Menantu Pungut

Mata-Mata Keluarga Liu



Mata-Mata Keluarga Liu

0Aaron Liu langsung melemparkan tatapan pada istrinya. Pada akhirnya Jiang Lily akan tahu latar belakang keluarganya.     
0

Menyembunyikan segalanya bukanlah sebuah keputusan bijak bagi Aaron Liu. Akan ada saatnya segala kebenaran pasti akan terungkap. Tak ada gunanya dia menyembunyikan semuanya.     

"Semua itu hanya kepalsuan, Ma. Miranda memang berniat untuk memanfaatkan aku saja. Bahkan saat aku meninggalkan rumah pagi itu, dia langsung mengusir aku begitu mengetahui keluarga kita telah bangkrut." Aaron Liu menghela nafas panjang, ada rasa sakit dan juga sebuah luka yang tak mampu ditutupinya.     

"Mama tak menyangka jika Miranda bisa melakukan hal sekeji itu. Padahal kalian berhubungan sudah cukup lama. Lalu ... bagaimana kamu bisa menikah dengan menantu mama yang sangat cantik ini?" Jenny Liu bertanya sembari membelai kepala Jiang Lily. Wanita itu memperlakukan menantunya dengan sangat baik dan penuh kasih sayang.     

Sebuah pertanyaan yang cukup sulit bagi Aaron Liu. Rasanya sedikit aneh jika dia mengatakan telah dijodohkan oleh seseorang yang sudah menolongnya. Hal itu mungkin saja akan menimbulkan banyak pertanyaan baru bagi mereka berdua.     

Untuk beberapa saat, Aaron Liu mencoba untuk memikirkan alasan yang paling pas untuk pertanyaan itu. Dia tak mau membuat beban ibunya semakin bertambah.     

"Awalnya Aaron adalah asisten dari nenekku, Ma. Lama-kelamaan kami saling suka dan memutuskan untuk bersama. Jadi ... sekarang suamiku yang menggantikan nenek untuk mengurus perusahaan," jelas Jiang Lily pada ibu mertuanya. Meskipun tak semua adalah kebenaran, ia berpikir jika itu adalah jawaban yang paling tepat.     

"Benarkah itu, Aaron?" Jenny Liu melontarkan sebuah pertanyaan pada seorang pria yang nampak terkejut dan juga terlihat bingung dengan jawaban istrinya sendiri. Wanita itu hanya ingin memastikan jika anaknya akan hidup bahagia bersama seseorang yang mencintai dan juga dicintainya.     

"Benar, Ma. Aku sangat mencintai Jiang Lily. Meskipun terdengar tak masuk akal, aku sangat ingin hidup dengannya seumur hidupku," jawab Aaron Liu dengan suara bergetar. Dia tak ingin menipu siapapun. Meski tak semuanya benar, pria itu benar-benar ingin berhubungan serius dengan istrinya.     

Sebuah perbincangan yang cukup menegangkan bagi pasangan suami istri itu. Sedikit saja kesalahan, bisa berakibat fatal dan akan menyulitkan mereka berdua. Hal itu tentu bukan sesuatu yang diharapkan oleh pasangan itu.     

Mereka semua akhirnya menikmati sarapan sebelum akhirnya memutuskan untuk mendatangi pabrik. Ada banyak hal yang akan mereka lihat di sana. Untung saja, jarak rumah itu dan pabrik tak terlalu jauh.     

"Apa yang sebenarnya papa kerjakan di pabrik, Ma?" tanya Aaron Liu pada ibunya.     

"Papa hanya membantu saja di pabrik. Tak banyak yang bisa dia kerjakan." Begitulah jawaban dari Jenny Liu pada anaknya. Mereka mulai memasuki sebuah pabrik yang cukup besar untuk mengolah hasil perkebunan anggur. "Katakan pada Tuan Liu jika kami datang ke pabrik," ucap wanita itu pada seseorang yang berjaga di depan.     

"Apakah ini pabrik wine, Ma?" Dengan sangat polos, Jiang Lily bertanya dengan begitu vulgar. Dia terlalu bingung untuk memilih kata-kata dalam pertanyaannya.     

Jenny Liu tersenyum lembut pada menantunya. Ia bisa melihat jika Jiang Lily begitu penasaran mengenai hal itu. Seolah baginya sangat menarik berada di lokasi itu.     

