Menantu Pungut

CLBK?



CLBK?

0"Bagaimana Anda mendapatkan informasi itu, Nona Lee? Bukankah terlalu cepat untuk mengetahui semuanya sekarang?" tanya Jiang Lily pada seorang manajer produksi di pabriknya.     
0

Lee Hana langsung tersenyum simpul mendengar pertanyaan itu. Terlihat sangat jelas kecurigaan Jiang Lily atas informasi tadi. Tentu cukup wajar jika Direktur JL Fashion itu sampai menaruh kecurigaan terhadapnya. Mengingat sudah banyak kejadian buruk yang terjadi di perusahaan.     

Sebagai orang kepercayaan dari Nenek Jiang, Lee Hana tentu saja tak bisa dianggap remeh. Perempuan itu memiliki beberapa koneksi dari beberapa orang penting yang berkecimpung di dunia fashion.     

"Salah satu kenalanku bekerja sebagai desainer di WM Fashion. Perusahaan itu baru beroperasi beberapa hari lalu. Sebaiknya kita melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan pasar kita," ujar Lee Hana dengan panjang lebar. Dia mencoba untuk memperingatkan JL Fashion agar jauh lebih berhati-hati lagi.     

"Apa rencanamu, Nona Lee? Aku masih belum memikirkan apapun untuk saat ini." Jiang Lily mengatakan hal itu dengan jujur. Ia tak ingin menutupi apapun dari Lee Hana. Selain menyangkut masalah Aaron Liu, hubungan mereka terjalin cukup baik.     

Lee Hana mendekati Jiang Lily. Dia mulai mempresentasikan segala strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi WM Fashion. Sudah sangat jelas jika mereka berniat untuk menghancurkan JL Fashion. Hal itu tak perlu diragukan lagi.     

Setelah melewati perbicangan panjang, kedua perempuan itu akhirnya meninggalkan ruang meeting. Jiang Lily kembali ke ruangannya, sedangkan Lee Hana harus kembali ke pabrik. Ada banyak hal yang harus mereka lakukan saat itu juga.     

Bekerja seharian di perusahaan, membuat Jiang Lily merasa begitu penat. Terlebih, suasana hatinya yang terlalu buruk membuat segalanya terasa begitu berat. Ia pun memutuskan untuk berbelanja sebelum akhirnya pulang ke rumahnya.     

Beberapa menit perjalanan, Jiang Lily tengah berada di halaman parkir pusat perbelanjaan terbesar di kota. Dia mengambil sebuah keranjang belanja lalu mendorongnya masuk ke supermarket. Ada beberapa barang yang ingin dibelinya. Hingga tak berapa lama ....     

"Maaf. Aku tak sengaja menabrak Anda," sesal Jiang Lily karena terlalu ceroboh telah menabrak seseorang yang kebetulan berada di depannya.     

"Tak masalah, Nona," sahut seorang pria tampan yang bertubuh setinggi Aaron Liu dengan beberapa belanjaan di tangannya.     

Pria itu lalu membalikkan badan, ia menunjukkan ekspresi terkejut saat menyadari keberadaan Jiang Lily di sana. Antara percaya dan tak percaya, pria itu tak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat dikenalnya.     

Sedangkan Jiang Lily ... masih mematung dan tak bergerak sama sekali. Ia tak percaya jika akan bertemu dengan seseorang yang sudah bertahun-tahun dicarinya.     

"Li Xian! Apakah itu kamu?" tanya Jiang Lily dengan suara bergetar dan tatapan mata berkaca-kaca. Terlalu sulit baginya untuk mempercayai hal itu.     

"Lily! Aku sudah sangat merindukan kamu." Sebuah pelukan mendarat sempurna pada seorang perempuan cantik yang sudah cukup lama tak dijumpainya.     

Mereka berdua saling memeluk melepaskan kerinduan yang selama ini harus tertahan. Ada kebahagiaan dan juga kelegaan di dalam hati atas pertemuan mereka berdua.     

Baik Jiang Lily maupun Li Xian meninggalkan belanjaan begitu saja lalu keluar dari supermarket. Mereka pun menuju ke sebuah restoran untuk merayakan pertemuannya.     

