Menantu Pungut

Menggoda Istri Sendiri



Menggoda Istri Sendiri

0Aaron Liu masih berada di ruangannya. Mendadak ia sangat mencemaskan segala hal mengenai Keluarga Wen. Terlalu mengkhawatirkan dan tentunya sangat membebani hati Presiden Direktur JL Fashion itu.     
0

Pria itu hanya mondar-mandir di sekeliling ruangan itu. Rasanya terlalu gelisah dan juga tak tenang memikirkan Jiang Lily dan juga neneknya. Aaron Liu tak bisa membiarkan hal buruk sampai terjadi pada kedua wanita itu.     

"Mengapa kamu terlihat gelisah dan tak tenang, Aaron?" tanya Jiang Lily yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang itu. Ia melihat suaminya begitu resah dan seolah tak bisa diam.     

"Sejak kapan kamu di sini?" Ternyata ... Aaron Liu tak menyadari saat istrinya masuk ke sana. Ia terlalu tenggelam dalam perasaan cemas yang sangat membebaninya.     

"Sejak kamu berjalan kesana kemari sejak tadi." Jiang Lily langsung duduk di sebuah kursi yang ada di depan meja kerja suaminya. Ia memperhatikan beberapa berkas yang ada di atas meja.     

Pria itu akhirnya duduk di kursinya. Tak pantas jika dia masih saja mondar-mandir di hadapan Jiang Lily. Rasanya tak nyaman berada dalam posisi itu.     

Pasangan itu akhirnya saling berhadapan satu sama lain. Melemparkan tatapan tajam yang penuh arti pada pasangan masing-masing.     

"Aku merasa jika Keluarga Wen bisa saja melakukan sesuatu yang mungkin bisa jauh lebih membahayakan," ucap Aaron Liu dengan wajah cemas akan kedua wanita yang cukup berarti baginya.     

"Mereka selalu saja mencari masalah pada keluarga kita. Entah mengapa, Nenek tak pernah bertindak tegas pada mereka semua." Jiang Lily sama sekali tak memahami alasan Nenek Jiang tak pernah memberikan pelajaran atas segala tindakan merugikan yang dilakukan oleh Keluarga Wen.     

"Aku yakin jika Nenek Jiang memiliki alasan sendiri. Mungkin kita masih belum memahami niat baik di balik rencananya," ujar Aaron Liu pada seorang perempuan yang sama sekali tak paham dengan pemikiran pemilik JL Fashion.     

Aaron Liu terdiam sejenak, ia memperhatikan sebuah berkas yang ada di atas meja. Ada sesuatu yang seharusnya sudah diselesaikan sejak awal.     

"Bagaimana dengan staf yang ternyata adalah mata-mata dari Miranda?" tanya Aaron Liu sangat penasaran.     

"Perempuan itu menghilang begitu saja. Kebetulan sekali, kontrak kerjasama dengan JL Fashion juga telah habis. Jadi kita tak bisa mengejarnya dengan alasan meninggalkan tanggung jawab. Bisa jadi dia bergabung dengan Mi Su Fashion Store," jawab Jiang Lily mengenai berbagai kemungkinan yang mungkin saja bisa terjadi.     

Tak mudah untuk menebak hal itu. Apalagi ... perempuan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Sebenarnya hal itu cukup beresiko bagi perusahaan. Bisa saja perempuan itu membawa pergi beberapa hal yang seharusnya menjadi rahasia perusahaan.     

Lebih buruknya lagi, staf itu bekerja dengan tim desain. Dia sangat mengetahui segala desain terbaru di JL Fashion. Resiko terburuknya, perempuan itu akan membocorkan semua desain terbaru yang akan diluncurkan oleh perusahaan.     

"Kita harus melakukan perubahan besar pada desain terakhir kita, Lily. Besar kemungkinan jika perempuan itu akan membocorkan desain kita," cemas Aaron Liu atas sesuatu yang masih belum terjadi. Hal itu adalah wujud antisipasi sebelum hal buruk itu benar-benar terjadi.     

