Menantu Pungut

Siapa Yang Membayar Kalian?



Siapa Yang Membayar Kalian?

0Aaron Liu cukup senang karena berhasil menjadi penyewa yang sah atas gedung beberapa lantai itu. Setidaknya, ia bisa mengalahkan Keluarga Wen dan juga Miranda Choi yang sengaja ingin mengacaukan segalanya.     
0

Tak bisa dipungkiri jika hal itu karena bantuan dari Tiffany. Andai saja Aaron Liu tak menyelamatkannya malam itu, mungkin saja ia akan gagal untuk mendapatkan gedung milik Keluarga Mo.     

"Apakah Anda berhasil, Tuan?" tanya seorang bodyguard yang sudah berada di sana beberapa hari bersamanya.     

"Mereka sudah menyetujui kontrak sewa gedung itu. Meskipun WM Fashion juga menawarkan harga yang lebih tinggi dari kita." Aaron Liu merasa jika keberuntungan sedang berpihak padanya.     

Segalanya seolah begitu sempurna dan tak ada kesulitan yang berarti. Seakan semuanya sudah terencana untuk dirinya. Hal itu membuat perjalanan bisnis yang seharusnya beberapa hari menjadi cukup singkat.     

Mereka menuju ke hotel untuk membereskan segala barang-barangnya. Siang itu juga, Aaron Liu dan dua bodyguard akan kembali ke kota asal. Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk memulai persaingan ketat antara JL Fashion dan juga WM Fashion.     

Selesai beberes, mereka bertiga bergegas keluar dari hotel. Cukup melegakan bisa menyelesaikan pekerjaan jauh lebih cepat dari perkiraan. Hal itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi Aaron Liu dan dua bodyguard itu.     

Sepanjang perjalanan, Aaron Liu tampak sibuk dengan layar monitor di hadapannya. Pria itu tetap saja bekerja meskipun sedang dalam perjalanan pulang. Ia tak ingin membuang waktunya di jalanan.     

Hingga tak berapa lama, mobil itu berasa sedikit oleng. Si supir sedikit panik dan langsung menghentikan mobil di pinggir jalanan. Dia yakin jika ada yang tak beres dengan mobilnya.     

"Ban mobil kempes, Tuan. Sepertinya kita harus menggantinya untuk beberapa waktu," ucap seorang pria yang baru saja memeriksa kondisi mobilnya.     

Aaron Liu menghela nafas pelan lalu mengatakan, "Aku akan menunggu di luar saja."     

Begitu keluar dari mobil, Aaron Liu memperhatikan sekeliling jalanan itu. Ia merasa jika ada yang aneh dengan kondisi jalanan yang terlalu sepi. Hampir tak ada sebuah mobil pun yang melewati jalan itu.     

Meski sedikit cemas, Aaron Liu mencoba untuk tetap tenang. Ia tak ingin berpikir berlebihan mengenai hal itu. Dia pun duduk di sebuah batu yang ada tak jauh dari mobilnya. Memperhatikan dua pria itu saling membantu untuk memasang ban baru.     

Tak terlalu lama, mobil kembali melaju untuk melanjutkan perjalanan. Namun baru beberapa meter saja, mobil itu kembali oleng dan tak terkendali.     

"Ada apa lagi ini?" cemas Aaron Liu atas kondisi mobilnya yang tak terlalu baik.     

"Biar saya yang memeriksanya, Tuan." Salah satu dari mereka keluar dari mobil untuk memeriksa. Dan ternyata ... ban mobil mereka kembali kempes. Cukup aneh dan sangat mencurigakan baginya.     

Pria itu terlihat sangat ragu untuk mengatakan masalah yang sama pada tuannya. Namun, ia tak punya pilihan lain selain mengatakan hal itu dengan jujur.     

"Ban mobil kembali kempes di tempat yang sama. Sedangkan kita sudah tak memiliki ban cadangan. Sepertinya saya harus menghubungi seseorang untuk meminta bantuan," jelas si bodyguard dengan begitu cemas. Dia tak ingin membuat Aaron Liu merasa kesal dengan musibah itu.     

"Aku mengerti," sahut Aaron Liu sebelum dia memutuskan untuk keluar dari mobil itu. Rasanya sedikit tak masuk akal jika mereka sampai mendapatkan ban kempes dua kali berturut-turut. Ia merasakan sebuah firasat buruk dan sangat mengusiknya.     

