Menantu Pungut

Dicampakkan!



Dicampakkan!

0Jiang Lily yang mendengar kalimat itu, langsung melukiskan senyuman kecut di bibirnya. Perempuan itu tak menyangka jika Lee Hana akan begitu agresif dan juga nekat mendekati suaminya. Hal itu cukup mengejutkan bagi dirinya yang masih berstatus sebagai seorang istri yang sah.     
0

Tak ingin hanya diam saja di tempatnya berdiri, Jiang Lily beranjak mendekati mereka berdua. Rasanya kurang menantang jika hanya berpura-pura tak melihat dan mendengar pembicaraan itu.     

"Usaha Anda lumayan juga, Nona Lee," cibir Jiang Lily yang sudah berada tak jauh dari suaminya. Ia sengaja ingin mengganggu kebersamaan suaminya dan juga manajer produksi.     

"Bukankah saya sudah meminta persetujuan Anda sebelumnya, Nona Jiang? Sepertinya Presdir Aaron juga tak keberatan jika memiliki hubungan dekat denganku," sahut Lee Hana dengan perubahan ekspresi yang begitu jelas. Perempuan itu tak suka dengan sebuah cibiran yang baru saja dilontarkan oleh Jiang Lily.     

Mendengar percakapan kedua perempuan itu, Aaron Liu melemparkan tatapan penuh kekesalan. Dia tak suka dengan segala sikap dan juga tindakan dari mereka berdua. Pria itu memilih meninggalkan mereka berdua daripada harus menanggapi sebuah pembicaraan yang tak masuk akal.     

Tanpa banyak bicara, Aaron Liu bergegas menyelesaikan tugasnya di JL Fashion Store lalu segera pulang ke rumah Keluarga Jiang. Ada beberapa hal yang harus diurusnya sebelum berangkat ke Pulau Chyou esok hari.     

Sedangkan Jiang Lily, sama sekali tak menyadari jika suaminya telah pulang duluan. Dia pun mencari keberadaan Aaron Liu di sekitar area toko. Berharap bisa menemukannya di sana.     

"Di mana Aaron, Nek?" tanya Jiang Lily pada seorang wanita tua yang sejak tadi terus memperhatikan cucunya.     

"Apakah Aaron tak berpamitan padamu? Dia sudah pulang beberapa saat lalu. Ada beberapa hal yang akan diurusnya sebelum berangkat ke Pulau Chyou," jelas Nenek Jiang seperti yang tadi dikatakan oleh menantu Keluarga Jiang.     

"Apa! Mengapa dia pergi begitu saja?" Jiang Lily langsung berlari keluar dari toko. Ia terlalu panik dan juga takut jika suaminya akan pergi sendirian ke Pulau Chyou.     

Perempuan itu merasa sangat bersalah karena terlalu fokus pada Lee Hana. Kecemburuan justru telah membuat dia mengabaikan suaminya. Jiang Lily akhirnya langsung pulang seorang diri dengan sebuah taksi yang dipesannya.     

Jiang Lily tak ingin meminta kedua bodyguard tadi mengantarkannya. Biar mereka fokus untuk memastikan keselamatan dari neneknya.     

Tak sedikit pun Jiang Lily bisa duduk tenang di dalam taksi itu. Ia sangat takut jika suaminya benar-benar pergi begitu saja. Tak berapa lama, perempuan itu telah sampai di depan rumahnya.     

Tanpa berpikir panjang, Jiang Lily berlari masuk untuk mencari keberadaan suaminya. Begitu berada di dalam kamar, ia sudah tak menemukan pakaian dari seorang pria yang berstatus sebagai suaminya itu.     

"Aaron!" teriak Jiang Lily dalam ekspresi panik dan juga sangat sedih. Ia berpikir jika pria itu telah pergi ke Pulau Chyou.     

Jiang Lily lalu keluar dari kamar, ia mencari seseorang yang bisa menjelaskan mengenai keberadaan suaminya. Sebuah situasi yang benar-benar sangat menyesakkan bagi cucu tunggal dari Nenek Jiang itu.     

"Mengapa berteriak memanggil aku, Lily?" Tiba-tiba Aaron Liu sudah berdiri di belakang istrinya. Dia baru saja menghubungi seseorang di ruang kerjanya.     

"Aaron! Kamu masih di sini?" Jiang Lily langsung berbalik badan dan berlari memeluk suaminya.     

