Rahim Pengganti

Bab 74 “Birthday Party Melody”



Bab 74 “Birthday Party Melody”

1Bab 74     
0

"Birthday Party Melody"     

Anak cantik dan menggemaskan itu sudah berusia satu tahun, dan Melody menjadi anak yang sangat dimanjakan oleh satu keluarga. Bahkan kedua teman Bian, juga sama dengan sang ayah yang rela membelikan banyak mainan mahal untuk anak tersebut. Carissa hanya busa menghela napasnya saja, setiap melihat mainan yang selaluu dibawa oleh Bian jika dirinya pergi ke luar kota.     

"Kamu bawa apa lagi Mas?" tanya Carissa. Bian tersenyum ke arah istrinya itu, pria itu yakin hal yang kali ini dibawanya untuk oleh oleh sang anak akan sangat ditentang oleh Carissa. Karena pria itu sangat mengerti bagaimana istrinya itu ingin anak mereka terjaga. Dengan ragu, Bian memberika sebuah sertifikat utuk di baca oleh Carissa.     

"Apa ini Mas?" tanyanya.     

"Buka aja. Kamu akan tahu, jawabannya jika sudah membuka," balas Bian. Dengan perasaan penasaran Caca segera membuka amplop tersebut, hal pertama yang Caca lakukan ketika tahu apa isi dari amplop tersebut adalah menatap kesal ke arah sang suami.     

"Kamu apa apain sih Mas. Kenapa beliin Melody ini, dia itu belum cocok, nanti kaau bulu nya kena mata, hidung, atau bahkan masuk ke dalam mulutnya gimana. Anak kamu itu lagi hobby banget masukan tangan ke mulut Mas, ish apaan sih dibeliin kucing segala," ucap Carissa kesal. Bukan hanya itu yang menjadi alasan ibu satu anak ini, tapi karena dirinya juga tidak menyukai yang nama nya kucing. Carissa paling anti dengan kucing, jika saja hewan itu terlihat ilehnya maka dapat dipastikan bahwa Caca tidak akan pernah mau ke tempat itu lagi.     

"Kucingnya nanti kan, di dalam kandang sayang. Terus kan, gak selalu dikeluarkan bukan kamu juga nanti yang rawat. Gak apa apa lah, Melody jadi belajar untuk bisa mengenal binatang." Carissa tetap tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh suaminya, wanita itu tidaka akan pernah memberikan izin kepada siapapun untuk membawa hewan lucu itu ke dalam rumah mereka.     

"Kalau kamu masih ingin membawa masuk kucingnya Mas. Silakan, tapi ingat aku gak akan pernah kembali ke rumah ini," ucap Carissa lalu pergi meninggalkan Bian yang terdiam di tempatnya, suara pintu di tutup dengan sangat kasar, mendengar hal itu, membuat Bian hanya bisa mengelus dadanya. Pria itu tidak pernah berpikir akan terjadi seperti saat ini.     

***     

Carissa sudah selesai memandikan Melody, mereka akan pergi makan malam sudah sejak tadi Bian ingin mengajak istrinya berbicara namun, Caca seolah tidak peduli dengan keberadaan sang suami, wanita itu tidak menghiraukan Bian sedikitpun.     

"Mel, bilangi dong sama bunda jangan ngambek ngambek sama ayah. Nanti cantiknya, hilang loh," ucap Bian sembari bermain dengan tangan anaknya, sedangkan Melody hanya tersenyum lebar melihat sang ayah. Caca hanya memasang wajah datar nya, ibu satu orang anak itu tidak peduli dengan ucapan yang dilontarkan sang suami. Bian terus berbicaara dengan Melody, sedangkan Caca hanya menjadi pendengar yang baik dan benar.     

Tok     

Tok     

Tok     

Suara ketukan pintu, membuat Bian beranjak dari tempat duduknya. Lalu berjalan dan membuka kan pintu tersebut.     

"Kenapa bi?" tanya Bian.     

"Bapak dan ibu sudah di tunggu Nyonya Ratih di bawa," ucap bi Sumi. Bian menganggukkan kepalanya, setelah mengatakan maksudnya bi Sumi segera meninggalkan tempat tersebut. Bian menoleh ke arah anak dan istrinya yang ternyata sudah bersiap untuk pergi.     

