Menantu Pungut

Hancur Untuk Kesekian Kalinya



Hancur Untuk Kesekian Kalinya

0Di Kediaman Keluarga Jiang     
0

Aaron Liu baru saja membereskan beberapa barang-barang miliknya. Ia merasa tak pantas untuk tetap tinggal di sana sebagai anggota Keluarga Jiang.     

Terlebih ... Jiang Lily sebentar lagi juga akan menceraikan dirinya. Meskipun itu cukup berat, pria itu harus melakukan hal itu. Setidaknya ia bisa tinggal berbeda rumah dengan seorang perempuan yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya.     

"Apa yang kamu lakukan, Aaron? Mengapa kamu membawa semua barangmu?" Nenek Jiang tentu sangat terkejut saat mendapati Aaron Liu sudah bersiap untuk meninggalkan rumah itu.     

"Sepertinya aku harus pergi dari sini, Nek. Rasanya aku tak pantas untuk tinggal di sini," jelas Aaron Liu dengan begitu tenang dan tak emosional.     

"Siapa yang mengijinkan kamu pergi, Aaron? Jika Lily sudah tak menganggap kamu sebagai suaminya, kamu tetap anggota keluargaku, Aaron." Nenek Jiang mengatakan hal itu dalam suara bergetar. Bahkan tatapannya mulai berkaca-kaca. Ia tak rela kehilangan seorang pria yang beberapa kali menolongnya.     

Pria itu hanya bisa memeluk Nenek Jiang singkat dan memperlihatkan segala ketegaran di dalam hatinya. Aaron Liu merasa sangat berat untuk meninggalkan wanita tua yang sudah memberikannya kehidupan yang nyaman.     

Meski begitu, ia tetap tak bisa tinggal di atap yang sama dengan Jiang Lily. Ada banyak alasan yang membuatnya memilih untuk keluar dari mansion mewah milik Keluarga Jiang.     

"Maaf jika keputusan aku ini salah, Nek. Aku hanya tak ingin memperburuk hubungan antara aku dan Jiang Lily. Jika kami harus berpisah, setidaknya harus baik-baik," jelas Aaron Liu agar tak menambahkan beban pikiran di hati Nenek Jiang.     

"Tunggu sebentar!" Nenek Jiang berjalan menuju ke ruang kerjanya. Tak berapa lama, ia membawa sebuah kartu akses di tangannya. "Jika kamu tak ingin tinggal di sini, tinggallah di apartemen ini," ucapnya sembari memberikan kartu itu pada Aaron Liu.     

"Tak perlu seperti ini, Nek! Aku bisa menyewa sebuah rumah yang dekat dengan kantor. Itu saja jika Nenek masih mengijinkan aku bekerja di JL Fashion." Aaron Liu merasa tak nyaman dengan segala hal yang diberikan oleh Nenek Jiang.     

Bukan Nenek Jiang jika dia tak bisa membujuk Aaron Liu. Tak hanya dengan bujukan saja, wanita tua itu tak segan-segan untuk memaksa bahkan sampai mengancam menantunya.     

Tak bermaksud buruk padanya, wanita tua itu hanya menginginkan hal yang terbaik bagi Aaron Liu. Nenek Jiang benar-benar sudah menganggap pria itu sebagai keluarganya.     

"Meskipun kamu tak menjadi suami Jiang Lily sekalipun, aku tak akan mengubah posisimu sebagai Presiden Direktur JL Fashion. Anggap saja apartemen itu adalah salah satu fasilitas kantor, Aaron. Kamu juga harus membawa kedua bodyguard selalu bersamamu," bujuk Nenek Jiang untuk memastikan keselamatannya. Dia tak ingin jika sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan.     

"Apakah itu tak berlebihan, Nek. Bagaimana jika Lily sampai murka begitu mengetahui semuanya," cemas Aaron Liu atas segala hal yang telah dilakukan oleh Nenek Jiang padanya.     

"Jiang Lily sama sekali tak mengetahui soal kepemilikan apartemen itu. Kamu tak perlu mencemaskan apapun," ujar seorang wanita yang sudah tak muda lagi. Nenek Jiang seolah telah mempersiapkan segalanya bagi Aaron Liu.     

Tak ada yang benar-benar tahu alasan Nenek Jiang bisa begitu baik dan juga peduli pada Aaron Liu. Pasti ada sebuah alasan yang membuat wanita tua itu melakukan sesuatu yang sebenarnya cukup berlebihan jika orang lain sampai mengetahuinya.     

