Menantu Pungut

Terlambat!



Terlambat!

0"Jangan berbicara sembarangan, Ma!" protes Aaron Liu atas tuduhan tak berdasar dari ibunya. Dia tak mungkin memanfaatkan istrinya sendiri.     
0

Jenny Liu masih belum puas atas penolakan itu. Dia ingin mendengar sebuah alasan untuk menyakinkan dirinya, kalau Aaron Liu tidak mempermainkan perempuan manapun.     

Sebenarnya, seorang ibu hanya memiliki sedikit ketakutan jika anak laki-lakinya sengaja mempermainkan banyak perempuan. Apalagi ... Aaron Liu baru saja dicampakkan oleh mantan tunangannya sendiri.     

"Mungkin aku memang bodoh karena tak menyadarinya lebih awal. Tapi intinya, aku sangat mencintai istriku. Titik!" tegas Aaron Liu pada seorang wanita yang sudah melahirkan dan juga memanjakan dirinya selama itu.     

"Mama harap ... ucapanmu bisa dipegang. Jika ternyata yang terjadi justru sebaliknya, mama tak segan-segan akan memberikan pelajaran," peringat seorang ibu pada anak laki-laki kebanggaannya.     

Sebuah ancaman yang cukup mengerikan bagi Aaron Liu. Selama ini, Jenny Liu tak pernah sekalipun melemparkan ancaman apapun padanya. Namun sekarang, seolah wanita itu berpihak pada Jiang Lily.     

Apakah Aaron Liu tengah cemburu pada istrinya sendiri? Bukan itu yang menjadi masalah baginya. Dia hanya tak menyangka jika seorang Jiang Lily mampu menaklukkan ibunya. Bahkan saat dia masih berhubungan dengan Miranda Choi, mereka berdua tak sedekat itu.     

Jenny Liu selalu saja mencoba untuk membuat jarak antara dirinya dan juga calon menantu. Mungkin saja, dia sudah bisa merasakan jika perempuan itu benar-benar tak baik bagi anaknya.     

"Ampun, Ma! Apakah Mama begitu menyukai Jiang Lily? Bahkan dengan Miranda saja, Mama tak sepeduli sekarang," sindir Aaron Liu pada ibunya.     

"Karena mama sudah menduga jika perempuan itu bukanlah sosok yang baik bagimu. Dan ternyata, hal itu sangat benar. Miranda langsung mencampakkan kamu begitu jatuh miskin." Jenny Liu menceritakan alasannya tak terlalu menyukai mantan tunangan anaknya itu.     

Apapun yang terjadi, selalu ada alasan dibaliknya. Tak mungkin jika seseorang membenci orang lain tanpa alasan. Begitu juga yang dirasakan oleh Jenny Liu atas hubungan asmara anaknya.     

Setidaknya, Aaron Liu bisa sedikit lebih tenang. Dia mendapatkan dukungan dari ibunya. Meskipun, untuk mendapatkan restu ayahnya tak mudah. Ada sebuah alasan yang masih belum diketahui olehnya mengenai alasan penolakan itu.     

"Mengapa papa begitu tak menyukai hubunganku dan Lily, Ma? Apakah Mama mengetahui alasan di balik penolakan itu?" tanya Aaron Liu sedikit memohon. Dia berharap jika ibunya bisa memberikan sedikit penjelasan mengenai hal itu.     

"Mengapa tak bertanya langsung pada papamu saja? Mama tak bisa menjelaskan apapun mengenai hak itu." Jenny Liu sama sekali tak ingin mengatakan sebuah alasan yang disimpan oleh suaminya. Johnny Liu sendiri yang berhak membuka kebenaran itu.     

"Bukannya menjawab, papa justru semakin menyudutkan aku, Ma. Rasanya tak tahan menghadapi pria tua itu," terang Aaron Liu dengan nada protes.     

Jenny Liu justru mengulum senyuman lembut pada anak semata wayangnya. Dia berpikir jika akan lebih baik jika Aaron Liu tak mengetahui hal itu. Segalanya tentu tak akan sama bagi mereka jika kebenaran itu terungkap.     

Wanita itu membelai kepala anaknya penuh kasih sayang. Jenny Liu cukup prihatin dengan kisah cinta dari Aaron Liu. Rasanya tak tega menyaksikan segala penderitaan dan juga rasa sakit pria itu karena cinta.     

