Menantu Pungut

Salahkah Mencintai?



Salahkah Mencintai?

0Lee Hana baru saja sampai di depan gedung pencakar langit milik JL Fashion. Dia bergegas masuk ke dalam dan langsung menuju ke ruang direktur.     
0

Ada beberapa hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Jiang Lily. Tentu saja sebuah pembicaraan mengenai JL Fashion Store yang kebetulan berada di bawah tanggung jawabnya.     

Baru sampai di depan ruangan direktur, ia mendengar pembicaraan serius antara Aaron Liu dan juga Jiang Lily. Meski terdengar samar-samar, ia bisa mendengar cukup jelas apa saja yang diperdebatkan oleh mereka berdua.     

"Bercerai? Bagaimana mereka bisa begitu mudah memutuskan untuk bercerai?" gumam Lee Hana dalam sebuah perasaan sedih namun juga senang mendengar perpisahan mereka.     

Tak bisa dipungkiri, Lee Hana masih berharap jika Aaron Liu mau membuka hatinya. Namun, perpisahan mereka juga bisa memberikan dampak besar bagi perusahaan.     

Tak seharusnya Jiang Lily begitu gegabah dan memutuskan untuk berpisah begitu saja. Posisi yang dipegang oleh Aaron Liu memiliki pengaruh besar bagi perusahaan.     

Lee Hana akhirnya membulatkan hati untuk mengetuk pintu. Tak mungkin jika ia harus tetap berdiri di depan pintu. Ia langsung masuk ke dalam seolah tak mendengar apapun.     

"Selamat siang, Presdir. Direktur Jiang. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada Anda," sapa Lee Hana pada mereka berdua.     

"Apakah sangat penting? Jika tidak ... lebih baik sampaikan nanti-nanti saja," sahut Jiang Lily pada seorang perempuan yang sangat dipercaya oleh neneknya.     

"Saya hanya ingin menyampaikan jika WM Fashion memang sengaja ingin meniru model pakaian yang kita pasarkan," jelas Lee Hana mengenai kondisi yang sedang terjadi.     

Jiang Lily meminta Lee Hana untuk duduk. Ada beberapa hal yang akan disampaikan oleh perempuan cantik itu. Apalagi masalah perusahan adalah prioritas baginya.     

Kedua permukaan itu saling memandang satu sama lain. Mereka seolah saling melemparkan isyarat seorang akan.     

"Apakah Nona Lee sudah menyelidiki perusahaan mereka?" celetuk Aaron Liu yang menjadi sangat penasaran atas semua yang dikatakan oleh bawahannya.     

"Tentu saja sudah, Presdir. Kebetulan sekali, ada seorang teman yang telah bergabung dengan WM Fashion." Lee Hana tentu tak keberatan untuk melakukan banyak hal bagi JL Fashion.     

Sudah cukup lama Lee Hana bergabung dengan JL Fashion. Jika buka karena Nenek Jiang, ia tak mungkin bertahan dalam mengahadapi kehidupan yang terus bergejolak.     

Mereka bertiga akhirnya berbincang serius untuk mengatasi segala hak buruk yang telah terjadi. Tak ingin jika segalanya menjadi semakin berantakan dan juga tak terkendali.     

Begitu selesai membicarakan masalah pekerjaan, Lee Hana tak kunjung pergi dari sana. Perempuan itu seolah memiliki hal penting yang ingin diketahuinya.     

"Ada satu hal lagi yang ingin saya tanyakan. Mengapa Direktur Jiang bisa dengan mudah memutuskan untuk berpisah? Bukankah hal itu bisa saja berdampak buruk bagi perusahaan?" Lee Hana mencoba untuk mengingatkan bahwa hal itu bukanlah sebuah keputusan terbaik bagi mereka.     

"Apa Anda mendengar pembicaraan kami berdua, Nona Lee?" tanya Aaron Liu pada perempuan itu.     

"Saya tak sengaja mendengar hal itu saat akan menemui Direktur Jiang tadi," jawab Lee Hana atas pertanyaan singkat dari seorang pria yang bertanggungjawab atas JL Fashion.     

Jiang Lily menunjukkan wajah sangat malu dan juga bersalah. Ia tak menyangka jika Lee Hana akan sangat siang itu juga.     