Tak ada alasan lagi bagi Aaron Liu untuk menolaknya. Dengan sangat terpaksa, ia menerima segala hal yang diberikan oleh Nenek Jiang. Dia juga akan melakukan segala hal terbaik untuk JL Fashion. Setidaknya ada hubungan timpal balik di antara mereka.     

"Haruskah aku mengantar ke apartemen? Akan lebih baik jika kamu tinggal di hotel malam ini, besok pagi aku akan meminta seseorang untuk membersihkan apartemen itu," ujar seorang wanita yang terlalu mencemaskan menantunya.     

"Baiklah, Nek. Aku akan tinggal di hotel malam ini." Aaron Liu tak ingin mengecewakan mengecewakan seseorang yang sudah melakukan banyak hal untuknya.     

"Pergilah setelah makan malam. Aku benar-benar tak rela kamu pergi, Aaron. Kupikir Li Xian bukanlah sosok pria yang baik untuk Jiang Lily. Hanya kamu saja yang pantas menjadi menantu di keluarga ini." Lagi-lagi Nenek Jiang mengungkapkan perasaan tak rela atas kepergian Aaron Liu.     

Melihat ekspresi sedih dan juga penuh kekecewaan, Aaron Liu kembali memeluk Nenek Jiang. Dia benar-benar tak sanggup menyaksikan kesedihan di matanya.     

Malam itu adalah malam terakhir untuk Aaron Liu bisa menikmati makan malam bersama Nenek Jiang dan juga Jiang Lily. Dia berharap jika istrinya akan menemukan kebahagiaan dari seorang pria yang dinantikannya.     

Suasana makan malam terasa begitu hening tanpa suara. Jiang Lily bisa merasakan jika ada yang tak biasa dengan neneknya. Ia yakin jika telah terjadi sesuatu di rumah itu.     

"Taksi sudah menunggu di luar, Tuan," ucap seorang pelayan yang kebetulan baru saja dari halaman depan.     

"Baiklah. Aku akan segera bersiap." Aaron Liu bergegas menyelesaikan makan malamnya dan segera bangkit untuk mengambil beberapa barangnya.     

Nenek Jiang memang sengaja meminta Aaron Liu untuk pergi dengan sebuah taksi. Setidaknya hal itu bisa membungkam mulut Jiang Lily yang begitu tajam dan sangat meresahkan.     

Tampak ekspresi bingung di wajah Jiang Lily. Ia sama sekali tak tahu alasan suaminya itu memanggil sebuah taksi. Seolah ada sesuatu hal yang sengaja mereka sembunyikan.     

"Bukankah ada banyak mobil? Mengapa harus memesan taksi malam-malam begini, Aaron?" celetuk Jiang Lily begitu mendengar ucapan pelayan tadi pada suaminya.     

"Aku pamit, Lily. Mulai malam ini, aku tak akan tinggal di sini. Kudoakan semoga kamu mendapatkan kebahagiaan bersama Hu Xianxu," ujar Aaron Liu pada perempuan cantik yang duduk berhadapan dengannya.     

"Apa! Kamu pergi sekarang, Aaron. Bukankah ini terlalu mendadak?" Jiang Lily tak menyangka jika Aaron Liu akan pergi secepat itu. Padahal ... ia berpikir jika suaminya akan tetap tinggal meski mereka telah bercerai.     

Nenek Jiang bisa melihat keterkejutan di wajah cucunya. Entah itu sandiwara atau kenyataan, hanya perempuan itu saja yang mengetahui.     

Sedangkan Aaron Liu ... tak ingin menjelaskan apapun lagi. Perpisahan di antara mereka berdua sudah cukup menjadikan alasan kepergiannya dari rumah itu.     

"Tak perlu bersandiwara, Lili! Bukankah kamu sendiri yang menginginkan kepergian Aaron?" ketus Nenek Jiang pada cucunya.     

"Nenek telah salah paham. Aku sama sekali tak berpikir untuk membuat Aaron pergi," elak seorang perempuan yang merasa sangat terpojok atas tuduhan itu.     

Menyaksikan perdebatan semakin menegangkan, Aaron Liu mengambil koper dan segera bersiap untuk pergi, "Aku pamit, sampai jumpa," ucapnya.     

Aaron Liu mencoba untuk tetap tegar di hadapan mereka berdua. Meski pada kenyataannya, hatinya telah hancur untuk kesekian kalinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.