Memperebutkan Cinta Dokter Genius

APA KAU MAU MENGEJARKU?



APA KAU MAU MENGEJARKU?

0Jari telunjuk ramping Fu Si mengetuk meja makan dengan ringan.     
0

Ketika Chi Gui keluar dengan membawa piring, dia berkata dengan santai, "Kau sudah memenangkan kompetisi, kenapa dia memberikan ini? Ini terlalu ceroboh."     

Chi Gui mengambil sumpit dan berkata ringan, "Dia hanya bodoh saja."     

'Apa dia baru saja membela laki-laki itu?!'     

Alis Fu Si terangkat tinggi, dan cahaya berbahaya melintas di mata phoenixnya di balik lensa indah itu.     

Dia tertawa kecil, "Nona Chi, kamu masih terlalu polos. Makhluk seperti laki-laki, ketika bertemu dengan gadis yang disukai, IQ-nya akan langsung menembus 180. Jika kamu pikir dia bodoh, satu-satunya kemungkinan adalah dia acuh tak acuh padamu."     

Ketika Chi Gui mendengar ini, dia mengangkat matanya karena terkejut, "Kenapa kau mengatakan ini padaku? Aku kakaknya, bukan gadis yang dia suka. Apa hubungannya denganku jika IQ-nya 180?"     

Fi Si seketika terdiam.     

Dia berkata dengan susah payah, "Apa yang baru saja kamu maksud, Chi Mingkun?"     

Chi Gui meliriknya dengan tatapan yang tidak terlukiskan.     

Fu Si terdiam lagi.     

Dia tebal muka, dan dia juga sudah terbiasa ditampar wajahnya oleh Chi Gui, sehingga dia tidak merasa khawatir saat ini.     

Setelah menyelesaikan makan dan merapikan meja, dia mengeluarkan kotak perhiasan yang sangat indah dari sakunya dan menyerahkannya kepada Chi Gui, dengan senyum lebar di bibir tipisnya, "Nona Chi, selamat, ya, kau sudah mendapat posisi kedua dalam kompetisi."     

Chi Gui tidak memberitahunya tentang detail kompetisi itu, tapi Fu Si sudah mengetahuinya.     

Chi Gui mengangkat alisnya, tetapi alih-alih membuka kotak hadiah, dia mengangkat kepalanya dan menatap Fu Si dengan mata aprikotnya yang gelap, "Fu Si, apa kau sedang mencoba mengejarku?"     

Dia bertanya dengan lugas dan rapi, tidak meninggalkan ruang untuk menyanggah.     

Fu Si tertegun, lalu tersenyum.     

Dia bersandar ke belakang, bersandar malas di sandaran kursi, bibirnya melengkung membentuk senyuman, mata phoenix indah yang sedikit terangkat itu menatap Chi Gui, dan mengakui dengan senang hati, "Ya! Apa kau membiarkan aku mengejarmu?"     

"Aku tidak menyukaimu." Chi Gui mengabaikan pertanyaannya dan menatapnya dengan tenang, tetapi dia menolak dengan tegas dan sederhana, "Pikiranku sama sekali tidak tertuju pada cinta. Kau hanya akan membuang waktu jika mengejarku."     

"Chi Gui, kau sungguh kejam..." Fu Si menghela nafas.     

Meskipun Fu Si sudah lama tahu kalau ini akan terjadi, mendengarkan Chi Gui mengatakannya sendiri itu masih terasa sedikit sakit bagi Fu Si     

Jari-jarinya yang ramping perlahan melepas kacamatanya.     

Tanpa terhalang lensa, mata phoenix seperti tinta itu menjadi lebih memesona, "Tapi, mengejarmu adalah urusanku, dan aku yang akan memutuskan nantinya, apa aku membuang waktu atau tidak."     

"Ah." Chi Gui tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu, tapi dia sudah meyakinkan apa yang seharusnya dia lakukan, dan tidak ada gunanya mengatakan lebih banyak, "Terserah kau saja."     

***     

Ketika dia kembali ke kamarnya, Fu Si masih merasa sedikit sedih.     

Dia dilahirkan dengan sendok emas dalam hidupnya, dan perjalanan hidupnya sangatlah mulus. Dia disanjung ke mana pun dia pergi. Tidak peduli pria atau wanita, mereka menghormati dan menyanjungnya.     

Kemunduran terbesar dalam hidupnya adalah Chi Gui.     

Tepat pada saat itu, Ayah Fu menelepon.     

Seperti biasa, bertanya kapan dia akan kembali ke ibu kota.     

Sejak Fu Si mengatakan terakhir kali bahwa dia menyukai seorang gadis yang pandai berkelahi, Ayah Fu menjadi patah hati. Hal itu sangat mengganggu pikirannya ketika dia sedang membuat porselen. Ayah Fu selalu takut pandangan anaknya akan terganggu dan membuat anaknya tersesat.     

Setelah berkhotbah tentang cinta dan keadilan seperti biasa, kali ini Ayah Fu tidak terlalu berharap dan akan menutup telepon.     

Tetapi Fu Si mencegahnya, Fu Si sebenarnya berinisiatif ingin bertanya pada ayahnya, "Pa, apa yang harus aku lakukan untuk membuat seorang gadis yang tidak memiliki cinta agar tergerak hatinya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.