Menantu Pungut

Penolakan Lagi?



Penolakan Lagi?

0Aaron Liu tak ingin berlama-lama di sana. Ia tak ingin mendengar sebuah perdebatan antara pasangan suami istri itu. Pria itu langsung meninggalkan MiSu Fashion Store menuju ke sebuah lokasi yang cukup dekat dari sana.     
0

Sudah beberapa hari, Aaron Liu tak mendatangi JL Fashion Store. Dia juga ingin melihat perkembangan toko yang kebetulan baru dibangun beberapa hari yang lalu.     

Begitu masuk ke dalam toko, Lee Hana langsung berjalan ke arah Aaron Liu. Kebetulan sekali perempuan itu tengah sibuk menata etalase toko dengan beberapa orang staf.     

Perempuan itu terlihat terkejut dan juga sedikit cemas saat melihat memar di wajah atasannya. Tak ingin membuang waktu, ia pun mendekati Aaron Liu untuk memastikan kondisinya.     

"Sebaiknya Presdir ke ruangan dulu." Tanpa mengatakan apapun, Lee Hana mengajak pria itu masuk ke dalam sebuah ruangan di mana mereka bisa beristirahat sejenak.     

"Untuk apa kita ke sini?" tanya Aaron Liu dengan wajah datar dan terkesan sangat serius.     

"Tenanglah, Presdir! Saya akan mengobati luka Anda sebentar saja." Begitulah jawaban Lee Hana sebelum perempuan itu mengambil alkohol untuk membersihkan luka sobek di sudut bibirnya.     

Saat itu adalah waktu terberat bagi Lee Hana. Ia tak menyangka bisa berada dalam jarak yang sangat dekat dengan pria idamannya.     

Andai saja waktu bisa berhenti, Lee Hana ingin tetap di sana bersama Aaron Liu. Namun, sayangnya hal itu hanyalah angan-angan saja     

"Bagaimana kondisi toko? Aku sempat khawatir jika Miranda kembali datang dan mengacau di sini," tanya Aaron Liu pada sosok perempuan cantik yang kebetulan duduk di hadapannya.     

"Semua masih aman dan terkendali, Presdir. Nona Miranda juga sepertinya sedikit sibuk dan tak sempat untuk kembali berkunjung di sini," jelas Lee Hana pada atasannya. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Anda? Mengapa bisa terluka seperti ini?" cemasnya atas kondisi Aaron Liu yang tampak mencemaskan atasannya.     

Aaron Liu merasa lega mendengar hal itu. Dia cukup yakin jika Lee Hana pasti bisa mengurus semuanya. Perempuan itu terlalu hebat dalam beberapa pekerjaan yang dilakukannya.     

Sangat beruntung Keluarga Jiang bisa menemukan sosok perempuan hebat seperti Lee Hana. Selain sangat cantik, ia juga sangat berbakat dalam pekerjaannya.     

"Kabari aku jika terjadi masalah di sini! Aku akan datang untuk membantu kalian semua," ujar Aaron Liu untuk memberi dorongan semangat agar mereka tak menyerah dalam kondisi apapun.     

"Terima kasih atas perhatian Anda, Presdir," ungkap Lee Hana dalam balutan senyuman lembut yang begitu berarti.     

Mereka berdua sempat mengobrol sebentar membuka masalah pekerjaan. Ada beberapa hal yang membutuhkan persetujuan Presiden Direktur JL Fashion. Mereka benar-benar bisa diajak berbicara serius mengenai berbagai hal yang memang harus didiskusikan.     

Tak berapa lama, Lee Hana keluar untuk mengambil minuman. Dia harus memperlakukan pria itu dengan sebaik-baiknya. Ia sangat tahu jika Nenek Jiang begitu peduli pada seorang pria tampan yang telah dijodohkan dengan cucu dari Keluarga Jiang.     

"Bagaimana pendapat Anda mengenai perceraian itu?" Lee Hana memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu yang sebenarnya cukup pribadi bagi Aaron Liu.     

"Apakah kamu juga mendengar alasan perpisahan kami?" tanya Aaron Liu pada perempuan cantik itu.     

Lee Hana langsung bangkit berdiri. Dia sengaja tak terlalu dekat dengan atasannya itu. Meskipun hatinya justru menginginkan hal itu.     

