Menantu Pungut

Bukan Kisah Dalam Drama



Bukan Kisah Dalam Drama

0Aaron Liu justru terkekeh geli mendengar pertanyaan itu. Rasanya begitu konyol dan juga tak masuk akal baginya. Pada saat seperti itu, Jiang Lily justru terlihat sangat menggemaskan bagi pria itu.     
0

"Ini hidup, bukan kisah dalam drama. Apalagi ... kisah dalam novel yang pernah kamu baca itu. Aku hanya anak dari seorang petani kecil biasa, Lily. Kedua orang tuaku, tinggal di sebuah pulau kecil untuk mengurus kebun anggur. Apakah kamu berniat untuk bertemu papa dan mama mertuamu?" goda Aaron Liu pada perempuan cantik yang justru merasa sangat bingung dengan jawaban itu.     

"Rasanya aku tak percaya jika latar belakang keluargamu hanyalah seorang petani biasa." Jiang Lily masih merasa jika sebelumnya Aaron Liu adalah seorang pengusaha. Setidaknya pria itu bekerjasama di sebuah perusahaan besar yang tak main-main.     

Tanpa menanggapi hal itu lagi, Aaron Liu justru langsung masuk ke dalam bangunan utama. Rasanya tak nyaman jika mereka berdua berbincang di halaman.     

Tak berapa lama, Jiang Lily juga menyusul masuk. Ia melihat suaminya tampak sibuk dengan ponselnya. Menjadikan perempuan itu sangat penasaran akan kesibukan suaminya itu.     

"Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu sedang berkirim pesan dengan seseorang?" tanya Jiang Lily penuh kecurigaan.     

"Tidak ada yang penting. Hanya Nona Lee yang ingin berangkat bersama besok. Kebetulan mobilnya tiba-tiba rusak," jelas Aaron Liu tanpa mengalihkan pandangan dari benda pipih di tangannya.     

"Paling hanya modus saja!" gumam seorang perempuan yang tampak tak suka mendengar Lee Hana dengan sengaja ingin mendekati sang suami.     

Jiang Lily merasa jika manajer produksi itu terlalu agresif. Lee Hana secara terang-terangan sengaja mendekati suaminya. Seolah ia sama sekali tak peduli jika pria tampan itu telah beristri.     

Hal itu membuat Jiang Lily sangat tak nyaman. Ia tak suka dengan sikap perempuan yang sok dekat dengan Aaron Liu. Tak hanya Lee Hana saja ... dengan perempuan lain pun ia akan bersikap sama.     

"Bukankah kamu akan bertemu dengan beberapa bodyguard?" tanya Aaron Liu tanpa memiliki maksud lain apapun.     

"Apakah aku sangat menggangu kamu yang sedang bertukar pesan dengan Nona Lee?" ketus Jiang Lily sebelum ia keluar dari ruangan itu.     

Aaron Liu melebarkan senyuman penuh kemenangan. Ia tak menyangka jika istrinya itu tampak selalu cemburu kalau menyangkut dengan Lee Hana. Pria itu memiliki sebuah ide cemerlang untuk menguji perasaan dari perempuan yang dinikahinya baru kemarin.     

Tak berapa lama, Aaron Liu keluar dari kamarnya. Ia mencari keberadaan istrinya yang sejak tadi tak kunjung kembali. Hingga tak berapa lama, ia berpapasan dengan Nenek Jiang di ruang tengah.     

"Apa terjadi sesuatu di perusahaan, Aaron?" tanya Nenek Jiang pada menantu pertama dan satu-satunya di Keluarga Jiang.     

"Ada sedikit masalah dengan desain yang akan dipakai dalam fashion show. Salah satu desain yang sudah ada, merupakan tiruan dari perancang terkenal. Aku berpikir jika seseorang sengaja melakukannya," jelas Aaron Liu mengenai sebuah kondisi yang sedang mereka hadapi.     

Nenek Jiang menunjukkan respon yang tak terlalu terkejut. Ia sudah menduga jika hal seperti itu pasti akan terjadi. Cepat atau lambat, akan banyak musuh yang berdatangan untuk menghancurkan JL Fashion.     

Oleh karena itu, Nenek Jiang sengaja menjodohkan Aaron Liu dengan cucunya agar bisa membantu Jiang Lily mengelola perusahaan itu. Bahkan wanita tua itu sama sekali tak mempermasalahkan latar belakang keluarga menantunya itu.     