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mereka berdua tak bisa menghindari segala pertanyaan dan juga rasa penasaran dari seorang perempuan cantik seperti Lee Hana.     

"Kuharap Nona Lee bisa menyimpan semuanya untuk sementara. Di saat hubungan kamu telah berakhir, Anda baru bisa mengatakan semuanya," peringat Jiang Lily agar perempuan itu tak ceroboh dengan mengatakan hal itu pada semua orang.     

"Direktur Jiang tak perlu mencemaskan hal itu. Aku tak mungkin dengan sengaja mengatakan hal itu dengan orang luar." Lee Hana merasa jika Jiang Lily telah mencurigai dirinya. Hal itu tentu saja cukup melukai harga dirinya sebagai seorang perempuan.     

"Baguslah! Sepertinya aku harus segera pergi untuk mengurus beberapa hal penting." Jiang Lily pergi begitu saja meninggalkan ruangan itu.     

Seolah perempuan itu pergi dengan sangat terburu-buru. Terlihat sedang dikejar oleh sesuatu yang sangat menggangu.     

Di ruangan itu, Aaron Liu masih berada di sana. Tak ada sesuatu apapun yang dikatakannya. Dia hanya terdiam sembari memikirkan hubungan pernikahan mereka.     

"Apa Presdir baik-baik saja?" cemas Lee Hana pada atasannya. Ia bisa melihat jika Aaron Liu tampak sangat tertekan oleh keputusan istrinya.     

"Aku baik-baik saja, Nona Lee. Hanya sedikit terkejut dengan keputusan itu," jawab Aaron Liu dalam pikiran penuh dengan banyak hal.     

"Andai saya bisa membantu Anda. Apapun akan saya lakukan untuk Presdir." Lee Hana mengatakan hal itu dengan segala kesungguhan dan juga perasaan yang tertahan.     

Aaron Liu sangat paham arah pembicaraan Lee Hana. Perempuan itu seolah tak ingin menyerah untuk mendapatkan hatinya.     

Sayangnya, Aaron Liu sama sekali tak memiliki perasaan apapun pada perempuan cantik itu. Dia sudah terlanjur jatuh hati pada seorang istri yang sebentar lagi akan menceraikan dirinya.     

Rasanya begitu lemah dan juga tak berdaya saat tak bisa menolak perpisahan itu. Aaron Liu sama sekali tak memiliki hak untuk memaksa Jiang Lily tetap menjadi istrinya. Segalanya terjadi atas kehendak perempuan yang telah mengabaikan dirinya selama beberapa hari itu.     

"Sebaiknya Nona Lee kembali ke toko saja. Jika masih ada masalah, Anda bisa langsung menghubungi saya," ujar Aaron Liu pada manajer produksi yang dipercaya untuk membuat berbagai pakaian terbaik.     

"Bagaimana jika Presdir ikut ke toko saja? Bukankah tak ada hal penting yang bisa dilakukan di perusahaan? Saya khawatir jika Anda menjadi begitu sedih jika hanya diam di perusahaan." Lee Hana mengungkapkan segala kecemasan di dalam hatinya. Ia tak rela jika Aaron Liu sampai terluka dan semakin terpuruk.     

"Terima kasih atas usulan Anda. Hanya saja .... " Aaron Liu tak melanjutkan ucapannya. Ia tak ingin membuat perempuan itu tersinggung atas dirinya.     

Lee Hana tersenyum simpul melihat perubahan ekspresi dari atasannya. Ia cukup yakin jika Aaron Liu merasa tak nyaman dengan dirinya. Meski sebenarnya, semua yang dilakukan untuk kebaikan pria itu.     

Namun segalanya tak semudah bayangan. Baik Aaron Liu maupun Lee Hana memiliki kesusahan masing-masing. Hal itu yang membuat mereka begitu canggung dan juga tak nyaman satu sama lain.     

"Jangan mengharapkan sesuatu dalam hubungan kita, Nona Lee!" celetuk Aaron Liu setelah terdiam beberapa saat.     

"Salahkah jika aku mencintai Presdir? Bukankah kalian berdua juga akan bercerai. Setidaknya ... berikan saya kesempatan untuk menunjukan segala kesungguhan di dalam hati ini." Lee Hana mengatakan hal itu dengan nada bergetar dan tatapan berkaca-kaca. Ia sama sekali tak peduli dengan yang namanya harga diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.