Menantu Pungut

Mencintai Cucu Menantu?



Mencintai Cucu Menantu?

0"Jadi ini semua adalah rencana Wen Ziyi ... sepertinya wanita itu harus diberikan pelajaran." Nenek Jiang tampak begitu murka atas tindakan berbahaya dari Keluarga Wen.     
0

Mereka semua selalu saja mencari masalah dengan Keluarga Jiang. Hal itu membuat Nenek menjadi naik darah. Ia tak tahan dengan tindak kejahatan yang telah mereka lakukan. Meskipun hal itu hanya gertakan saja, tetap saja yang mereka lakukan telah melanggar hukum.     

Jiang Lily juga sangat geram dengan perlakuan kedua pamannya itu. Rasanya sangat mengesalkan mengetahui jika Wen Hui dan Wen Hui yang sengaja merencanakan penculikan itu.     

Cukup menyakinkan jika Wen Ziyi pasti juga terlibat dengan kedua anaknya. Wanita itu juga harus bertanggung jawab atas tindak kejahatan yang telah mereka lakukan.     

"Apa yang harus kita lakukan, Nek? Rasanya terlalu kejam jika kita lapor polisi. Tapi Aaron sudah membawa beberapa orang bayaran itu ke kantor polisi," jelas Jiang Lily atas tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh suaminya. Dia tak terlalu setuju saat Aaron Liu melibatkan kepolisian untuk menangani penjahat itu.     

"Apa yang sudah dilakukan oleh Aaron sudah sangat tepat. Kejahatan harus mendapatkan hukuman. Belum tentu orang-orang itu akan mengaku jika mereka benar-benar terlibat dengan Keluarga Wen. Apakah kamu lupa? Salah satu kerabat Wen Ziyi adalah pejabat di kepolisian." Nenek Jiang bisa menebak apa yang akan terjadi.     

Keluarga Wen tak akan terlibat apapun dengan beberapa orang bayaran itu. Mereka selalu bisa lolos dalam beberapa kasus hukum yang tak terlalu berat.     

Aaron Liu mencoba untuk memahami pembicaraan mereka berdua. Ia tak menyangka jika Keluarga Wen memiliki koneksi dari kepolisian. Hal itu bukanlah sesuatu yang baik bagi mereka. Tentu saja akan tak mudah untuk menyeret mereka mengenai tindak kejahatan yang telah mereka lakukan.     

"Apa yang sebaiknya aku lakukan, Nek? Sepertinya aku terlalu gegabah dengan membawa mereka semua ke kantor polisi. Seharusnya aku menghabisi mereka saja saat itu." Aaron Liu merasa jika tindakannya tadi sama sekali tak berguna. Jika mereka akhirnya akan bebas, akan lebih baik jika ia menghabisi mereka satu persatu di gudang itu.     

"Aku semakin suka denganmu, Aaron!" Nenek Jiang justru terkekeh mendengar penuturan Aaron Liu. Ia cukup bisa menilai jika pria itu berasal dari keluarga baik-baik.     

Tak hanya itu saja, tindakan Aaron Liu memang pantas diacungi jempol. Sayangnya dalam dunia bisnis yang mereka lakukan, tak segalanya yang benar menjadi jalan keluar terbaik bagi mereka.     

Mereka harus sangat memperhitungkan banyak hal yang bisa mempengaruhi bisnis. Entah itu baik atau buruk, segalanya tetap ada resiko masing-masing.     

"Jangan meledek aku, Nek! Aku benar-benar tak terlalu paham dengan dunia bisnis. Bisa dibilang aku terlalu bodoh untuk memahami semuanya," tutur Aaron Liu tanpa menutupi apapun mengenai dirinya. Dia sadar jika bisnis fashion adalah sebuah dunia baru baginya.     

"Aku tak sependapat denganmu, Aaron. Bagiku, kamu adalah sosok pria hebat yang pernah aku temui. Sebenarnya, aku tak puas hanya menjadikanmu seorang cucu menantu. Andai ada jalan lain, kamu jauh lebih pantas menjadi anakku," ujar Nenek Jiang cukup serius. Ia tak sedang bercanda kali ini. Wanita tua itu terlalu sungguh-sungguh dengan ucapannya.     

Di sisi lain, Jiang Lily merasa jika kebaikan neneknya pada Aaron Liu sedikit berlebihan. Dia merasa sangat aneh dengan hal itu. Mengingat selama ini Nenek Jiang sangat sulit untuk mempercayai orang lain.     

