Xianxu. Pria itu menarik Jiang Lily ke dalam dekapannya. Membuat perempuan itu merasa sangat nyaman dan semakin tak bisa jauh darinya.     

Hu Xianxu sedang memainkan strategi dalam menaklukkan perempuan manja yang sangat keras kepala itu. Cepat atau lambat, pria itu ingin membuat Jiang Lily semakin tergila-gila padanya.     

Ada banyak hal yang bisa dimanfaatkannya jika Jiang Lily berada dalam penguasaannya. Tak ada yang bisa menghalanginya jika berhasil merebut kepercayaan dari pewaris tunggal Keluarga Jiang itu.     

Tak berapa lama, Hu Xianxu menyadari jika perempuan itu tengah tertidur. Ia pun memperhatikan setiap inci wajah seorang perempuan yang selama ini tergila-gila padanya.     

"Meski kamu sangat polos, ternyata kamu lumayan cantik, Lily. Rasanya tak tahan hanya menyaksikan bibir mungilmu," gumam Hu Xianxu pada seorang perempuan yang terlelap di pelukannya.     

Dengan sangat hati-hati, Hu Xianxu mengubah posisi. Ia mendekatkan wajahnya lalu melumat bibir manis dari Jiang Lily. Bukan karena ia jatuh hati pada perempuan itu. Bibir itu terlalu menggoda dan sangat sayang jika diabaikan.     

Tak peduli dengan segala perasaan apapun, Hu Xianxu memberanikan diri untuk menyentuh perempuan yang tampak begitu pasrah padanya.     

"Hu Xianxu ... " desah Jiang Lily saat menyadari pria itu melahap bibirnya begitu rakus. Ia pun membuka mata dan membuat pria itu begitu terkejut.     

"Maaf. Rasanya aku tak tahan melihat bibir sexy ini." Hu Xianxu kembali menyentuh bibir Jiang Lily. Kali ini ia menggunakan tangannya untuk merasakan lembutnya.     

Jiang Lily merasa bergetar hebat mendengar kalimat itu. Entah mendapatkan keberanian dari mana, ia berani mendaratkan sebuah ciuman tak terduga pada Hu Xianxu. Perempuan itu langsung melahap rakus bibir kekasihnya. Seolah ia tak sabar untuk menahan diri.     

Dalam gairah yang semakin meningkat, Hu Xianxu mencoba untuk mencari kesempatan. Pria itu mulai mengimbangi setiap gerakan Jiang Lily sembari berusaha untuk membuka kancing kemeja perempuan yang terlihat sangat menikmati ciumannya.     

"Apa yang kamu lakukan, Hu Xianxu?" Jiang Lily mendorong pria itu dengan kuat, kala ia menyadari beberapa kancing bajunya telah terbuka.     

Pria itu terdiam sejenak dengan wajah sangat terkejut. Tak menyangka jika Jiang Lily akan mendorong dirinya begitu kasar. Namun, Hu Xianxu tak ingin terlihat brengsek di hadapan perempuan itu. Dia mencoba untuk memperbaiki situasi.     

"Maaf, Lily. Aku terlalu menikmati dan juga tenggelam dalam ciumanmu. Hingga tanpa sadar, tanganku begitu nakal dan mencoba untuk membuka kancing atas bajumu. Tidak bisakah aku mengintipnya sedikit?" Hu Xianxu hanya ingin memecahkan ketegangan di antara mereka. Terlihat sangat jelas wajah panik Jiang Lily karena ulahnya.     

"Tunggulah sampai kita resmi menjadi pasangan, Hu Xianxu!" sahutnya tanpa ragu.     

"Baiklah! Sebaiknya kamu beristirahat saja, sebelum aku mulai menginginkan sesuatu yang .... " Hu Xianxu sengaja tak melanjutkan kata-katanya. Ia pun membantu Jiang Lily untuk berbaring di atas ranjang. Perempuan itu terlihat sangat mengantuk dan hampir kehilangan kesadarannya.     

Dalam beberapa menit saja, Jiang Lily kembali terlelap begitu tenang. Hu Xianxu kembali mendekati perempuan cantik yang terbaring di atas ranjang. Ia pun duduk di sebelahnya lalu mulai membuka beberapa kancing baju dari istri sahabatnya.     

Sebagai pria normal, Hu Xianxu tentu saja ingin melakukan sesuatu pada seseorang yang sudah tak berdaya di hadapannya. "Akan sangat menyenangkan jika aku yang pertama menyentuhmu!" gumamnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.