Menantu Pungut

Mencurigakan!



Mencurigakan!

0"Apa yang bisa saya bantu, Nona?" Wanita itu memandang Jiang Lily dalam tatapan berkaca-kaca. Ingin rasanya dia memeluk perempuan cantik yang datang ke arahnya.     
0

Jiang Lily tersenyum begitu ramah pada seorang wanita yang tampak begitu baik dan juga sangat ramah. Tatapan wanita itu terasa begitu hangat dan sangat perhatian.     

Entah mengapa, Jiang Lily merasa sangat nyaman berbicara dengan wanita itu. Seolah hubungan mereka sudah cukup akrab dan sangat dekat.     

"Apakah di sini benar rumah Keluarga Liu? Seseorang memberitahu jika Keluarga Liu tinggal di sini," ucap Jiang Lily pada wanita cantik yang tengah sibuk merawat tanaman.     

"Benar sekali, Nona cantik. Apa yang bisa saya bantu untuk Anda?" Wanita itu meletakkan segala peralatan untuk berkebun lalu pergi untuk mencuci tangannya.     

"Saya bersama suami saya datang untuk bertemu dengan Tuan Liu. Sayangnya, kami berdua sama sekali tak tahu di mana beliau tinggal," jelas Jiang Lily atas alasan kedatangannya ke rumah itu.     

Wanita tadi membawa Jiang Lily untuk masuk ke dalam rumah. Tentu saja perempuan cantik itu datang ke sebuah rumah yang tepat.     

Ya! Wanita itu adalah Jenny Liu, ibu kandung dari Aaron Liu. Rumah itu memang milik Keluarga Liu. Jadi pria yang tadi mengantarkannya sama sekali tak salah memberitahukan hal itu.     

"Di mana suamimu? Ajak dia masuk ke dalam!" bujuk Jenny Liu agar perempuan cantik itu mengajak suaminya untuk ikut masuk ke dalam.     

"Baiklah, Nyonya. Saya akan mengajaknya ke sini." Jiang Lily berlari keluar untuk memanggil Aaron Liu.     

Sampai di depan rumah, Aaron Liu masih berdiri tak jauh dari halaman. Pria itu sedang memperhatikan sekeliling untuk menemukan seseorang yang bisa membantunya.     

Sebelum menemukan siapapun, Jiang Lily sudah lebih dulu datang dan menghampiri suaminya. Perempuan itu tampak berbinar saat berjalan ke arah Aaron Liu.     

"Pemilik rumah meminta kita untuk masuk, Aaron. Kita bisa menanyakan keberadaan keluargamu dari nyonya rumah," ujar Jiang Lily pada seorang pria yang datang bersamanya ke pulau kecil itu.     

"Benarkah? Baik sekali pemilik rumah ini, Lily. Aku akan membawa koper kita masuk sekalian." Aaron Liu mulai berjalan pelan sembari membawa dua koper bersamanya.     

Tak ada kecurian apapun mengenai rumah itu. Dia hanya fokus untuk masuk ke dalam dan menanyakan keberadaan kedua orang tuanya. Terlalu sulit bagi mereka untuk menemukan ayah dan juga ibunya     

Hingga tak berapa lama, Aaron Liu justru dibuat terkejut dengan sebuah pemandangan di hadapannya. Antara percaya dan tidak, ia merasa sedang bermimpi di sana.     

"Mama!" panggil Aaron Liu pada seorang wanita yang tak lain adalah pemilik rumah itu. Rasanya begitu bahagia bisa bertemu dengan sosok wanita hebat dalam hidupnya.     

"Apa kabar, Aaron? Mama sangat merindukanmu." Jenny Liu langsung memeluk seorang pria tampan yang tak lain adalah anaknya sendiri. Rasanya sangat bahagia bisa bertemu dengan anak kesayangannya.     

"Apakah Mama dan papa tinggal di sini?" tanya seorang anak laki-laki pada ibunya.     

Jiang Lily masih berdiri di tempatnya tadi. Ia masih tak percaya jika wanita yang tadi berbicara dengannya adalah ibu mertuanya sendiri. Terlalu mendebarkan dan sangat menegangkan baginya.     

Perempuan itu sangat takut jika sampai salah berucap pada ibu mertuanya. Hatinya menjadi berdebar-debar berada di ruangan yang sama dengan mereka berdua.     