Dengan kemunculan Aaron Liu yang tiba-tiba, segalanya langsung berubah total. Seolah ada sebuah kekuatan yang mampu untuk menaklukkan pemilik JL Fashion. Apa yang sebenarnya dimiliki oleh Aaron Liu namun tak dimiliki orang lain? Pertanyaan itu semakin menghantui kepala Jiang Lily.     

Meskipun berpikir cukup keras, istri dari Aaron Liu itu sama sekali mampu menemukan sebuah alasan. Ia hanya bisa curiga dan terus mencurigai seorang pria yang beberapa waktu lalu telah resmi menjadi suaminya.     

"Bolehkah aku bertanya, Nek?" Jiang Lily akhirnya memberanikan diri untuk meminta ijin bertanya pada neneknya. Rasanya tak tahan menyimpan rasa penasaran itu sendirian.     

"Mengapa harus meminta ijin untuk bertanya, Lily? Terlihat seperti bukan dirimu!" ledek Nenek Jiang pada seorang perempuan muda yang selama ini cukup sulit diatur.     

Jiang Lily hanya tak yakin jika Nenek Jiang tak tersinggung dengan pertanyaannya nanti. Oleh karena itu, ia ingin meminta ijin dulu sebelum akhirnya menanyakan hal itu pada seseorang yang selama ini sudah banyak melakukan banyak hal untuknya.     

Sebelum melontarkan sebuah pertanyaan, ia harus memikirkan beberapa kata-kata yang tepat. Jiang Lily tak ingin salah berucap dan justru akan menyinggung perasaan neneknya.     

"Apa yang sebenarnya membuat Nenek begitu percaya pada Aaron?" Hanya jawaban dari pertanyaan itu saja yang ingin didengar oleh Jiang Lily. Ia ingin mendengar alasan Nenek Jiang memilih Aaron Liu untuk menjalin bagian dalam hidupnya.     

"Aku juga sempat menanyakan hal itu pada diriku sendiri." Nenek Jiang tersenyum simpul lalu memandang sosok pria yang tampak bingung mendengar kalimatnya. "Dan sampai sekarang ... aku sendiri tak pernah menemukan jawabannya. Seolah ada sesuatu hal yang membuat aku seolah terjerat oleh pesona suamimu," jelas wanita tua itu terdengar sedikit ambigu.     

"Terjerat pesona Aaron? Apakah Nenek telah jatuh hati padanya?" celetuk Jiang Lily tanpa berpikir panjang. Ia benar-benar asal cetus saja tanpa mempertimbangkan ucapannya.     

Mendadak ekspresi Aaron Liu berubah drastis. Ia berpikir jika pertanyaan Jiang Lily sudah melebihi batas. Terlebih ... hal itu benar-benar tak masuk akal baginya.     

Ia semakin yakin jika Jiang Lily telah salah paham dengan kebaikan Nenek Jiang. Padahal yang dimaksudkan oleh wanita tua yang baik hati itu memiliki arti lain. Aaron Liu sangat paham arah pembicaraan itu.     

"Kamu sangat berlebihan, Lily! Mama mungkin Nenek Jiang jatuh hati padaku. Sepertinya kamu telah salah mengartikan hal itu," sahut Aaron Liu dengan suara tak senang. Ia tak suka saat istrinya berkata sembarangan pada neneknya sendiri.     

"Apanya yang berlebihan, Aaron! Sudah sangat jelas jika Nenek juga mengatakan hal itu. Kamu saja yang tak ingin melihat kebenaran," ketus Jiang Lily pada seorang pria yang seharusnya berhak atas dirinya.     

Namun perempuan itu hanya menganggap Aaron Liu hanyalah suami di atas kertas saja. Belum ada sesuatu hal yang benar-benar bisa menyentuh hatinya. Meski terkadang, perempuan itu akan sangat cemburu saat melihat suaminya bersama Lee Hana.     

Bisa saja, Jiang Lily masih belum menyadari perasaannya pada sang suami. Benar-benar terlalu mengabaikan perasaannya sendiri.     

"Bagaimana jika aku benar-benar jatuh hati pada Aaron? Apakah kamu tak masalah, Lily?" lontar Nenek Jiang dalam sorotan mata yang terlihat sedikit aneh. Seolah ia benar-benar telah jatuh hati pada cucu menantunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.