Di lantai bawa, ternyata sudah banyak orang yang menunggu Carissa dan Bian, mala mini mereka akan mengadakan makan malam bersama, syukuran untuk ulang tahun pertama Melody, lalu nanti akan diadakan birthday party di panti asuhan Kasih Ibu milik bunda Iren. Carissa ingin, anaknya itu mulai berbagi sejak dini dan untuk hal tersebut ternyata didukung oleh Bian. Pria itu setuju dengan cara Carissa mendidk anak mereka.     

"Sudah siap? Ayo kita pergi," ajak Mama Ratih. Caca menganggukkan kepalanya, lalu mereka beranjak dari tempat terus dan mulai masuk ke dalam mobil masing masing. Melody sudah berada di mobil Elang, kedua sahabat Bian juga ikut bersama tak lupa bunda Iren dan juga Nizam. Pria itu selalu berusaha mengambil hati Bian dan juga Siska yang menurutnya sangat sulit digapai.     

Selama di perjalanan tidak ada yang dilakukan oleh kedua orang tua Melody. Caca lebih banyak diam, masih kesal dengan sang suami yang selalu saja mengambil keputusan seorang diri. Baru tadi siang Bian menunjukkan sertifikat adopsi kucing, sore hari nya kucing tersebut sudah ada di rumah mereka. Mengetahui hal itu, membuat Caca sangat kesal, hingga detik ini belum ada satu kata pun keluar dari mulut Caca.     

***     

Sesampainya di tempat yang sudah mereka pesan, semuanya masuk ke dalam. Bian sengaja membuat privat agar acara mereka bisa lebih baik di tambah agar Melody lebih nyaman di dalam sana. Dan untuk kali ini, Carissa setuju akan rencana suaminya itu, andai saja Caca menolak sudah tidak tahu lagi Bian harus bersikap seperti apa. Hidangan makan malam sudah ada di atas meja, semua orang sedang menikmati makan mereka, tapi berbeda dengan kedua orang yang sejak tadi hanya diam tanpa berkata sedikit pun. Siapa lagi kalau bukan Siska dan Elang, sejak kejadian ciuman tersebut membuat keduanya, sedikit cangung.     

"Kamu kenapa gak makan?" tanya Nizam. Siska menoleh, gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum melihat senyum manis itu semakin membuat Elang tidak entah lah saat ini dadanya sangat sesak saat melihat Nizam dan juga Siska berdekatan. Jodi yang melihat tatapan mata Elang menyenggol tangan Elang. "Loe jangan Cuma berani natap, tapi juga harus berani bertindak," bisik Jodi. Mendengar hal itu hanya membuat Elang memutar matanya malas, temannya itu selalu saja mengejek dirinya. Sedangkan Jodi, hanya memasang wajah tertawa karena berhasil membuat Elang tidak bisa berkata kata lagi.     

Minggu pagi, semua orang sudah bersiap untuk pergi ke panti asuhan, Melody juga sudah tertawa bahagia. Mengenai kucing, sudah diurus oleh Bian, pria itu tidak bisa berlama lama berjauhan dengan sang istri, setelah pulang dari makan malam kucing tersebut ternyata sudah dikembalikan lagi ke rumah hewan. Bian tidak ingin memperpanjang masalahnya dengan sang istri. Sudah cukup beberapa jam, di diamkan oleh istrinya itu.     

"Mas jangan lupa bajunya warna biru ini yang, kamu jangan sampai salah pakai, kita akan foto bersama nanti," teriak Carissa dari luar kamar mandi. Bian yang sedang membersihkan dirinya hanya membalas dengan teriak singat. Setelah selesai dengan urusan sang suami, Caca segera turun.     

"Semua sudah siap mbak. Kita tinggal tunggu Mas Bian, terus berangkat," lapor Siska.     

"Oke. Makasih ya dek, oh ya buat tetangga dekat sini, bingkisannya juga sudah di berikan?" tanya Carissa.     

"Sudah ibu, tadi saya dan Sumi yang antar. Mereka juga menitipkan doan untuk si adek."     

"Terima kasih ya bi Sumi dan bi Susi, sudah mau membantu."     

Tak lama Bian sudah berada di sana, mereka pun segera berangkat karena acara akan diadakan pukul 10.00 pagi. Kali ini perjalanan mereka, berbeda dari seblumnya yang hanya ada kesunyian, sekarang Carissa sudah lebih banyak berbicara, bahkan genggaman tangga tidak dilepaskan oleh Bian.     

##     

Hulla. Selamat membaca dan semoga selalu suka dengan kisah ini. Love ove di udara buat kalian semuanya. Sehat terus yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.