"Bagaimana kamu bisa menghilang begitu bak ditelan bumi setelah pertemuan kita, Li Xian?" Jiang Lily sudah tak sabar ingin mendengar penjelasan dari seorang pria yang sudah ditunggu-tunggu.     

"Bukankah kebalik? Aku datang kembali ke panti asuhan untuk menanyakan tentang alamatmu. Namun, begitu aku ke sana ... alamat itu hanyalah sebuah rumah kosong yang tak berpenghuni," jelas Li Xian mengenai kejadian di mana terakhir kali bertemu.     

"Aku juga datang ke panti asuhan untuk mencarimu. Kepala panti mengatakan jika kamu telah kuliah di luar negeri. Mereka juga mengatakan jika kamu tak lagi kembali ke sana." Jiang Lily selalu saja mengingat detail kejadian itu. Sekecil apapun, selalu diingatnya terus.     

Mereka berdua saling melepaskan rindu dengan menceritakan banyak hal. Jiang Lily merasa sangat senang bisa kembali bertemu dengan Li Xian.     

Beberapa tahun lalu, Nenek Jiang adalah penyumbang tetap di sebuah panti asuhan. Kebetulan sekali Jiang Lily membantu untuk mengurus beberapa barang-barang yang akan disumbangkan ke panti.     

Dari sanalah, Jiang Lily bertemu Li Xian untuk pertama kalinya. Beberapa hari menghabiskan waktu bersama, membuat perempuan itu jatuh hati pada pria tampan itu.     

Sayangnya, Li Xian sudah tak tinggal lagi di panti asuhan itu. Setelah lulus SMA, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Bahkan sebelum berangkat, pria itu menyempatkan diri untuk berpamitan pada Jiang Lily.     

Entah takdir atau kebetulan, alamat Jiang Lily tak lebih dari rumah kosong yang tak berpenghuni. Li Xian pun pergi tanpa bertemu ataupun mengatakan apapun pada seorang perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati kala beberapa hari kebersamaan mereka.     

"Apakah kamu sekarang sudah tinggal di sini?" tanya Jiang Lily memastikan jika dirinya tak akan lagi kehilangan pria itu.     

"Sekarang aku menetap di sini. Kebetulan sekali, seseorang yang membiayai aku kuliah telah menjadikan aku anggota keluarganya. Mereka bahkan mempercayakan perusahaannya padaku. Beberapa hari lalu aku baru saja kembali dari luar negeri." Li Xian menjelaskan jika dirinya tak akan pergi kemanapun.     

"Rasanya seperti mimpi bagiku. Setelah sekian lama mencarimu ... tiba-tiba kamu ada di hadapanku." Jiang Lily tersenyum lembut pada seorang pria yang duduk tak jauh darinya. Terlalu bahagia bisa memandang seseorang yang sudah ditunggunya sekian lama.     

Li Xian mendekati Jiang Lily lalu mengusap kepalanya. Ia masih tak percaya jika gadis remaja yang dulu begitu imut berubah sangat cantik dan juga menggoda.     

Jika dilihat secara sekilas, mereka berdua tampak seperti pasangan kekasih yang lama tak berjumpa. Sebuah pertemuan sempurna yang mereka tunggu selama bertahun-tahun lamanya.     

"Bagaimana kabarmu selama ini, Lily? Apakah kamu masih kuliah?" Li Xian tak terlalu bisa menebak apakah perempuan cantik itu masih harus kuliah atau justru telah lulus kuliah.     

"Aku telah menyelesaikan masa kuliah. Sekarang aku membantu nenek untuk mengelola perusahaan," jelas Jiang Lily sembari memperhatikan senyuman lembut pada pria idamannya itu.     

"Apa kabarnya Nenek Jiang? Rasanya sudah sangat lama kita tak bertemu. Apakah kalian masih menjadi penyumbang tetap di panti asuhan?" Li Xian terlihat sangat tertarik dengan Keluarga Jiang. Sudah sangat lama dia mengenal mereka namun tak mengetahui apapun mengenai latar belakang keluarganya.     

Jiang Lily masih terpaku memandang pria itu. Bahkan dia sama sekali tak mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Li Xian. Pria itu pun mendekati telinganya lalu berucap lirih.     

"Apakah perasaanmu padaku masih sama, Lily?" bisik Li Xian pada sosok perempuan cantik di sebelahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.