Menantu Pungut

Membayar Dengan Tubuhmu?



Membayar Dengan Tubuhmu?

"Lepaskan perempuan itu!" teriak Aaron Liu saat sudah berada tak jauh dari mereka semua.     

Mendengar teriakkan itu, mereka semua langsung memandang ke arah Aaron Liu. Seketika ... dua pria itu langsung terlihat murka. Tentu saja mereka merasa sangat terganggu dengan keberadaan seorang pria asing yang datang dan mengusik kesenangannya.     

Seorang pria bergerak ke arah Aaron Liu, sedangkan pria satunya masih memegangi perempuan tadi agar tak kabur. Sebuah malam yang sempurna untuk mencari keributan.     

"Jangan sok pahlawan! Cepat pergi dari sini! Jangan campuri urusan kami!" bentak seorang pria yang sudah berdiri tak jauh dari Aaron Liu.     

"Saya tak pergi sebelum kalian berdua melepaskan perempuan itu." Tak ada ketakutan sedikit pun di wajah Aaron Liu. Ia hanya berpikir jika keselamatan perempuan itu adalah yang paling penting.     

"Brengsek! Berani-beraninya mencari masalah dengan kami!" Pria itu langsung mengayunkan tangan ke arah Aaron Liu. Dia bermaksud untuk memukul mundur seorang pria yang berlagak sok pahlawan ingin menyelamatkan perempuan itu.     

Namun sayangnya, pukulan itu tak sampai menyentuh wajah ataupun tubuh Aaron Liu. Dengan gerakan cepat dan sangat tangkas, ia berhasil menangkis dan memberikan sebuah serangan balasan pada pria itu.     

Aaron Liu mengangkat tinggi kakinya hingga menendang kuat perut pria itu. Bahkan lawannya langsung terjungkal karena tak siap mendapatkan tendangan mematikan dari pria sok pahlawan itu.     

"Jika kalian tak melepaskan perempuan itu, aku bisa saja membuat nyawa kalian melayang saat ini juga," ancam Aaron Liu pada mereka berdua.     

"Siapa sebenarnya pria itu? Mengapa dengan satu tendangan saja kamu langsung jatuh?" tanya si pria yang masih mencengkeram erat lengan perempuan tadi.     

"Jangan banyak omong! Jika kamu bisa, lawan saja sendiri!" ketus si pria yang masih memegangi perutnya dengan kedua tangan.     

Tak ingin diremehkan oleh kawannya sendiri, pria itu melepaskan si perempuan dan langsung mendekati Aaron Liu. Dalam sekali gerakan saja, ia berhasil memberikan pukulan balasan pada lawannya.     

Aaron Liu sedikit lengah saat pria itu datang ke arahnya. Alhasil ... sebuah pukulan keras mendarat di wajah. Namun, hal itu justru membangkitkan kekuatannya yang sempat tenggelam karena tak terlalu fokus.     

Mata Aaron Liu sangat tajam memandang seorang pria yang baru saja memukulnya. Ia pun mengumpat kasar dari dasar hatinya. 'Sial! Bagaimana aku bisa lengah dan mendapatkan pukulan ini!'     

Beberapa saat kemudian, Aaron Liu memajukan langkahnya, menatap garang pada sosok pria yang tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil memberikan pelajaran pada lawan. Seketika ... suasana berubah menegangkan dan sangat mengerikan. Perempuan tadi masih berdiri dengan kaki gemetar tak terkendali.     

"Ini pembalasan untukmu!" teriak Aaron Liu.     

Tanpa diduga, Aaron Liu dengan keras melayangkan pukulannya ke arah wajah pria yang telah berani menyerangnya. Dia menonjok pria itu beberapa kali hingga wajahnya membengkak dan berdarah. Pukulan cukup keras hingga membuat si pria langsung tersungkur di jalanan     

Di waktu yang sama, pria yang tadi mendapatkan sebuah hadiah tendangan sudah berdiri di belakang Aaron Liu. Dia bermaksud untuk memberikan serangan dengan sebuah kayu pemukul di tangannya. Namun tiba-tiba saja ...     

"Awas, Tuan!" Sebuah teriakan dari perempuan itu membuat Aaron Liu langsung membalikkan badan dan penuh kewaspadaan.     