Di depan pabrik saja sudah terpajang berbagai jenis olahan anggur dari hasil perkebunan anggur. Ada beberapa macam minuman yang diproduksi di pabrik itu.     

"Apakah kamu pernah mencoba wine, Lily? Di sini ada satu premium wine yang sangat enak dan juga menjadi incaran beberapa perusahaan besar." Jenny Liu mengajak mereka berkeliling untuk melihat beberapa produk dari pabrik itu. Terpajang beberapa minuman beralkohol yang diproduksi di sana.     

"Aku pernah beberapa kali mencoba beberapa jenis wine, Ma. Sepertinya wine di sini sedikit berbeda." Jiang Lily memperhatikan sekeliling, ia bisa melihat beberapa botol minuman tertata sangat rapi.     

Aaron Liu hanya menemani dua perempuan kesayangannya itu. Dia sama sekali tak tertarik untuk mencoba minuman yang memabukkan itu. Buka karena sok polos, pria itu hanya ingin memanfaatkan waktu selama di Pulau Chyou dengan sebaik mungkin.     

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, Johnny Liu berjalan ke arah mereka. Pria itu terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan mereka semua.     

"Mengapa kalian datang tanpa memberitahu papa dulu?" tanya Johnny Liu pada mereka semua. Setidaknya dia bisa menyambut kedatangan mereka jika mengetahui akan berkunjung.     

"Apakah pabrik ini milik keluarga kita, Pa?" Aaron Liu tak ingin berbasa-basi lagi. Dia sudah tak sabar untuk menunggu penjelasan dari ayahnya.     

"Pabrik ini memang peninggalan kakekmu. Namun, bukan berarti jika semua aset adalah milik kita. Ada beberapa orang yang asli dari Pulau Chyou juga memiliki saham atas pabrik dan juga perkebunan. Bukankah kamu juga pernah melihat jika perkebunan kakek tak terlalu besar," jelas Johnny Liu dengan panjang lebar. Dia sangat tahu dengan tujuan Aaron Liu datang ke pulau itu.     

Pembicaraan mereka semakin memanas. Hal itu membuat Jiang Lily merasa tak nyaman. Dia takut jika suaminya akan bertengkar dengan ayahnya sendiri.     

Untung saja, Jenny Liu sangat menyadari kecemasan menantunya. Dia selalu punya cara tersendiri untuk membuat mereka berdua tak selalu bersitegang.     

"Apakah Papa masih mempunyai stok premium wine? Aku ingin Lily mencoba produk unggulan kita itu," sahut Jenny Liu untuk memecahkan ketegangan antara ayah dan anaknya.     

"Masih dalam proses produksi. Nanti malam aku akan membawakannya untuk kalian. Apakah kalian ingin berkeliling perkebunan? Papa bisa menemani kalian jika mau, " tawar seorang pria yang sangat peduli dengan kebahagiaan anak semata wayangnya. Johnny Liu telah melakukan segala cara untuk bisa melihat anaknya menemukan kebahagiaannya.     

"Jika Papa tak keberatan, kami akan sangat senang bisa berkeliling dengan Papa," sahut Jiang Lily cukup antusias. Dia cukup senang bisa berada di sebuah lokasi yang sangat jauh berbeda dengan kehidupannya selama ini.     

Mereka berempat akhirnya berkeliling sekitar perkebunan. Tak perlu menggunakan alat transportasi apapun, dengan berjalan kaki saja bisa langsung ke lokasi perkebunan anggur.     

Hamparan perkebunan anggur yang sangat luas dan juga terlihat begitu indah. Ada beberapa petani yang bekerja di sepanjang area perkebunan. Mereka semua begitu ramah memberikan sapaan pada Keluarga Liu.     

"Mengapa mereka begitu ramah dan begitu sopan pada kita? Bukan tak mungkin jika pabrik dan perkebunan anggur adalah milik Keluarga Liu," sindir Aaron Liu pada ayahnya. Dia sama sekali tak paham dengan alasan Johnny Liu memilih untuk tinggal di pulau kecil itu.     

"Terserah apa katamu, Aaron. Kamu terkesan tak bisa menerima jika keluarga kita telah jatuh miskin," balas Johnny Liu dengan suara pelan karena tak ingin terdengar oleh kedua wanita yang berjalan lebih dulu.     

"Apakah Papa membayar seseorang untuk memata-matai aku selama ini?" tuduh Aaron Liu pada ayahnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.