Menantu Pungut

Cemburu Mendatangkan Petaka



Cemburu Mendatangkan Petaka

0Jiang Lily langsung melaju kencang menuju pabrik, ia harus memastikan jika Aaron Liu juga berada di sana. Rasanya tak rela jika harus membiarkan suaminya hanya berdua saja dengan Lee Hana.     
0

Sampai di pabrik, ia tak melihat mobil dari Keluarga Jiang ada di sana. Namun, mobil Lee Hana terparkir di halaman pabrik. Perempuan itu sedikit tenang menyaksikan pemandangan itu. Untuk menyakinkan dirinya, Jiang Lily tetap harus turun untuk memastikan hal itu.     

"Apakah Presdir baru saja di sini?" tanya Jiang Lily pada seorang resepsionis yang berada di pintu masuk.     

"Benar, Nona. Beliau baru saja pergi beberapa waktu yang lalu," jawab si resepsionis dengan sopan.     

"Apakah Nona Lee ada di ruangannya? Aku ingin bertemu dengannya sebentar." Jiang Lily berpikir jika sangat aneh mendatangi pabrik tanpa bertemu dengan Lee Hana. Walaupun hanya sekedar basa-basi, ia harus menyapanya sebentar.     

Si resepsionis justru terlihat panik. Ia juga sedikit takut untuk menjawab pertanyaan itu. Perempuan muda di hadapannya itu pasti akan murka jika sampai mendengar jawabannya.     

Hal itu tentu saja menimbulkan kecurigaan bagi Jiang Lily. Ia menjadi ikut cemas memikirkan sebuah jawaban yang tak kunjung dikatakan.     

"Di mana Nona Lee sekarang?" ulang Jiang Lily mulai kehilangan kesabarannya. Rasanya sangat menyebalkan saat bertanya dan tak kunjung mendapatkan jawaban.     

"Nona Lee meninggalkan pabrik beberapa waktu lalu bersama Presdir Aaron, Nona," jawabnya dengan wajah sangat pucat karena terlalu takut.     

"Mengapa tak mengatakan sejak tadi? Apakah kamu sengaja mempermainkan aku?" kesal Jiang Lily pada seorang perempuan yang bekerja sebagai resepsionis di rumah produksi JL Fashion.     

Seketika itu juga, Jiang Lily masuk ke dalam mobil dan langsung melaju kencang membelah keramaian jalanan. Ia sangat murka karena merasa telah dipermainkan oleh perempuan tadi.     

Tak peduli dengan hal lain, Jiang Lily hanya fokus untuk bisa sampai di perusahaan. Ia ingin memastikan jika suaminya tak terlalu dekat dengan Lee Hana. Perempuan itu terlalu cantik dan sangat menggoda. Sudah banyak pengusaha yang mencoba untuk mendekati perempuan cantik itu selama ini.     

Sayangnya, Lee Hana bukanlah seorang perempuan yang mudah ditaklukkan. Ia selalu menjaga jarak dengan pria manapun yang tak disukainya. Namun dengan Aaron ....     

"Sial! Apakah Lee Hana sengaja ingin menggoda suamiku? Apalagi dia sangat tahu jika hubunganku dan Aaron hanyalah sandiwara," gerutu Jiang Lily sembari terus melaju kencang menuju ke perusahaan. Ia benar-benar tak sabar untuk segera bertemu dengan suaminya.     

Hatinya selalu saja terbakar setiap kali Aaron Liu bersama Lee Hana. Ia merasa telah kalah bersaing dengan perempuan yang pernah menjadi model itu.     

Tak berapa lama, Jiang Lily telah sampai di depan gedung perkantoran milik JL Fashion. Beberapa orang langsung menyapanya saat berpapasan dengan cucu dari pemilik perusahaan itu. Mereka semua tahu jika perempuan itu adalah pewaris tunggal JL Fashion.     

"Selamat pagi, Nona," sapa seorang staf yang kebetulan melintas.     

Jiang Lily hanya tersenyum tipis dan terus melaju menuju ke ruang suaminya. Sampai di sana, tak ada seorang pun di ruangan itu. Mendadak ia menjadi sangat kesal dan tak senang dengan ketidakberadaan Aaron Liu.     

"Di mana Presdir?" tanya Jiang Lily pada seorang sekretaris yang membantu pekerjaan Aaron Liu.     