Aaron Liu sedikit terkejut dengan respon istrinya. Dia cukup bingung dan juga penasaran akan perubahan sikap Jiang Lily. Cukup menyakinkan jika perempuan itu pasti sedang berpikir yang tidak-tidak mengenai dirinya.     

Perempuan itu masih saja memeluk suaminya. Jiang Lily merasa sangat lega karena pria itu tak benar-benar meninggalkan dirinya.     

"Ada apa denganmu? Mengapa tatapan matamu berkaca-kaca?" tanya Aaron Liu penuh kecurigaan. Ia masih belum memahami jika perempuan itu begitu takut jauh darinya.     

"Kupikir kamu marah dan meninggalkan aku begitu saja, Aaron. Aku sudah berpikir yang tidak-tidak tentang ketidakberadaan kamu di toko," terang Jiang Lily dengan segala perasaan lega dan juga rasa bahagianya.     

"Aku hanya bersiap-siap saja sebelum berangkat besok. Perjalanan yang harus kutempuh cukup panjang. Harus ada beberapa persiapan untuk melewatinya." Aaron Liu menjelaskan jika untuk mencapai Pulau Chyou, itu tak singkat. Dia harus melakukan beberapa perjalanan.     

Perempuan itu masih memandang sosok pria di hadapannya itu. Jiang Lily merasa sedikit malu karena telah bersikap sedikit berlebihan. Hal itu tentu sangat memalukan baginya.     

Aaron Liu kembali ke kamarnya. Ia ingin membereskan beberapa barang yang akan dibawanya besok. Rasanya cukup mendebarkan untuk membuktikan sebuah dugaan yang dirasakannya. Pria itu berpikir jika kedua orang tuanya tak ada di pulau kecil itu.     

"Mungkin besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali. Kemungkinan besar aku tak sempat pamit padamu, Lily," ucap Aaron Liu pada seorang perempuan yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar.     

"Bukankah kamu ingin mengenalkan aku pada keluargamu, Aaron?" Jiang Lily sedikit kecewa saat mendengar suaminya tak berniat mengajaknya pergi.     

"Tak perlu repot-repot, Lily. Aku tak ingin membuat kamu kelelahan selama perjalanan. Terlebih ... aku hanya akan di sana beberapa hari saja," terang Aaron Liu pada istrinya. Dia tak ingin membuat perempuan itu menjadi terbebani akan pertemuan dengan keluarganya.     

Rasanya seperti baru saja dilemparkan ke dasar jurang. Jiang Lily merasa sangat kecewa atas ucapan suaminya itu. Seolah Aaron Liu sama sekali tak menginginkan dirinya untuk menemui keluarganya di Pulau Chyou.     

Meski awalnya Jiang Lily sempat menolak, mendadak ia ingin sekali pergi bersama suaminya. Entah mengapa, dia merasa ada sebuah dorongan di dalam hatinya untuk terus berada di sisi sang suami.     

"Baiklah jika kamu hanya ingin pergi seorang diri. Aku akan membantumu untuk bersiap-siap." Jiang Lily mendekati suaminya, ia kemudian ikut membereskan beberapa pakaian yang akan di bawa suaminya besok.     

"Terima kasih, Lily. Sebenarnya ... aku bisa melakukannya sendiri," ujar Aaron Liu pada istrinya. Ia sama sekali tak berniat untuk membuat Jiang Lily repot dan malah kelelahan.     

Namun, pemikiran itu sama sekali tak berlaku bagi Jiang Lily. Perempuan itu berpikir jika Aaron Liu sengaja ingin menjauhi dirinya.     

Jiang Lily memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper suaminya. Perempuan itu sama sekali tak terlihat senang atas keputusan Aaron Liu untuk berangkat sendirian.     

Tak berapa lama, Aaron Liu bergegas keluar dari kamar. Dia telah selesai membereskan semua barang bawaannya. Pria itu segera menghubungi seseorang di perusahaan yang bisa membantunya untuk memesan tiket pesawat.     

"Sial! Dia benar-benar tak berniat mengajak aku," kesal Jiang Lily dengan suara lirih. Dia benar-benar merasa telah dicampakkan oleh suaminya sendiri.     

Diam-diam ... Jiang Lily menguping pembicaraan Aaron Liu dengan seseorang via telepon. Dia harus mengetahui apapun yang dilakukan oleh suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.