Memperebutkan Cinta Dokter Genius

KALAU SUKA, YA SUKA



KALAU SUKA, YA SUKA

0Chi Gui mengerutkan kening, dan menjawab "Tidak, apakah ada masalah lagi dengan penyakitnya? Bukankah operasinya sukses?"     
0

Jin Lao adalah penguasa keluarga Jin dari empat keluarga bangsawan besar di ibu kota. Dia memiliki hubungan yang baik dengan Kakek Fu, dan saat itu Chi Gui pernah melakukan operasi pada Jin Lao dengan tangannya sendiri.     

Namun hal itu benar-benar mustahil untuk dilakukan lagi.     

Chi Gui memahami hal itu.     

Kakek Fu tidak mengingatnya begitu jelas, "Aku baru saja mendengar, Tuan Jin mengatakan kalau dia merasa pusing di awal-awal bulan lalu, kalau dia tidak mencarimu, ya mungkin dia baik-baik saja."     

Chi Gui tidak menjawab, namun tetap mengingatnya di dalam hati.     

Melihat Kakek Fu pergi, Chi Gui hendak kembali ke kamarnya namun tepat saat itu, suara mobil yang direm begitu keras tiba-tiba terdengar di depan pintu.     

Detik berikutnya, Fu Si bergegas masuk.     

Pukul dua belas malam, Fu Si hanya mengenakan satu set pakaian kasual yang tipis, berjalan dengan terburu-buru memasuki lobby hotel, sambil berjalan dia melepas kacamatanya. Poni di dahinya basah oleh keringat, dan mata phoenixnya menyiratkan bahaya.     

Melihat Chi Gui, langkah Fu Si tiba-tiba terhenti.     

Dia berlari dengan tergesa-gesa, dan sedikit terengah-engah, tetapi hanya dalam beberapa saat, wajah tampan dan suram itu kembali normal.     

Fu Si mengangkat alisnya, tatapan matanya pertama kali memperhatikan Chi Gui dan sekelilingnya, ketika dia melihat Chi Gui baik-baik saja barulah dia mulai berbicara.     

Dengan suara tenang dengan sedikit menggoda Fu Si bertanya, "Chi Gui, apa kau menungguku?"     

Dia tidak menyebutkan masalah Kakek Fu.     

Chi Gui terdiam.     

Dia melirik Fu Si diam-diam dan memikirkan panggilan telepon dari Qin Sheng sebelumnya, Chi Gui berkata dengan suasana hati yang rumit, "Kau... apa kau mengkhawatirkan aku?"     

Meskipun Chi Gui tidak mengharapkan hal itu pada awalnya, tetapi saat dia melihat Fu Si berlari dengan perasaan gugup dan cemas, dia langsung mengerti alasan dibalik sikap Fu Si yang seperti itu.     

Fu Si tidak tahu identitas asli Chi Gui, sehingga dia pasti mengatakan sesuatu yang disalah artikan oleh Kakek Fu.     

Tapi... apakah dia begitu peduli padaku?     

Mendengar pertanyaan Chi Gui, Fu Si tertawa pelan.     

Dia meluruskan lengan bajunya yang sedikit berantakan karena berlari, lalu menatap Chi Gui dengan mata phoenixnya yang bersinar. Mata Phoenix itu bersinar di bawah cahaya lampu kristal di lobby hotel, "Chi Gui, apa ini masih pantas ditanyakan? Kalau kau tidak buta, kau seharusnya bisa melihatnya, kan?"     

Chi Gui terdiam lagi.     

Setelah beberapa saat, dia berkata dengan ragu, "Kenapa? Aku dan kamu tidak seharusnya... Aku kan belum terlalu mengenalmu?"     

Chi Gui benar-benar tidak bisa memahami perasaan tanpa alasan seperti itu.     

Dalam pikiran Chi Gui, dia memahami sebuah konsep bahwa selalu ada alasan untuk melakukan suatu hal, entah itu kebaikan atau bahkan dendam, entah itu kebencian, cinta, atau perasaan lainnya.     

"Ada begitu banyak kata 'kenapa'?" Fu Si dengan santai menautkan bibirnya dan tiba-tiba mengulurkan tangan dan meletakkannya dengan berani di atas kepala Chi Gui sambil mengusapnya dengan ringan, "Kalau suka, ya suka."     

Chi Gui sebelumnya hendak pergi tidur, sehingga rambutnya tergerai, ketika Fu Si mengusapnya seperti itu, rambutnya langsung berubah mengembang seperti kucing dengan bulu yang lebat.     

Chi Gui mundur selangkah dan mengerutkan kening, "Tapi aku tidak menyukaimu."     

Fu Si tidak melanjutkan topik ini, tetapi mengulurkan tangan dan mengusap kepalanya lagi, "Chi Gui, tidak pantas membahas topik ini di tengah malam, kau harus tidur."     

Chi Gui tersentak.     

Ini pertama kalinya dia menerima pernyataan yang begitu lugas dan hangat.     

Ini pasti sebuah ungkapan cinta, kan?     

Di dalam lift, Chi Gui mau tidak mau mengulurkan tangan dan menyentuh dadanya, sambil sedikit mengernyit.     

Chi Gui bertanya-tanya kenapa ketika dia melihat Fu Si berlari dengan cemas seperti tadi, dia merasakan ada perasaan aneh di dalam hatinya.     

Ketika Chi Gui sampai di lantai dua puluh tiga dan keluar dari lift, Chi Gui baru bereaksi dengan lamban.     

Fu Si tadi mengusap kepalaku dua kali??     

***     

Di rumah Keluarga Fu.     

Ketika Fu Si memutar kunci dan berjalan ke ruang tamu, Kakek Fu belum beristirahat, ia duduk di sofa aula, sambil minum teh dengan perlahan.     

Melihat Fu Si masuk, Kakek Fu mengangkat matanya sedikit dan meliriknya melalui celah di tangkai cangkir teh.     

Kakek Fu Menunggu Fu Si berbicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.