Menantu Pungut

Disalahkan?



Disalahkan?

0"Tidak, Nona! Tuan Wen hanya meminta untuk menculik Anda selama beberapa jam saja. Hanya untuk menggagalkan fashion show perusahaan Anda. Sedangkan untuk tindakan bejat dari pria itu .... Itu murni karena dendam pribadi," terang salah seorang pria yang telah dibayar oleh Keluarga Wen untuk menculik cucu kesayangan Nenek Jiang.     
0

Aaron Liu tetap saja merasa tak terima dengan tindakan sangat berbahaya itu. Ia tak mau bermain-main dengan nyawa orang lain. Terutama nyawa istrinya sendiri.     

Pria itu melihat beberapa luka lebam di wajah Jiang Lily. Sudah dipastikan jika istrinya telah mendapatkan beberapa pukulan sekaligus. Aaron Liu juga memperhatikan tubuh dari perempuan di sebelahnya itu, ada beberapa luka goresan di kakinya.     

Secara mengejutkan, Aaron Liu sedikit membungkuk dan langsung mengangkat istrinya. Pria itu tak akan membiarkan Jiang Lily menderita sendirian. Mereka semua harus mendapatkan balasan setimpal atas perbuatan bodohnya.     

"Bawa mereka ke kantor polisi!" Begitulah kalimat terakhir Aaron Liu sebelum ia meninggal bangunan tua itu.     

"Jangan lakukan itu, Tuan! Kami hanya melakukan perintah saja." Seseorang berusaha untuk memohon belas kasihan pada Aaron Liu. Namun, pria itu tak pernah bersikap baik pada siapapun yang sudah membuat istrinya menderita.     

"Pergilah ke neraka!" sentak Aaron Liu tanpa membalikkan badannya sedikit pun. Ia berjalan cepat menuju ke mobilnya. Tak peduli beberapa teriakan yang ditujukan untuk menghentikan langkahnya.     

Jiang Lily masih memandang suaminya. Ia tak menyangka jika Aaron Liu bisa begitu kejam tanpa ampun. Padahal ... selama ini ia berpikir jika suaminya adalah seorang pria lemah. Lagi-lagi perempuan itu kembali salah menilai suaminya.     

Seakan .... Sosok pria yang sedang membawanya ke dalam mobil bukan seseorang yang telah menikahinya beberapa waktu lalu. Mereka berdua terlihat seperti dua orang yang sangat berbeda.     

"Apakah itu tak terlalu kejam, Aaron?" tanya Jiang Lily sedikit cemas. Ia berpikir jika tindakan Aaron Liu pada mereka terlalu berlebihan.     

"Apakah membius dan membawamu ke gedung tua itu tidak kejam? Bagaimana dengan beberapa luka di wajah dan kakimu? Apakah kamu merasa pantas untuk mendapatkannya?" Mendadak Aaron Liu begitu kesal a. Ia tak akan membiarkan orang-orang yang telah membahayakan istrinya bisa hidup bebas.     

"Yang penting aku baik-baik saja, Aaron. Tak perlu memperpanjang hal ini!" Jiang Lily hanya tak ingin menambah rumit kehidupannya. Ia juga sangat sadar jika dirinya sudah pernah sangat bersalah pada salah satu pria bayaran itu.     

Aaron Liu justru mengabaikan hal itu. Ia tak ingin jika hal buruk itu kembali terjadi pada Jiang Lily. Pria itu berpikir jika memberikan mereka sedikit pelajaran sudah sangat tepat.     

Pria itu membantu istrinya duduk di dalam mobil lalu meninggalkan lokasi itu dengan dua orang bodyguard yang bersamanya. Aaron Liu sangat menyesali semua yang terjadi dengan istrinya. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya sampai terlambat datang untuk menyelamatkan Jiang Lily.     

Mobil melaju semakin kencang menuju ke sebuah mansion mewah Keluarga Jiang. Aaron Liu hanya ingin membawa istrinya ke sebuah tempat yang aman dan juga nyaman untuknya.     

"Ambil kotak P3K dan air hangat!" perintah Aaron Liu begitu ia membawa istrinya masuk ke dalam mansion. Ia pun mendudukkan Jiang Lily di sebuah kursi yang ada di ruang keluarga.     

"Apakah kamu begitu mencemaskan aku, Aaron?" goda Jiang Lily dengan senyuman tipis di wajahnya. Ia bisa melihat jika suaminya sangat murka atas tindakan berbahaya dari beberapa orang bayaran itu.     

