Menantu Pungut

Cicit Untuk Keluarga Jiang



Cicit Untuk Keluarga Jiang

0Jiang Lily berpikir jika semua kejadian di Pulau Chyou direncanakan oleh neneknya sendiri. Sebuah kecurigaan yang tak mungkin ditahannya lagi. Entah mengapa, dia merasa jika Keluarga Jiang dan Keluarga Liu saling terkait satu sama lain.     
0

"Apa maksudmu, Lily? Merencanakan apa lagi?" tanya Nenek Jiang pada cucunya. Wanita tua itu sama sekali tak paham dengan arah pembicaraan dari Jiang Lily.     

"Sudahlah! Aku sangat lelah dan ingin beristirahat." Jiang Lily bergegas masuk ke dalam sebuah mobil yang sedang menunggu. Rasanya sangat tak nyaman berada di sana bersama dengan suaminya.     

Nenek Jiang merasa ada yang aneh dengan cucu kesayangannya itu. Dia melemparkan pandangan penuh arti pada Aaron Liu. Ada sebuah keyakinan jika telah terjadi sesuatu di Pulau Chyou. Hal itu memunculkan rasa penasaran di dalam hatinya.     

Dalam sekali pandang saja, Aaron Liu langsung mengerti tatapan Nenek Jiang. Dia pun mendekati wanita tua itu dengan hati berdebar tak karuan. Rasanya sangat takut untuk mengatakan sebuah kejadian yang telah terjadi semalam.     

"Apakah terjadi sesuatu selama di Pulau Chyou?" tanya Nenek Jiang pada suami dari cucunya.     

"Ceritanya panjang, Nek. Nanti akan aku ceritakan. Lily benar-benar sangat murka kali ini. Hal itu membuat aku sedikit takut," jawab Aaron Liu pada seorang wanita yang sudah beberapa waktu dikenalnya.     

"Sebaiknya kita pulang dulu. Suasana hati istrimu sepertinya sangat buruk." Nenek Jiang bergegas masuk ke dalam sebuah mobil di mana Jiang Lily sudah berada di sana.     

Dalam sekali pandang saja, Nenek Jiang sudah sangat yakin jika ada yang salah dengan cucunya. Bisa dipastikan jika ada masalah serius antara hubungan Aaron Liu dan juga Jiang Lily.     

Begitu Aaron Liu masuk, mobil langsung melaju menuju ke sebuah mansion mewah milik Keluarga Jiang. Sebuah hunian berkelas dan tentunya memiliki lokasi strategis di pusat kota.     

Sejak masuk ke dalam mobil, Jiang Lily terus saja memejamkan mata. Seolah dia sengaja menghindar dari segala pertanyaan dan juga rasa penasaran neneknya. Perempuan itu merasa sangat malu mengingat semua kejadian di Pulau Chyou.     

"Apakah kamu mau tetap di mobil? Jangan pikir aku tak tahu jika kamu pura-pura tidur!" ketus Nenek Jiang sebelum dia keluar dari mobil begitu sampai di depan mansion.     

"Aku benar-benar tidur, Nek! Mengapa harus berpura-pura?" Dengan gerakan cepat, Jiang Lily langsung bergegas keluar dan berjalan cepat masuk ke dalam bangunan megah itu.     

Nenek Jiang hanya bisa menggelengkan kepala pelan, menyaksikan tingkah konyol dari cucunya. Benar-benar sangat menggelikan bagi seorang nenek yang sudah bertahun-tahun merawat dan juga membesarkan cucunya sendiri.     

Jiang Lily justru terlihat seperti seseorang yang tengah dilanda cinta. Tingkahnya seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Bahkan beberapa kali, wajahnya terlihat merona karena menahan rasa malu.     

Sedangkan seorang pria yang baru saja keluar dari mobil ... juga ikut terkekeh menyaksikan tingkah konyol dari istrinya sendiri. Aaron Liu sebenarnya juga tak sabar untuk berperan sebagai seorang suami secara utuh.     

"Apa yang sebenarnya terjadi pada istrimu? Segala tingkahnya semakin mencurigakan dan tak masuk akal," ucap Nenek Jiang pada seorang pria yang kebetulan berjalan di belakangnya.     

"Semoga saja Nenek tak terkejut setelah aku mengatakannya." Aaron Liu masih memikirkan sebuah caranya agar sesuatu yang diucapkannya tak akan membuat Nenek Jiang syok.     