"Fokus pada Lily saja. Mama sangat yakin jika sebenarnya dia juga mencintai kamu, Aaron. Hanya saja .... " Jenny Liu cukup yakin jika anaknya harus berjuang lebih banyak lagi untuk menaklukkan istrinya.     

"Hanya saja apa, Ma?" lanjut Aaron Liu bertanya.     

"Hanya saja ... ego di dalam hati istrimu terlalu tinggi. Selain itu, seolah ada sesuatu yang seakan menahannya untuk tak jatuh semakin dalam," ungkap Jenny Liu mengenai perasaan menantunya. Mereka berdua sempat mengobrol panjang lebar mengenai banyak hal. Dan semuanya itu adalah sebuah kesimpulan yang didapatkan oleh ibu dari Aaron Liu.     

Cukup mengejutkan bagi Aaron Liu, dia tak menyangka jika ibunya bisa mengetahui hati seseorang. Meskipun mereka berdua baru saling mengenal, wanita itu cukup memahami isi hati menantunya.     

Aaron Liu memang harus berjuang keras untuk mendapatkan hati istrinya. Dia tak ingin memaksakan apapun pada seorang perempuan yang sangat dicintainya itu.     

Dua hari telah berlalu, Aaron Liu dan juga Jiang Lily tengah bersiap menuju ke satu tempat di mana sebuah kapal tengah menunggu.     

Begitu sampai ke lokasi penyeberangan, Jenny Liu mendadak tak enak badan. Dia langsung kembali bersama suaminya setelah mengantarkan mereka berdua. Pasangan itu masih harus menunggu beberapa saat sampai sebuah kapal datang untuk menjemputnya.     

"Mengapa terlihat sangat sepi dari terakhir kita di sini?" Jiang Lily memperhatikan sekeliling dan tak mendapati banyak orang di sana. Hanya ada beberapa orang yang tampak begitu mencurigakan. "Bukankah pria itu sedikit mencurigakan, Aaron?" cemasnya saat menyadari seorang pria sedang menatap ke arahnya.     

"Jangan berpikir macam-macam, Lily! Jangan jauh-jauh dari jangkauanku!" Aaron Liu bukan sedang takut. Dia hanya mewaspadai segala hal buruk yang mungkin bisa terjadi di sana.     

Jiang Lily mulai bergerak mendekati suaminya. Dia merasa jika beberapa pria itu cukup mencurigakan. Meski mencoba untuk berpikir positif, tetap saja ia takut jika mereka melakukan sesuatu pada mereka berdua.     

Seperti dugaan Jiang Lily, kedua pria itu mulai berjalan ke arah mereka. Ada satu lagi pria yang juga ikut mendekat di mana pasangan itu berdiri.     

Dalam kondisi seperti itu, Jiang Lily hanya bisa menggegam erat tangan suaminya dengan wajah yang mulai memucat karena takut. Sebuah situasi yang sangat tak bersahabat dan tentunya bisa membahayakan mereka berdua.     

"Serahkan uang kalian!" teriak seorang pria dengan wajah sangar dan senyuman sinis pada mereka berdua.     

"Siapa kalian? Berani-beraninya mengganggu kami!" balas Aaron Liu tak kalah ketus. Dia tak ingin jika harus bertarung di hadapan istrinya. Sayangnya, pria itu sama sekali tak memiliki pilihan lainnya.     

"Kamu pikir kami takut! Mentang-mentang kalian adalah anggota Keluarga Liu lalu bisa bertindak seenaknya! Brengsek!" Pria itu melayangkan sebuah tinju ke arah Aaron Liu.     

Untungnya, Aaron Liu bisa menghindar dan meminta Jiang Lily untuk berdiri tak jauh dari mereka dengan membalikkan badan. Dia tak mau jika istrinya sampai menyaksikan kekejaman pertarungan mereka.     

Aaron Liu tak tinggal diam. Dia langsung saja memberikan serangan balasan pada mereka satu persatu. Sebuah pukulan keras mengenai seorang pria yang tadi hampir meninjunya.     

Secara mengejutkan, Aaron Liu tiba-tiba melemparkan sebuah tendangan keras dan mengenai perut pria tadi. Bahkan serangan itu berhasil membuat mereka berdua terbanting ke belakang. Bisa dipastikan jika mereka sama-sama merasakan nyeri di perutnya.     

Di saat Aaron Liu sedang memberikan beberapa ancaman pada mereka, salah satu dari orang tadi membawa sebuah pemukul dan mengarahkan pada anak laki-laki dari pemilik perkebunan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.