Aaron Liu masih terlihat cukup tenang meskipun hatinya tak nyaman. Ia hanya tak ingin membuat dua bodyguard itu merasa bersalah atas kondisi itu.     

Hingga tak berapa lama, dua buah mobil tiba-tiba berhenti di depan dan juga belakang mobilnya. Seolah mereka sengaja ingin mengapit sebagai kendaraan roda empat dengan kondisi ban kempes itu.     

Beberapa orang mulai keluar dari mobil. Ada beberapa orang pria berbadan kekar dengan muka garang dan cukup mengeringkan. Aaron Liu sudah menduga jika hal itu akan terjadi.     

"Ada urusan apa kalian menghampiri kami?" ketus si bodyguard tak senang.     

"Menurutmu ... apa yang ingin kami lakukan? Membantumu memasang ban mobil?" cibir salah seorang pria dengan nada meremehkan.     

Beberapa pria yang baru datang untuk langsung tertawa. Mereka sedang menertawakan dua orang bodyguard yang tak mungkin bisa melawan. Apalagi, Aaron Liu juga terlihat seperti tuan muda lemah yang tak bisa melakukan banyak perlawanan.     

Dua pria kepercayaan Keluarga Jiang itu langsung paham dengan tujuan mereka datang. Tentu saja hal itu bukanlah sesuatu yang baik apalagi berguna bagi mereka.     

"Lebih baik pergi dari sini? Aku tak ingin mengotori tanganku untuk pria tak berguna seperti kalian?" ucap salah satu bodyguard yang kebetulan ada di sana.     

"Brengsek! Berani-beraninya meremehkan kami!" Sebuah pukulan keras dan begitu kuat ditujukan untuk si bodyguard. Pria itu mengayunkan tangan dan mengenai wajah.     

"Jangan menyesal jika aku memberikan sebuah balasan setimpal!" teriak si bodyguard bersamaan dengan sebuah tendangan keras ke arah lawan. Tak peduli apapun, ia harus memberikan balasan setimpal pada orang sombong itu.     

Dua bodyguard tadi dengan cepat, memberikan beberapa pukulan sekaligus. Satu persatu melawan beberapa orang yang datang dan mencari masalah dengannya.     

Aaron Liu hanya menjadi penonton sembari terus menatap mereka semua. Jika tiba saatnya, ia akan memberikan sebuah balasan mematikan bagi mereka.     

Sebuah pertarungan terjadi antara dua bodyguard melawan beberapa orang sekaligus. Bukan lawan yang berat ataupun sulit. Namun, mereka harus tetap berhati-hati     

Hingga tak berapa lama, seorang pria diam-diam mendekati Aaron Liu. Dia berjalan mengendap-endap agar tak diketahui olehnya. Pria itu sudah mengayunkan sebuah pemukul besi ke arah Presdir JL Fashion.     

"Awas, Tuan!" teriak si bodyguard.     

Sebelum pria tadi berhasil mengenai kepala, Aaron Liu langsung bereaksi. Dalam sekejap mata, dia langsung bersiap menangkis pukulan itu dengan tangan kirinya. Dan tangan kanannya langsung mencengkram kepala pria tadi.     

Aaron Liu melemparkan pemukul besi ke jalanan dan ia langsung menjegal pria tadi dan membantingnya ke aspal jalanan.     

"Bukan salahku jika menjadi kejam dan tanpa ampun! Aku bisa saja memecahkan kepalamu dan membuat nyawamu tak berguna!" gertak Aaron Liu sembari menendang kasar tubuh pria itu.     

"Ampun, Tuan! Aku hanya menjalankan perintah saja!" Pria itu sangat ketakutan dengan ancaman Aaron Liu. Dia merasa telah mendapatkan seorang lawan yang tak sepadan.     

"Sekarang ... Katakan! Siapa yang telah membayar kalian?" desak Aaron Liu pada seorang pria yang masih gemetar dan takut jika nyawanya akan melayang.     

Pria itu masih saja ketakutan dengan bibir gemetar. Dia sudah berupaya untuk mengatakan soal seseorang yang sudah membayar mereka semua. Namun sayangnya ....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.