Menantu Pungut

Istri Yang Tak Tersentuh



Istri Yang Tak Tersentuh

0Di halaman samping rumah, dua wanita beda generasi sedang duduk bersama. Sejauh mata memandang, hanya hamparan perkebunan anggur yang nampak.     
0

Jiang Lily tampak begitu gelisah duduk bersama dengan ibu mertuanya. Dia sangat yakin jika ada sesuatu hal yang ingin dikatakan oleh wanita yang telah melahirkan suaminya.     

"Apa semua yang dikatakan oleh Papa adalah kebenaran, Lily? Bagaimana kamu menjelaskan hak itu padaku? Bukankah kamu sudah mengatakan jika sangat mencintai Aaron? Apakah kamu sedang berusaha untuk membohongi mama?" cecar Jenny Liu dengan beberapa pertanyaan sekaligus pada menantunya. Dia ingin mendengar sendiri sebuah penjelasan dari Jiang Lily.     

"Semuanya benar, Ma. Pernikahan kami memang karena sebuah perjodohan. Namun ... keberadaan Aaron benar-benar sangat melengkapi hidupku. Kupikir ... aku telah jatuh cinta pada Aaron. Tapi ... aku juga merasa masih mencintai pria lain, Ma. Apa yang harus kulakukan, Ma? Aku benar-benar sangat ragu jika telah mencintai Aaron." Jiang Lily benar-benar sangat frustrasi kala itu. Segala hal yang telah terjadi di luar kendalinya.     

"Apakah kamu sedang datang bulan, Lily?" Tiba-tiba saja, Jenny Liu menanyakan hal itu pada menantunya. Ada satu hal penting yang harus dipastikannya mengenai hubungan mereka berdua.     

Jiang Lily masih sangat bingung mendengar pertanyaan itu. Dia sama sekali tak paham akan arah pembicaraan dari ibu mertuanya.     

Perempuan itu hanya berpikir jika Jenny Liu ingin mengetahui masa subur dari dirinya. Dia kira jika ibu mertuanya sudah tak sabar untuk segera menimang seorang cucu.     

"Tidak, Ma. Kalau tak salah, aku datang bulan seminggu yang lalu," jelas Jiang Lily atas pertanyaan dari seorang wanita yang sejak tadi terus memperhatikan dirinya.     

"Seminggu yang lalu?" ulang Jenny Liu dalam perubahan ekspresi yang begitu jelas. Seolah ia telah mendapatkan sebuah jawaban yang diinginkannya.     

Ada satu hal penting yang telah wanita itu ketahui. Hal itu adalah sesuatu yang sangat besar bagi hubungan pernikahan Aaron Liu dan juga Jiang Lily. Mereka berdua tak akan bisa berpisah dengan begitu mudah.     

Setelah berbincang sebentar, mereka berdua memutuskan untuk kembali masuk ke dalam. Terlihat Aaron Liu sedang berdebat dengan ayahnya.     

"Apakah Papa sengaja ingin mengendalikan aku?" Hanya pertanyaan itu saja yang terdengar oleh Jenny Liu dan juga menantunya. Mereka berdua sangat yakin jika telah terjadi hal buruk pada hubungan ayah dan anak itu.     

"Ada apa ini, Aaron? Papa?" seru Jenny Liu pada suami dan juga anak laki-laki kesayangannya.     

Kedua pria itu langsung menghentikan pertengkaran. Mereka tak ingin membuat Jenny Liu menjadi begitu cemas atas hubungan buruk antara ayah dan juga anak itu.     

Terlebih ... Aaron Liu terus saja mencurigai ayahnya jika telah melakukan sesuatu yang sengaja dirahasiakan. Seperti sebuah teka-teki yang tak pernah mendapatkan jawaban pasti. Pria itu tak sabar untuk bermain-main dalam memecahkan semuanya.     

"Tidak ada, Ma. Aaron saja yang terlalu berlebihan dan terus mencurigai aku. Sepertinya anak kesayangan Mama tak bisa menerima kondisi kita yang sudah tak seperti dulu lagi," terang Johnny Liu pada istrinya. Dia tak mungkin mengatakan segala hal yang telah dibicarakannya tadi.     

"Papa saja yang keterlaluan!" sahut Aaron Liu ketus. Dia masih saja kesal dengan segala hal yang telah dilakukan ayahnya selama ini.     