"Apakah Nona cantik ini adalah istrimu, Aaron? Mengapa kamu tak mengabari jika akan menikah?" Jenny Liu sangat ingat jika perempuan tadi mengatakan jika dia datang bersama suaminya. Tak salah lagi, dia adalah istri dari anak laki-lakinya.     

"Benar, Ma. Ini adalah Jiang Lily. Dia adalah istriku," jelas Aaron Liu pada seorang perempuan cantik yang sudah resmi menjadi istrinya. Pria itu akhirnya memperkenalkan istrinya pada seorang ibu yang beberapa lama tak ditemuinya.     

"Selamat datang, Lily. Mama minta maaf tak bisa hadir dalam pernikahan kalian berdua," sesal Jenny Liu pada menantunya yang begitu cantik.     

Jiang Lily tersenyum penuh arti deh perasaan tak karuan. Dia sangat takut jika dirinya sampai melakukan kesalahan di hadapan ibu mertuanya.     

Namun, perempuan itu tak mungkin mengabaikan ibu dari suaminya. Jiang Lily harus bisa bersikap dengan sangat baik kepada ibu mertuanya.     

"Salam kenal, Ma. Maaf karena tak menyadari jika Mama adalah mama dari Aaron," sesal Jiang Lily dengan segala kebodohan yang telah dilakukannya     

"Tak masalah, Lily. Mama hanya sedikit sedih tak bisa hadir dalam pernikahan kalian. Untung saja, kalian berdua mau datang ke pulau kecil ini." Jenny Liu sama sekali tak menyalahkan mereka berdua. Melihat mereka datang ke sana saja, sudah menjadi kebahagiaan tersendiri baginya. "Ayo duduk dulu!" bujuk sang nyonya rumah.     

"Di mana papa, Ma?" tanya Aaron Liu pada ibunya. Memperhatikan sekeliling, dia sama sekali tak mendapatkan siapapun di rumah itu.     

Jiang Lily ikut memperhatikan sekeliling rumah, dia sangat berharap bertemu dengan seseorang. Sayangnya, tak ada siapapun selain ibu kandung dari Aaron Liu.     

Suasana rumah sangatlah sepi. Seolah tak ada orang lain di rumah sebesar ini. Rasanya sedikit aneh dan cukup mencurigakan bagi mereka.     

"Papa sedang mengurus perkebunan, Aaron. Di sini kami semua akan bekerja di perkebunan anggur atau di pabrik pengolahan anggur," jelas Jenny Liu pada anak dan juga menantunya.     

"Lalu ... siapa pemilik rumah ini, Ma? Mungkinkah ini adalah rumah keluarga kita?" tanya Aaron Liu sangat penasaran. Jika keluarganya benar-benar bangkrut, tak mungkin memiliki rumah sebesar itu di sana.     

"Rumah ini? Ini adalah rumah dinas dari pabrik pengolahan anggur. Karena tak ada yang tinggal di sini, papa dan mama akhirnya memutuskan untuk tinggal di sini," terang Jenny Liu pada anak laki-laki kesayangannya.     

Meski pada kenyataannya, ada sebuah rahasia yang masih disimpan oleh Jenny Liu. Dia Kana menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan kebenaran itu.     

Pasangan suami istri itu sudah sepakat untuk tak mengatakan apapun pada anaknya. Mereka hanya ingin memastikan jika Aaron Liu bisa hidup bahagia bersama seseorang yang tepat dan mau mencintai dirinya.     

"Siapa pemilik perkebunan ini yang sebenarnya, Ma? Lalu ... di mana rumah kakek dan nenek yang pernah aku kunjungi saat masih kecil?" Aaron Liu sangat penasaran dengan sebuah tempat yang pernah dikunjunginya dulu.     

"Rumah mereka sudah tak ada si sini. Kondisinya yang terlalu buruk, membuat mereka terpaksa harus membongkar dan merobohkannya," jelas Jenny Liu atas pertanyaan yang cukup mengejutkan dari anak semata wayangnya.     

Aaron Liu sama sekali tak puas dengan jawaban itu. Ia merasa ada sesuatu yang sengaja ditutupi oleh keluarganya.     

"Rumahnya bisa saja sudah roboh, Ma. Tapi lokasinya tak mungkin bisa berubah. Apakah Mama sengaja ingin menutupi sesuatu?" duga Aaron Liu atas sikap ibunya yang sedikit mencurigakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.