Sebenarnya ia takut untuk mengatakan sebuah kebenaran yang sebenarnya sudah diketahuinya. Rasanya seperti sebuah beban tersendiri di dalam dirinya.     

"Tanpa saya mendengar semuanya, kisah cinta Jiang Lily dari masa lalu itu sudah saya ketahui. Oleh karena itu, saya sempat takut saat mendengar perjodohan ini," kata Lee Hana dengan ekspresi canggung karena baru saja mengungkapkan sebuah kebenaran yang selama ini disimpannya.     

"Jadi kamu juga sudah mendengar mengenai pria itu. Sepertinya ... dia benar-benar akan mengakhiri pernikahan kami," cemas Aaron Liu pada sebuah hubungan yang baru saja dibangunnya.     

"Sejak awal ... bukankah Jiang Lily memang sangat mencintai Li Xian? Bahkan ia sering bercerita langsung pada Nyonya Jiang mengenai perasaannya akan pria itu." Lee Hana sengaja mengatakan hal itu pada Aaron Liu. Ia mengharapkan setitik harapan atas perasaan cintanya.     

Aaron Liu langsung terdiam tanpa mengatakan apapun. Dia sendiri juga tak mampu menolak perceraian itu. Rasanya terlalu menyakitkan berada di antara hubungan Jiang Lily dan juga Li Xian.     

Seperti sebuah hukuman menyakitkan dan tak bisa melakukan apapun. Aaron Liu langsung terdiam tanpa mengatakan apapun. Ia sedang berusaha untuk menata hati dan juga perasaannya.     

"Bukankah akan jauh lebih baik jika Anda mau menerima aku?" Lee Hana benar-benar sangat berani melontarkan hal itu secara langsung pada Aaron Liu. Ia tak peduli jika pria itu akan menolaknya.     

"Apakah kamu sadar dengan pertanyaan itu? Bagaimana kamu bisa menginginkan seorang pria seperti aku?" balas Aaron Liu pada seorang perempuan yang sudah cukup lama mendekati dan berusaha untuk selalu mendampinginya.     

"Aku sangat sadar, Presdir. Bahkan aku bersedia untuk menunggu Anda hingga perceraian itu benar-benar terjadi," sahut Lee Hana dengan sangat meyakinkan. Seolah dia sudah sangat siap untuk menerima segala hal mengenai pria itu.     

Aaron Liu tak menyangka jika Lee Hana akan begitu nekat menyatakan cintanya lagi. Bahkan ia juga mengatakan akan menunggu hingga hubungannya benar-benar berakhir dengan Jiang Lily.     

Hal itu terkesan sangat berlebihan dan juga tak masuk akal. Aaron Liu masih belum memikirkan apapun jika Jiang Lily benar-benar meninggalkan dirinya. Namun, ia terus berharap jika istrinya tak akan pernah meninggalkan dirinya.     

"Lebih baik lupakan perasaan itu Nona Lee. Aku bukanlah seorang pria yang baik yang bisa kamu nantikan. Terlebih ... Tak ada hal baik yang aku miliki," ujar Aaron Liu pada perempuan cantik kepercayaan Nenek Jiang.     

"Tak perlu mengingat saya mengenai hak itu, Presdir. Saya benar-benar sangat yakin dengan perasaan ini. Anda tak perlu mencemaskan mengenai hati dan juga perasaan di dalam hatiku," sahut Lee Hana secara meyakinkan pada atasannya itu.     

Aaron Liu semakin tak paham pada perempuan itu. Ia tak menyangka jika Lee Hana memiliki sebuah perasaan yang begitu besar. Namun, pria itu merasa tak pantas jika harus bersanding dengan sosok perempuan hebat seperti Lee Hana.     

Mereka berdua saling menatap dalam pergulatan perasaan di dasar hati. Seolah setiap sorot matanya sedang melakukan protes atas penolakan itu.     

Tak di sangka dan diduga, pembicaraan mereka berdua ternyata didengar oleh Jiang Lily yang kebetulan juga datang ke toko. Baik Aaron Liu maupun Lee Hana sama sekali tak menyadari keberadaan Jiang Lily di sana.     

"Ternyata pergerakan hubungan kalian cukup cepat," cibir Jiang Lily setelah menerobos masuk ke dalam ruangan di mana suaminya berada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.