Sejak awal, Nenek Jiang sudah sangat yakin jika Aaron Liu bisa menjadi pasangan yang baik dan bertanggung jawab. Hal itu yang membuatnya sedikit terburu-buru untuk menggelar pernikahan itu.     

"Aku percaya jika kalian berdua bisa mengatasinya. Apakah ada masalah lain? Mengapa istrimu menemui kepala dari tim keamanan?" Nenek Jiang sangat penasaran dengan hal itu. Ia sempat melihat penanggung jawab dari bodyguard yang disewa berkunjung ke mansion.     

"Beberapa hari ini, seperti ada seseorang yang sengaja mengintai kami berdua. Jiang Lily khawatir jika orang-orang itu berencana buruk terhadap kita berdua," jelas Aaron Liu atas sebuah situasi yang harus mereka hadapi sejak pagi tadi. Dia sendiri juga tak ingin jika sesuatu terjadi pada mereka.     

Wanita tua itu tak terlalu terkejut mendengar hal itu. Ia sendiri sudah cukup lama selalu dimata-matai oleh seseorang. Nenek Jiang sampai membayar beberapa orang profesional untuk mengawalnya selama ini.     

Aaron Liu tiba-tiba terdiam. Pria itu terlihat baru saja mengingat sesuatu. Entah karena hal apa, ia mulai menatap sosok wanita tua yang tak lain adalah nenek dari istrinya sendiri.     

"Ada yg ingin aku tanyakan pada Nenek," ucap Aaron Liu setelah terdiam untuk beberapa saat.     

"Apa yang ingin kamu ketahui, Aaron?" Nenek Jiang bisa menebak jika pria muda itu ingin menanyakan sesuatu yang cukup penting. Ia pun ikut tak sabar untuk mendengar pertanyaan itu.     

"Saat kita bertemu di depan bank untuk pertama kalinya ... apakah Nenek sengaja ingin melihatku seperti seorang pahlawan kesiangan? Sudah jelas-jelas jika Nenek memiliki beberapa bodyguard yang selalu siap dan juga siaga untuk mengamankan perjalanan Nenek Jiang kemanapun." Aaron Liu mengharapkan sebuah penjelasan mengenai kejadian beberapa waktu lalu. Ia merasa telah begitu gegabah hingga menjadikan wanita tua itu terpaksa harus memungutnya dari jalanan.     

Akhirnya ... tiba juga waktu bagi Nenek Jiang untuk menjelaskan kejadian itu. Sebenarnya ia sendiri tak ingin membahas kejadian perampokan yang terjadi di depan bank kala itu.     

Rasanya cukup berat dan juga sangat ragu untuk membuka kebenaran itu. Namun, Nenek Jiang tak ingin membohongi seorang pria yang sudah menjadi menantu kesayangannya.     

"Kamu memang seorang pahlawan bagiku, Aaron. Di saat ada seorang perampok datang dan merampas tas yang kubawa ... hanya kamu yang langsung datang dan mengejar penjahat itu. Padahal banyak orang yang berada di area sekitar bank." Nenek Jiang terdiam sebentar. Ia harus menyusun kata-kata sebelum melanjutkan ucapannya. "Melihat niatmu yang begitu tulus, aku sengaja memberikan isyarat pada beberapa orang pengawal untuk tak datang membantuku," lanjut seorang wanita dalam tatapan lembut.     

"Jadi ... aku bisa menolong Nenek karena beberapa pengawal tak bertindak atas perintah Nenek?" Rasanya cukup mengejutkan mendengar hal itu. Aaron Liu semakin menyadari jika sejak awal Nenek Jiang memang sudah begitu berempati kepadanya.     

Terlalu konyol dan juga tak masuk akal bagi Aaron Liu. Seakan kehidupannya yang menyedihkan itu berada dalam kendali wanita tua yang telah memungutnya dari jalanan.     

Pria itu kembali terdiam. Ada sebuah pertanyaan lagi yang ingin ditanyakan oleh Aaron Liu secara langsung pada Nenek Jiang.     

"Bagaimana dengan kejadian di jalanan itu? Apakah mereka semua adalah orang bayaran yang bekerja untuk Nenek juga?" tuduh Aaron Liu atas sebuah kejadian yang telah terjadi beberapa waktu lalu. Ia semakin berpikir yang tidak-tidak mengenai kejadian itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.