"Apa yang bisa mengejutkan aku selain kelakuan tak masuk akal dari istrimu?" Nenek Jiang kembali melontarkan sebuah pertanyaan yang sesungguhnya tak membutuhkan jawaban. Selama bertahun-tahun hidup bersama cucunya, baru kali ini melihat cucunya begitu malu hingga seperti itu.     

Sontak saja, Aaron Liu langsung tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. Dia cukup paham bagaimana Nenek Jiang dengan begitu sabar menghadapi cucunya yang keras kepala. Terkadang, Jiang Lily terlalu susah diatur dan bertindak semaunya.     

Sebelum Nenek Jiang menjodohkan cucunya dan juga Jiang Lily, dia pasti sudah memiliki sebuah rencana terbaik bagi mereka berdua. Hal itu pasti juga melalui pertimbangan panjang hingga akhirnya pernikahan itu terjadi.     

"Duduklah dan ceritakan apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Chyou!" bujuk Nenek Jiang agar cucu menantunya mau menjelaskan sesuatu yang sebenarnya telah terjadi.     

"Tapi Nenek tak boleh marah ataupun membenci aku ya ... semua yang terjadi di luar kendaliku. Lily terus mendesak dan juga memaksa aku, Nek." Aaron Liu sudah sangat cemas jika sampai seseorang yang sangat berjasa baginya itu menjadi marah.     

"Mengapa aku harus marah padamu?" tanya Nenek Jiang dengan wajah heran. Dia sama sekali tak paham dengan ucapan suami dari cucunya itu.     

Dalam hati berdebar-debar, Aaron Liu memandang Nenek Jiang. Dia terlalu takut jika apa yang akan dikatakan justru mengecewakan. Rasanya seperti sedang memikul sebuah beban yang begitu berat.     

Meskipun Aaron Liu mencoba untuk merahasiakan hal itu, pada akhirnya Nenek Jiang juga akan tahu. Tak mungkin jika hal itu benar-benar tersimpan dengan begitu rapat.     

"Sebenarnya ... semalam aku dan juga Lily baru saja melakukan .... " Aaron Liu tampak terbata-bata mengatakan kebenaran itu. Antara malu dan juga takut jika Nenek Jiang akan murka.     

"Melakukan apa, Aaron? Apakah kalian melakukan pergulatan panas antara suami istri?" lontar Nenek Jiang tanpa basa-basi sedikit pun.     

Mendadak wajah wanita tua itu menjadi berbinar. Ada harapan besar yang tergambar dalam setiap sorotan matanya. Menanti sebuah keajaiban datang menghampiri Keluarga Jiang.     

Wanita tua itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Aaron Liu. Dia pun menarik tangan menantunya dan berdiri saling berhadapan.     

"Kuharap kamu segera memberikan seorang cicit untuk nenek. Rasanya tak sabar untuk menunggu hari itu tiba," ujar Nenek Jiang penuh harap.     

"Apakah Nenek tak marah padaku? Aku sangat takut jika Nenek sampai murka begitu mendengar apa yang sudah kulakukan pada istriku," cemas Aaron Liu atas sebuah tindakan berbahaya yang tentunya akan sangat beresiko bagi pernikahan mereka.     

"Mengapa aku harus marah, Aaron? Aku justru senang jika kamu bisa menghamili cucuku." Nenek Jiang tampak begitu bahagia. Dia sudah tak sabar ingin melihat seorang anak yang akan dilahirkan dari cucunya dan juga seorang pria pilihannya.     

Sebuah kabar yang sangat mengejutkan dan juga sangat membahagiakan bagi Nenek Jiang. Dia berharap jika hal itu bisa membuat Jiang Lily bisa memperlakukan Aaron Liu sebagai seorang suami secara utuh.     

Selain itu, Aaron Liu juga sudah banyak berkorban untuk Keluarga Jiang. Sudah sepantasnya dia mendapatkan kebahagiaan itu sendiri.     

"Masalahnya ... kami melakukannya saat sedang mabuk, Nek. Lily langsung murka kala menyadari hal itu," jelas Aaron Liu pada seorang wanita tua yang sudah banyak membantunya.     

"Apa! Mengapa harus mabuk?" Nenek Jiang terlihat tak senang mendengar hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.