"Apakah kalian akan kembali hari ini juga?" Johnny Liu ingin mendengar jawaban itu dari pasangan suami istri itu.     

Tak langsung memberikan jawaban, mereka berdua justru saling memandang satu sama lain. Seolah ada keraguan yang cukup berarti pada pasangan itu.     

Tentu tak mudah memutuskan hal itu setelah beberapa pembicaraan panjang lebar di antara mereka. Jenny Liu juga tak setuju jika mereka berdua kembali ke kota hari itu juga. Ada hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Aaron Liu.     

"Mama ingin kalian kembali besok lusa saja. Mengapa harus terburu-buru? Bukankah sama saja rasanya tinggal di perkebunan atau di kota," bujuk Jenny Liu pada anak dan juga menantunya.     

"Bagaimana, Lily? Apakah kamu setuju jika kita kembali sesuai rencana awal?" tanya Aaron Liu meminta persetujuan dari suaminya.     

Jiang Lily tampak sangat bingung. Dia juga tak tega jika harus mengecewakan ibu mertuanya. Selama di sana Jenny Liu memperlakukan dirinya begitu baik. Wanita itu sudah seperti seorang ibu baginya.     

Hal itu menjadi sebuah pertimbangan yang cukup berat bagi kepergian mereka. Jiang Lily akhirnya mencoba untuk berpikir sebentar sebelum akhirnya memberikan jawaban.     

"Baiklah, Aaron. Kita akan kembali besok lusa saja. Aku juga sudah berjanji pada mama untuk tinggal dua hari lagi," jawab Jiang Lily atas pertanyaan suaminya.     

"Baguslah! Mama sangat senang bisa bersama kalian berdua lebih lama lagi." Jenny Liu cukup lega mendengar kabar bahagia itu. Dia harus melakukan beberapa cara agar bisa mengetahui perasaan Aaron Liu pada istrinya.     

Hari itu juga, Aaron Liu sengaja mengikuti ayahnya ke pabrik. Sedangkan Jiang Lily akan menghabiskan waktu bersama sang ibu mertua.     

Di pabrik, mereka berdua menyaksikan proses produksi dari wujud buah anggur hingga menjadi minuman dalam kemasan botol. Hal itu adalah sebuah pengalaman baru bagi Aaron Liu.     

Sebelumnya, Aaron Liu tak pernah tertarik dengan perkebunan anggur milik kakeknya itu. Bahkan tak sedikit pun dia bermimpi untuk tinggal di Pulau Chyou.     

"Bagaimana rencana pernikahanmu ke depannya, Aaron? Jika tak ada cinta di antara kalian, akan jauh lebih baik jika kalian berpisah dan mencari kebahagiaan masing-masing," bujuk Johnny Liu pada seorang pria yang masih sangat muda dan cukup sulit untuk diatur.     

"Mengapa Papa begitu menginginkan kami untuk berpisah? Apa sebenarnya motif Papa terhadap kami?" Aaron Liu semakin mencurigai ayahnya sendiri. Dia yakin jika pria tua itu memiliki sebuah alasan untuk membuat hubungannya dan juga Jiang Lily segera berakhir.     

"Motif? Papa hanya ingin kamu hidup dengan seseorang yang mencintai kamu dengan tulus, Aaron!" tegas seorang ayah pada anak laki-laki kesayangannya.     

Jawaban itu membuat Aaron Liu harus menahan tawanya. Semua hal yang didengarnya begitu tak masuk akal.     

Pria itu akhirnya bergerak ke arah sang ayah. Berdiri cukup dekat dengan seorang pria yang bertanggung jawab atas Keluarga Liu. Lama-kelamaan, Aaron Liu merasa tak tahan menghadapi permintaan Johnny Liu yang semakin tak jelas ujung atau pangkalnya.     

"Aku tak ingin berdebat dengan Papa. Sampai kapanpun, aku tak akan berpisah dengan istriku!" Aaron Liu mulai naik darah atas desakan tanpa henti dari ayahnya sendiri.     

"Untuk apa kamu menjadi seorang suami dari sosok istri yang tak mau disentuh?" lontar Johnny Liu dengan suara lirih namun masih sangat jelas.     

Darah Aaron Liu semakin mendidih. Ayahnya sudah sangat keterlaluan dalam mencari tahu mengenai pernikahannya.     

"Atas dasar apa Papa mengatakan hal itu?" geram Aaron Liu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.