Memperebutkan Cinta Dokter Genius

KENAPA DIA HARUS DATANG?!



KENAPA DIA HARUS DATANG?!

0Mata Xu Wen seketika membelalak, seluruh tubuhnya tersentak seakan disambar petir.     
0

Keluarga Xu merupakan keluarga menengah di ibu kota, meskipun dia tidak pernah berhubungan langsung dengan Fu Si, tapi dia tahu banyak tentang Fu Si yang selalu dipuji oleh semua orang.     

Di lingkungan Xu Wen, Fu Si sering dibicarakan sebagai seorang lelaki dengan wajah lembut dan tampan, tetapi memiliki hati yang lebih gelap dibandingkan tinta hitam, yang tidak segan mengambil nyawa seseorang di tengah percakapan dan tawa, dan itu bukanlah sebuah metafora belaka.     

Tidak berlebihan jika dia dideskripsikan sebagai seorang iblis.     

Tapi sekarang…     

Siapa lelaki yang membawa keranjang belanjaan di tangannya dengan wajah yang tampak cerah ini.     

"Oh, kau sudah datang?" Kepala Chi Gui menengok dari dapur, "Cepat masuk, bantu aku potong sayur."     

Fu Si melewati Xu Wen yang tercengang dan dengan santainya meletakkan belanjaannya di atas meja, tangan panjangnya dengan cekatan menggulung lengan bajunya dan menuju ke dapur untuk membantu Chi Gui, "Dia siapa?"     

"Teman kerja." Chi Gui mengenalkannya singkat, "Kupas dulu bawangnya."     

Fu Si tertawa kecil dan tidak bertanya lebih lanjut.     

Setelah menyaksikan kejadian di depannya itu, Xu Wen menggosok-gosok matanya tidak percaya.     

Dia sedikit khawatir jika matanya sedang bermasalah hari ini.     

Bagaimanapun juga…     

Setelah mengucek matanya dia kembali melihat ke arah dapur, di sana ada Fu Si yang sedang duduk jongkok membantu Chi Gui mengupas bawang dan membuang kulit bawangnya ke tempat sampah.     

Dia mengupas bawang dengan santai, seperti sebuah giok yang memegang siung bawang putih di jarinya, gerakan sekecil apapun yang dilakukan olehnya selalu terlihat elegan dan anggun, seperti sedang berpose untuk iklan.      

Xu Wen memiliki perawakan seorang lelaki besar, tidak mungkin Fu si tidak melihat dirinya tadi.     

Saat dia kembali sadar dari lamunannya, dia menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Tuan Fu yang sangat dikagumi oleh orang-orang besar di ibu kota, melihat itu rasanya dia ingin menusuk matanya sendiri.     

Beraninya dia makan makanan yang dibuat oleh Tuan Fu sendiri.     

Dia tidak pantas menerimanya.     

Chi Gui menoleh ke arah Xu Wen yang terdiam, "Apa yang kau lakukan di sana? cepat tutup pintunya!"     

Xu Wen yang terdiam hanya bisa menutup pintu dengan tangan bergetar.     

Saat dia sudah kembali duduk di sofa, dia masih terus kebingungan.     

"Bukannya Tuan Fu bilang kalau dia paling benci dengan Profesor Chi?"     

"Kenapa dia sekarang mendatangi Profesor Chi dengan keranjang belanjaan?"     

"Dia bahkan menurut dengan Profesor Chi dan mau mengupas bawang!!"     

"Sebaik anjing Golden Retriever!" Xu Wen berbicara pada dirinya sendiri.     

Xu Wen masih tidak percaya dan kebingungan, tapi ketika tersadar bahwa dia masih duduk di sofa, dia langsung berpindah dan segera duduk di kursi depan meja.     

Di dapur ada dua bos besar yang sedang berdiri, Mana berani Xu Wen duduk santai di sofa begitu saja.     

Di dalam dapur, Fu Si melihat ke arah Chi Gui yang sedang meletakkan ikan ke dalam panci, "Kau bukannya masih belum boleh makan makanan berlemak sekarang?"     

Chi Gui menjawab dengan tenang, "Ini untuk teman kerjaku, dia sedang sedih dan butuh dihibur."     

Mendengar itu Xu Wen langsung berdiri dari kursinya.     

Lalu dia melihat Fu Si sedang menyapukan pandangannya.     

Seketika seluruh tubuh Xu Wen menjadi tegang, dia merasa seperti ada pisau menancap di lehernya saat itu.     

Namun belum sempat dia bicara, mata Fu Si kembali menoleh ke belakang, bibir tipisnya sedikit melengkung, dan dia bicara dengan setengah senyuman, "Kau peduli sekali dengannya."     

Xu Wen terdiam, dia merasa seperti ikan dalam panci itu.     

Chi Gui tidak menangkap makna sebenarnya dari kalimat Fu Si, dia hanya menjawab, "Kasihan sekali anak itu, dari tadi menangis sampai aku tidak tega, jadi dihibur saja."     

Xu Wen yang mendengar itu terharu sampai mau menangis.     

"Huhuu!"     

"Profesor, Anda baik sekali padaku!"     

Saat dia terharu untuk sesaat, mata dingin Fu Si kembali menatapnya lagi.     

Melihat itu Xu Wen rasanya semakin ingin menangis, hingga dia tidak mengerti lagi dia harus terharu atau ketakutan.     

"Huhuu!"     

"Kenapa dia harus datang, sih!"     

Aura di dapur terasa sehangat musim semi, tapi aura di ruang tamu sedingin musim salju.     

Di tengah atmosfer aneh itu, makan siang pun siap dihidangkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.