"Aku akan mendiskusikan hal ini dengan tim desain. Semoga saja mereka bisa menangani masalah ini," sahut Jiang Lily. Perempuan itu bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah pintu. Kemudian ia pun berhenti tiba-tiba. "Apakah kamu mau menemani aku makan siang, Aaron?" ajaknya pada sang suami.     

"Jadi kamu datang ke sini hanya untuk mengajak aku makan siang?" ledek Aaron Liu pada seorang perempuan yang langsung membalikkan badan untuk menyembunyikan wajahnya.     

Seperti seorang pencuri yang baru saja tertangkap basah. Jiang Lily merasa sangat malu karena suaminya bisa membaca pikirannya. Hal itu sangat memalukan bagi seorang perempuan yang sejak tadi berusaha mencari cara untuk bisa mengajak suaminya makan siang.     

Wajah Jiang Lily sampai merona karena menahan rasa malu. Hal itu justru membuat Aaron Liu begitu gemas memandang sang istri. Andai saja hubungan mereka layaknya seorang pasangan suami istri lainnya, pria itu pasti sudah menghampiri perempuan itu dan menciuminya tanpa ampun.     

"Jika kamu tak mau, aku akan pergi sendiri," ketus Jiang Lily sebelum beranjak pergi dari ruangan itu.     

"Tunggu, Lily!" seru Aaron Liu sembari mengejar seorang perempuan yang terlihat kesal karena dirinya. Ia pun mengejar Jiang Lily yang sudah berjalan menuju ke pintu lift.     

Begitu lift terbuka, Jiang Lily langsung masuk dan berniat meninggalkan suaminya. Namun, Aaron Liu langsung mengejarnya dan masuk menyusul ke dalam lift.     

Pria itu tersenyum penuh kemenangan pada seorang perempuan yang tampak sangat kesal pada dirinya. Ia pun langsung mendekati Jiang Lily dan berusaha untuk menggodanya. Rasanya sangat menyenangkan bisa membuat perempuan itu sangat kesal.     

"Apa yang kamu lakukan?" protes Jiang Lily pada seorang pria yang berada cukup dekat dengannya. Ia bahkan bisa mendengar setiap hembusan nafas dari suaminya     

"Aku hanya berdiri di dekat istriku sendiri. Apakah itu masalah bagimu?" sahut Aaron Liu sembari tersenyum penuh arti pada istrinya. Seolah tanpa dosa, pria itu justru merangkul pundak Jiang Lily lalu keluar dari lift. "Kamu bisa berteriak jika mau," ledeknya.     

Sudah sangat jelas jika Jiang Lily tak mungkin bertingkah macam-macam di hadapan seluruh staf di perusahaan. Mereka semua mengetahui jika pasangan itu telah menikah. Akan sangat berlebihan jika perempuan itu mencoba untuk menghindari suaminya sendiri.     

Tak ada pilihan lain, Jiang Lily harus menahan dirinya kali ini. Dia tak bisa lepas dari rangkulan suaminya sendiri. Perempuan itu tak bodoh dan justru akan membuat kericuhan di perusahaan.     

"Jangan macam-macam, Aaron! Aku akan membalas kamu nanti!" gertak Jiang Lily dengan sangat kesal. Ia benar-benar sudah terjebak oleh akal-akalan suaminya sendiri.     

"Aku menantikannya, Nona Jiang. Kita bisa saling membalas jika sudah berada di dalam kamar nanti malam," goda Aaron Liu pada perempuan cantik di sebelahnya.     

Secara tak terduga, Jiang Lily justru mencubit suaminya. Pria itu sampai menjerit karena merasakan sakit atas cubitan dari sang istri.     

Rasa sakit itu tak seberapa, Aaron Liu justru sangat senang karena bisa menjalin hubungan begitu dekat dengan istrinya. Ia berharap jika mereka berdua bisa menjadi pasangan suami istri seperti yang seharusnya.     

Baru saja keluar dari lobby perusahaan, pasangan itu justru bertemu dengan seseorang yang tak diharapkan. Bahkan saat itu, Aaron Liu masih merangkul sosok perempuan cantik yang menjadi istrinya itu.     

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan Anda, Nona Jiang," ucap Miranda Choi yang tiba-tiba sudah berada di sana. Entah hal apa ya membuat perempuan itu datang menemui mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.