Saat pria itu mengayunkan kayu pemukul, Aaron Liu langsung menangkis dengan kedua tangannya. Ia langsung menendang dada itu tersebut hingga terlempar beberapa meter sebelum jatuh terkapar.     

"Jika aku memiliki banyak waktu, sudah kupastikan nyawa kalian menjadi tak berguna!" gertak Aaron Liu di hadapan dua pria yang sudah tak berdaya karena beberapa pukulan dan juga tendangannya. "Apa Anda baik-baik saja, Nona?" tanyanya.     

"Terima kasih, Tuan. Saya tak tahu lagi jika tak ada Anda di sini," ungkap perempuan itu dengan terbata-bata karena masih sangat syok atas penyerangan tak terduga dari dua pria penagihan hutang itu.     

"Sebaiknya Anda tenangkan diri saja dulu. Saya akan mengantar pulang," ujar Aaron Liu. Ia pun mendekati kedua pria itu dan langsung melemparkan satu gepok uang pada mereka. "Pergilah dan bawa uang itu! Jangan mencoba menggabungkannya lagi atau aku akan menghabisi kalian berdua!" ancamnya pada kedua pria tadi.     

Kedua pria babak belur itu langsung berlari dengan sangat ketakutan. Mereka berdua tak ingin mencari masalah dengan perempuan itu. Lagipula, mereka juga sudah mendapatkan cukup banyak uang dari seorang pria yang datang untuk menolong pria itu.     

Perempuan itu merasa sangat beruntung bisa menemukan seorang pria yang begitu baik padanya. Tak memahami jika masih ada seseorang yang begitu peduli dengan orang lain.     

"Saya bisa pulang sendiri, Tuan." Rasanya sangat merepotkan jika pria yang menolongnya sampai harus mengantar ke tempat tinggalnya juga.     

"Panggil saja saya Aaron. Siapa nama Anda Nona?" tanya seorang pria yang tak bisa berdiam diri saat ada kejahatan di depan matanya.     

"Saya Tiffany Mo. Anda bisa panggil saya Tiffany. Bolehkah saya mendapatkan nomor rekening Anda? Begitu saya mendapat gaji, pasti langsung saya transfer uang tadi." Perempuan itu tak mungkin mengabaikan hal itu. Dia harus mengembalikan semua uang yang telah diberikan oleh Aaron Liu pada dua pria tadi.     

Aaron Liu hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu. Ia sama sekali tak berharap untuk mendapatkan uangnya kembali. Apa yang dilakukannya cukup tulus dan tak mengharapkan apapun.     

Namun, segala kesungguhan hati Tiffany tentu saja tak bisa diabaikan. Aaron Liu harus memberikan kesempatan untuk perempuan itu mengembalikan semuanya.     

"Sepertinya aku tak membutuhkan uang itu lagi. Jika kamu mau, kamu bisa mengembalikan dengan cara lain?" ujar Aaron Liu pada perempuan itu.     

"Cara lain?" Tiffany tampak kecewa kala mendengar kalimat itu. Dia sempat berpikir jika Aaron Liu berbeda dengan pria lain. Namun yang terjadi .... "Apakah kamu juga menginginkan tubuhku seperti dua pria tadi?" Sebuah pertanyaan bodoh baru saja terlontar dari mulut perempuan itu.     

Aaron Liu tak menyangka jika Tiffany Mo akan berpikir sempit. Ada banyak hal yang bisa dilakukannya tanpa mengandalkan uang yang tak seberapa itu.     

Hal itu merendahkan harga dirinya sebagai seorang pria yang selama ini tak pernah mempermainkan perempuan manapun. Justru perempuan yang telah mempermainkan Aaron Liu dengan sangat kejam.     

Setelah saling terdiam beberapa saat, Aaron Liu akhirnya mendekati Tiffany. Ada beberapa hal yang membuatnya begitu tertarik dengan perempuan itu.     

"Apakah kamu berniat untuk memberikan tubuhmu padaku, Tiffany?" Aaron Liu baru saja melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat perempuan itu langsung membulatkan mata dengan sempurna.     

Tiffany Mo merasa jika dirinya baru saja keluar dari kandang singa dan masuk ke dalam kandang harimau. Segala pertolongan Aaron Liu seolah tak berarti lagi baginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.