Bukannya memberikan jawaban, Aaron Liu justru memilih untuk segera membersihkan beberapa luka di wajah istrinya. Dia sengaja sedikit menekan bagian yang memar agar Jiang Lily mengingat rasa sakit itu.     

Jiang Lily awalnya ingin menahannya. Namun, rasa sakit itu semakin terasa dan tak bisa ditahannya. Ia langsung berubah muram dan juga tak senang dengan tindakan suaminya.     

"Apa kamu sengaja menekan lukanya, Aaron?" kesal seorang perempuan yang sejak tadi hanya mengatakan jika ia baik-baik saja.     

"Biar kamu mengingat rasa sakit ini! Jangan mengatakan jika kamu baik-baik saja di saat seluruh tubuhmu terluka!" Aaron Liu tak senang dengan ucapan Jiang Lily sebelumnya. Ia berharap jika istrinya itu bisa mengatakan yang sebenarnya terjadi.     

"Ayolah, Aaron! Ini hanyalah sebuah luka kecil," jelas Jiang Lily pada seorang pria yang masih sangat mencemaskan dirinya.     

Aaron Liu mungkin bisa tak peduli pada orang lain. Namun, ia tak bisa mengabaikan istrinya sendiri. Meskipun hubungan mereka tak seperti pasangan suami istri pada umumnya, pria itu cukup yakin jika ia pasti bisa menaklukkan Jiang Lily.     

Entah itu cepat atau lambat, perempuan itu pasti akan menerimanya menjadi seorang suami. Hanya menunggu dan juga bersabar saja sampai keajaiban terjadi di antara mereka berdua.     

"Siapkan makan malam untuk Nona Jiang!" ucap Aaron Liu pada seorang pelayan di rumahnya.     

"Baik, Tuan." Si pelayan bergegas ke dapur untuk menyiapkan hidangan makan malam untuk mereka berdua.     

Jiang Lily memperhatikan sekeliling, ia sedang mencari neneknya yang sejak tadi tak terlihat. Kemudian ... perempuan itu mengingat satu hal penting. Tak seharusnya ia melupakan hal itu.     

Sayangnya ... ada sebuah keraguan dan juga perasaan ragu di dalam hatinya. Jiang Lily mulai curiga jika segalanya telah hancur berantakan.     

"Tunggu, Aaron!" seru seorang perempuan yang masih duduk di ruang keluarga. Ia merasa ada yang salah di antara mereka. "Bagaimana dengan fashion show malam ini? Apakah semua berjalan lancar?" cemas Jiang Lily pada suaminya.     

"Fashion show berjalan sangat lancar. Sayangnya kita tak bisa mempertunjukkan gaun malam utama dari JL Fashion," jawab Aaron Liu tanpa mengatakan sebuah alasan yang membuat pria itu harus membatalkan semuanya.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Aaron?" Jiang Lily menunjukkan wajah sangat cemas dan juga sangat penasaran dengan sesuatu yang telah terjadi.     

Pria itu sama sekali tak berniat untuk memberitahu istrinya. Aaron Liu tak ingin membuat Jiang Lily merasa bersalah akan hal itu. Namun, menghindar juga bukan solusi terbaik baginya.     

Jiang Lily terus saja mendesak suaminya agar segera memberitahukan semuanya. Ia paling tak bisa menahan rasa penasaran di dalam hati. Rasanya sangat tak nyaman berada dalam posisi itu.     

"Keluarga Wen sengaja mengirimkan ancaman akan menghabisi kamu jika tetap melanjutkan fashion show itu. Tentu saja kami tak ingin mengambil resiko dan bermain-main dengan nyawamu," jelas Aaron Liu mengenai sesuatu yang membuatnya harus membatalkan keikutsertaan JL Fashion dalam fashion show itu.     

"Apa! Bagaimana kamu bisa seceroboh itu, Aaron? Itu adalah acara yang sangat penting untuk perusahaan kita. Bagaimana kamu bisa tertipu dengan tipuan Keluarga Wen?" Jiang Lily seolah sedang menyalahkan suaminya. Sebuah acara terpenting untuk perusahaan justru harus mereka lewatkan.     

Ekspresi wajah Aaron langsung berubah total. Jelas-jelas jika semua yang dilakukannya hanya untuk keselamatan perempuan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.