"Presdir ada di ruang pemotretan bersama Nona Lee." Begitu mendapatkan jawaban itu, Jiang Lily langsung menuju ke sebuah ruangan di lantai atas gedung itu.     

Tak bisa dipungkiri jika Jiang Lily sangat cemas membayangkan suaminya dan Lee Hana. Ia terbayang-bayang saat perempuan cantik itu mulai menggoda Aaron Liu dengan kemolekan tubuhnya.     

Tanpa mengetuk pintu, Jiang Lily menerobos masuk begitu saja. Semua pasang mata langsung menatap ke arahnya. Ternyata, selain Aaron Liu dan Lee Hana ada beberapa model dan juga dua fotografer yang juga berada di sana.     

"Maaf. Aku sudah menerobos masuk tanpa permisi." Rasanya sangat memalukan bagi Jiang Lily. Ia terlalu konyol dan berpikir yang tidak-tidak.     

"Bukankah Anda sedang sakit, Nona Jiang? Nyonya Jiang baru saja menghubungi dan memintaku untuk mengurus fashion show nanti malam," ujar Lee Hana dengan suara yang begitu lembut dan terdengar sangat ramah. Wanita itu tampak terlalu sempurna jika dibandingkan dengan istri dari Aaron Liu.     

"Aku baik-baik saja sekarang. Meskipun aku tak akan banyak membantu, aku akan tetap menemani kalian untuk melakukan persiapan fashion show," jelas Jiang Lily setelah berpikir cukup lama. Perempuan itu sama sekali tak bisa berbohong untuk menutupi motif yang sebenarnya.     

Aaron Liu hanya bisa menahan senyuman di dalam dirinya. Ia sangat tahu jika Jiang Lily sangat tak suka jika dirinya bersama dengan Lee Hana. Rasanya sangat menggemaskan saat melihat istrinya sedang menahan kecemburuan.     

Andai hanya mereka berdua di sana, Aaron Liu ingin menghampiri Jiang Lily dan mengecup lembut bibirnya yang sejak tadi terus mengerucut. Namun, itu hanya angan-angan saja.     

"Presdir! Saya sudah menyiapkan satu set pakaian yang bisa Anda pakai nanti malam. Silahkan dicoba dulu. Jika masih ada yang kurang pas, biar bisa langsung saya perbaiki," ujar Lee Hana pada seorang pria tampan yang berdiri tak jauh darinya.     

"Aku akan mencobanya dulu." Aaron Liu mengambil satu set pakaian itu dan masuk ke fitting room. Ia tak mungkin menolak niat baik dari Lee Hana.     

Tak berapa lama, Aaron Liu keluar dengan setelan pakaian baru yang dibuat oleh Lee Hana untuknya. Benar-benar sangat pas dan cocok dengan suami dari Jiang Lily itu.     

Melihat kerah kemeja yang kurang rapi, Lee Hana secara refleks berusaha untuk merapikannya. Hal itu tentu saja menarik perhatian dari seorang perempuan yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua.     

"Biar aku membantu Anda untuk merapikannya, Presdir," tawar Lee Hana begitu saja.     

"Aku bisa sendiri." Aaron Liu langsung memandang ke arah di mana istrinya sedang duduk. Ia melihat Jiang Lily tampak kesal menyaksikan pemandangan itu.     

Mereka berdua terlalu sempurna bagi Jiang Lily. Hal itu membuat hatinya memanas dan terasa akan meledak. Ia pun tak tahan menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri.     

Pergi! Merupakan sebuah pilihan terbaik yang bisa dilakukan oleh Jiang Lily sebelum hatinya meledak. Perempuan itu berlari menuju ke atap gedung JL Fashion. Ia bisa merasakan tiupan angin yang mampu membuatnya sedikit lebih tenang.     

Jiang Lily memejamkan mata untuk merasakan tiupan angin di atas gedung. Rasanya benar-benar sangat nyaman dan menenangkan hatinya yang sedang gundah. Hingga ia tak menyadari, beberapa orang telah berada di belakangnya dan langsung membekap mulutnya hingga ia kehilangan kesadaran.     

Perempuan itu tak sempat memberontak ataupun melawan tindakan orang-orang tak dikenal itu. Segalanya terlalu cepat dan tanpa diketahuinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.