Memperebutkan Cinta Dokter Genius

TAK TAHU MALU



TAK TAHU MALU

0Chi Gui menolak tawaran Fu Si dengan lugas, "Terima kasih, tapi aku bisa mengatasinya sendiri, tidak perlu merepotkan."     
0

Fu Si sedikit tidak enak hati mendengarnya.     

Dia merasa Chi Gui terlalu datar, setidaknya mereka baru saja makan malam bersama, tapi langsung membalikkan muka dan berpisah begitu saja.     

Bahkan setelah dia keluar pun dia tanpa sadar masih menoleh ke arah Chi Gui.     

Entah sejak kapan Xiao Gui sudah keluar dari kamarnya, melihat robotnya itu Chi Gui tersenyum dan menepuk pelan kepalanya.     

Chi Gui sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum kecil, rambut-rambut kecilnya terurai di pipi, dari sudut pandangnya dia melihat kedatarannya sedikit memudar, tergantikan dengan kelembutan yang samar.     

Fu Si berdiri diam di depan pintu, menatap Chi Gui sebentar lalu keluar dan menutup pintu di belakangnya.     

***     

Setelah Chi Gui selesai membereskan dapur ia segera menuju kamarnya dan menyalakan komputer, begitu dia membuka WeChat langsung terlihat ada pesan masuk di grup chat institut penelitiannya.     

"Profesor Chi! Tolong! Help!!"     

"Profesor Chi, saya akan mengoperasi pasien dengan tumor di tengkoraknya dalam dua hari, tolong beri saya saran dan perencanaan!!"     

Institut penelitian Chi Gui yang ada di ibu kota ini, didirikan menggunakan dana bantuan langsung dari para petinggi untuk mempelajari penyakit pembedahan otak di seluruh dunia saat ini.     

Ada profesor yang berpengalaman di institut tersebut, dan ada juga seorang elit yang baru saja kembali dari luar negeri dengan nilai yang hebat.     

Namun, mahasiswa yang baru pulang dari luar negeri ini ditempatkan di ruang penelitian untuk pembelajaran dan pelatihan.     

Chi Gui dapat dikatakan sebagai setengah dosen mereka.     

Tumor tengkorak merupakan salah satu operasi tersulit di bidang bedah syaraf otak, jangankan dokter baru, dokter yang sudah ahli pun bisa sakit kepala jika menangani kasus seperti itu.     

Chi Gui meletakkan cangkir kopinya di samping komputer, "Beri aku data rinci pasien, aku periksa dulu."     

Orang tersebut jelas sedang berada di depan komputer karena dia langsung mengirimkan data yang diminta oleh Chi Gui.     

Datanya terdiri dari banyak hal, dari data penyakit-penyakit terdahulu, obat, foto rontgen terbaru, pemeriksaan fisik, dan lain-lain. Chi Gui membacanya dengan teliti dan mengajukan banyak pertanyaan mendetail kepada mahasiswa tersebut, setelah diskusi perencanaan operasi selesai, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi.     

Terlihat cahaya putih samar di langit.     

Mahasiswa yang telah mendapatkan saran untuk perencanaan operasi rasanya sangat terharu sampai ingin menangis, "Terima kasih! Maaf saya merepotkan Anda!"     

Chi Gui mengucek matanya yang lelah, "Tidak apa-apa, lakukan operasinya dengan baik, jangan merusak kepercayaan pasien padamu."     

Kemudian dia melanjutkan berdiskusi tentang arah penelitian baru di institusi mereka dengan dokter yang lain.     

Chi Gui hanya dapat membantu dengan memberikan beberapa ide dan teori untuk saat ini, sedangkan untuk implementasinya butuh kerja keras dari rekan-rekannya di sana.     

Tiga jam telah berlalu.     

Pada pukul 8 matahari di luar jendela sudah terlihat sangat terang, dasar-dasar penelitian juga sudah terbentuk.     

"Terima kasih atas kerja kerasnya!" Chi Gui tersenyum kecil.     

Rekan-rekannya yang lain pun mengatakan kalau mereka tidak bekerja keras sama sekali.     

Itu semua tulus keluar dari dalam hati mereka karena merasa tidak sebanding dengan profesor Chi yang terjaga semalaman, mereka hanya bangun lebih awal beberapa jam saja, tentu saja tidak sulit sama sekali bagi mereka.     

Chi Gui segera mematikan komputernya, lalu mencuci muka dan sikat gigi, setelah itu dia menyiapkan susu panas dan roti goreng untuk sarapannya di pagi hari ini.     

Dia hampir saja masuk ke ruangan kelas.     

Semenjak kejadian kemarin, Su Niannian semalaman seperti tidak sadarkan diri, pagi ini baru dia bereaksi dan sangat kegirangan setengah mati.     

Selain bangga telah memenangkan audisi, dia juga menerima WeChat dari Liu Hai, dulu dia pikir itu palsu, tapi sekarang… itu ternyata sungguh Liu Hai.     

Su Niannian tidak berani bertanya langsung kepada idolanya, setelah dia menderita sepanjang malam karena tidak bisa tidur, dia akhirnya melihat Chi Gui datang dan langsung berdiri menyambutnya. Tapi baru saja dia mau membuka mulut…     

"Aku mau tidur sebentar, jangan ganggu aku." Chi Gui segera meletakkan kepalanya di meja menjadikan tangannya sendiri bantal dan tertidur.     

Su Niannian kebingungan dan melihat ke arah Xin Gu yang berjalan di belakang Chi Gui, "Ada apa dengannya?"     

Xin Gu hanya menggeleng-gelengkan kepala tidak mengerti dan mengisyaratkan Su Niannian untuk tidak mengganggu Chi Gui.     

Su Niannian hanya bisa menahan kegembiraannya dalam hati dan kembali duduk dengan hati-hati.     

Pada saat yang sama, Chi Yan, Kong Wen, dan Su Qing juga datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.