Memperebutkan Cinta Dokter Genius

AKU MEMANG SAMPAH



AKU MEMANG SAMPAH

0Chi Gui sedikit mundur, menghindari telapak tangan Fu Si menyentuh keningnya.     
0

Dia mengurut pelan otot-otot di keningnya, "Sudah turun, hanya saja aku tidak cukup istirahat tadi malam."     

"Ada apa tadi malam?" Tanya Fu Si sambil dengan cekatan segera menuangkan bubur dan lauk ke dalam mangkok, seketika aroma harum dari makanan itu memenuhi ruangan.     

"Hanya masalah sepele." Chi Gui menjawab tenang.     

Fu Si tidak bertanya lagi.     

Dua orang itu menyelesaikan sarapan mereka dengan tenang, setelah selesai makan Fu Si segera kembali pulang.     

Chi Gui sudah meminta izin ke kampusnya untuk tidak mengikuti perkuliahan karena ia sedang sakit, sehingga dia tidak perlu pergi ke kampus sebelum demamnya sembu. Pagi itu dia hanya duduk di sofa dengan iPad di tangannya, dan dia melanjutkan diskusi tentang arah penelitian di institutnya.     

Saat hari mendekati siang, bel pintunya berbunyi.     

Dua hari ini Fu Si selalu datang ke rumahnya saat jam-jam makan, baik pagi, siang atau bahkan malam. Dia datang ke rumah Chi Gui untuk membawakan makanan dan mengingatkannya supaya tidak boleh sampai terlambat makan, sehingga dia tidak berpikir panjang dan langsung menyuruh Xiao Gui untuk membukakan pintu.     

Tidak berselang lama, terdengar suara tangisan dari arah pintu, "Profesor Chi…."     

Chi Gui tertegun, dia segera mendongakkan kepalanya, dia melihat sesosok pemuda dengan perawakan yang baik, sedang menangis di depan pintunya sambil memegang satu botol jus buah di tangannya.      

Kepalanya tiba-tiba terasa sakit.     

"Masuklah." Chi Gui segera mengambil dua cangkir dari dapur, "Ada apa kali ini?"     

Anak muda itu masuk dan segera duduk di kursi depan ruang tamu rumah Chi Gui, Setelah itu Xiao Gui menutup pintunya.     

Melihat Chi Gui datang membawa gelas, dia lalu berinisiatif untuk membuka botol minumannya dan menuangkan minuman itu untuk Chi Gui dahulu, baru kemudian dia menuangkan satu gelas lagi untuknya.     

"Huhuuu…" Dia lebih memilih jus buah dari pada wine, ketika sudah dirasa cukup, dia lalu mulai berkata dengan getir, "Aku tidak bisa menyelamatkannya, menurut Anda…operasinya berhasil… tapi kenapa dia masih tidak selamat…"     

Chi Gui tidak menjawabnya.     

Pemuda itu kembali menuangkan jus ke dalam gelasnya dan lanjut menangis, "Anda tidak tahu, dia masih kecil… saat dia mau masuk ke ruang operasi dia masih tersenyum padaku dan memanggilku 'Kakak'... tapi aku tidak bisa menyelamatkannya, aku memang sampah! Aku tidak pantas jadi dokter!"     

Chi Gui hanya diam dan membiarkan pemuda itu meluapkan isi hatinya.     

Di antara muridnya yang lain, Xu Wen ini yang paling sentimental dan lemah lembut.     

Meskipun karakternya seperti ini, itu dapat membuatnya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pasiennya, namun kekurangannya juga semakin terlihat jelas.     

Contohnya seperti saat ini, mudah bagi dirinya untuk terlalu dekat dengan pasien.     

Dalam beberapa tahun belakangan ini, dia akan datang kepadanya dengan membawa dua gelas jus jika pasiennya bisa disembuhkan atau ketika dia mendapat sedikit perlakuan hangat dari pasiennya. Tapi terkadang dia juga datang dengan tangisan dan meragukan dirinya sendiri karena telah gagal menyelamatkan seorang pasien.     

Chi Gui sudah terbiasa akan hal itu.     

Dia menganggap Xu wen sedikit merepotkan, tapi dia juga tidak membencinya.     

Hanya saja Chi Gui tidak mengira, jika Xu Wen akan mengejarnya sampai ke kota Nan…     

Setelah menangis kurang lebih setengah jam, dia akhirnya sedikit tenang.     

Melihat itu Chi Gui langsung berdiri dan menepuk pelan pundaknya, "Kau mau makan siang apa?"     

Seakan mengerti jika Profesor Chi ingin menghiburnya dia cepat-cepat berdiri, "Tidak usah, aku saja yang masak."     

"Tidak bisa." Chi Gui menolak mentah-mentah, "Masakanmu itu sungguh susah untuk ditelan, tidak enak sama sekali, buang-buang sayurku saja."     

Xu Wen terdiam.     

Dia akhirnya menyerah dan berkata, "Kalau begitu aku saja yang membeli bahan masakannya."     

"Bahan makananku masih banyak di kulkas." Chi Gui menimpali dingin, "Kau juga tidak bisa memotong sayur."     

Xu Wen akhirnya hanya bisa duduk diam dan bersedih di sofa.     

Chi Gui di dapur sibuk memasak dengan Xiao Gui yang membantunya.     

Xu Wen duduk diam di ruang tamu, tidak berani bergerak dan hanya bisa melihat Chi Gui memasak di dapur.     

Sebenarnya dia juga ingin membantu Chi Gui memilah sayuran, tapi sejak setahun yang lalu setelah tragedi memilah sayuran, itu membuat Chi Gui melarang keras dirinya untuk memasuki dapur.     

Tepat saat itu terdengar bel pintu rumah Chi Gui berbunyi lagi.     

"Tolong bukakan pintunya." Terdengar suara Chi Gui dari dalam dapur.     

"Oke! Oke!" Akhirnya Xu Wen mendapat tugas yang bisa dia kerjakan, dengan cepat dia membukakan pintu dan segera menyambut dengan senyuman, "Ke mana pun Anda pergi, teman akan…"     

Kalimatnya tiba-tiba terhenti.     

Di luar pintu terlihat Fu Si dengan satu tangan di dalam kantong celananya dan satu tangan lagi membawa keranjang belanjaan. Begitu melihat Fu Si alisnya sedikit terangkat, wajah anggun Fu Si terlihat setengah tersenyum.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.