Memperebutkan Cinta Dokter Genius

PROFESOR CHI, TOLONG!



PROFESOR CHI, TOLONG!

0Kaki panjang Fu Si segera berdiri dan berjalan pelan menuju pintu dapur.     
0

Salah satu tangannya digunakan untuk menyangga badannya yang bersandar di depan pintu, dia berkata dengan suara beratnya yang indah didengar, "Apa ada yang bisa aku bantu?"     

Mendengar suara Fu Si, Chi Gui sedikit kaget dan menoleh menghadap Fu Si, "Apa kau bisa melakukan ini?"     

"Bagaimana bisa seorang anak bangsawan seperti Fu Si bekerja di dapur?" Pikir Chi Gui dengan melontarkan pertanyaannya.     

Mendengar pertanyaan dari Chi Gui membuat Fu Si merasa seperti mendapat sebuah penghinaan. Fu Si merasa Chi Gui mungkin membencinya..     

Fu Si merasa dia harus berusaha untuk membuktikan dirinya sendiri. Lagipula pekerjaan sesulit apa jika robot saja bisa mengerjakannya dengan mudah.     

Fu Si tertawa kecil, gelang tasbihnya meluncur dari tangannya, membuat tangannya makin terlihat indah, "Gampang." Ucapnya.     

Chi Gui terdiam sebentar, dia lalu menyerahkan seikat sayuran hijau kepada Fu Si, "Kau cabuti dulu daun-daunnya."     

Fu Si yang melihat sayur di tangannya hanya bisa terdiam.     

Kulkas Chi Gui merupakan keluaran terbaru di seluruh dunia dari ibu kota, sayur yang disimpan dalam kulkasnya dapat bertahan lebih lama setidaknya, sampai 2 minggu.     

Fu Si tidak memikirkan hal itu sebelumnya, dan baru menyadarinya…     

"Bukankah sayuran ini terlihat sangat segar?, Kenapa masih harus dipilah lagi?" Gumam Fu Si.     

Dia harus menepati kata-katanya, dia hanya bisa mengeraskan rahangnya, berjalan dengan sayuran di tangannya dan menggeser Xiao Gui dari samping Chi Gui untuk mengganti posisinya.     

Robot yang tidak bersalah itu tidak paham bagaimana caranya untuk protes.     

Chi Gui kebingungan melihatnya.     

Melihat ekspresi bingung Chi Gui, Fu Si langsung menjelaskan tanpa mengubah ekspresinya, "Ada beberapa hal yang aku masih belum mengerti, jadi lebih gampang untuk bertanya padamu nanti. Robot ini kan bisa melakukan apa saja, jadi di mana pun dia berada akan sama saja."     

Chi Gui terlalu malas untuk mengurusi masalah kecil seperti itu, setelah Fu Si memilah sayurnya, dia langsung menyiapkan bumbu untuk memasak supnya.     

Fu Si benar-benar tidak pernah memasuki dapur sebelumnya, kemana pun dia pergi pasti akan disanjung oleh banyak orang, kapan lagi dia dapat mencoba pekerjaan kasar seperti ini.     

Namun untuk menjaga nama baiknya di depan Chi Gui, dia hanya dapat berusaha melakukannya dengan lebih keras lagi.     

Fu Si memang pada dasarnya sangat pandai dan ber-IQ tinggi, meskipun dia tidak pernah melakukan suatu hal, dengan sedikit usaha saja dia pasti sudah dapat melakukannya dengan baik.     

Persiapan Chi Gui juga sudah hampir selesai, dia sedikit terkejut melihat sayur yang diberikan oleh Fu Si.     

Dia melakukannya dengan sangat baik.     

Tanpa sadar dia menatap Fu Si yang sedikit mendongakkan kepalanya sombong dan menunggu untuk diberi pujian.      

Chi Gui dengan ragu berkata, "Kau mengerjakannya dengan baik."     

Saat Fu Si merasa puas dengan pujian dari Chi Gui, dia malah mencoba untuk mempromosikan dirinya, "Masih banyak hal lain yang bisa aku lakukan, aku yakin kau pasti puas."     

Chi Gui menjawab dengan nada tidak tertarik, "Baguslah kalau begitu."     

Dia lalu menaruh sayuran di wadah.     

Fu Si tidak puas dengan sikap Chi Gui, tapi melihat Chi Gui yang sedang serius, dia lebih baik tidak mengganggu Chi Gui, orang yang biasanya diam, tenang, dan gampang marah ini.     

Dia berhenti dan diam-diam tersenyum menatapnya, lalu dia berbalik meninggalkan dapur.     

Supnya segera matang.     

Sup sayur itu rasanya agak hambar, tapi melihat Chi Gui yang mulai makan, nafsu makan Fu Si pun muncul.     

Mereka berdua makan dengan tenang tanpa perbincangan.     

Jari-jari panjang Fu Si memegang sendok, dia tidak makan dengan cepat, setiap gerakannya mencerminkan seorang anak bangsawan yang anggun.     

Setelah selesai makan Fu Si berinisiatif untuk membereskan peralatan makan dan membawanya ke tempat cuci piring.     

Begitu dia keluar dari dapur, terdengarlah suara Chi Gui, "Kapan kau akan pergi?"     

Gerakan Fu Si seketika terhenti.     

"Pergi?" Gumamnya.     

Dia sudah menunggu untuk datang ke sini dan ingin tinggal lebih lama di sini.     

Fu Si membetulkan letak gelang tasbihnya dan tersenyum, "Baru saja selesai makan kau sudah mengusir orang, tidakkah menurutmu kau terlalu tega?"     

Chi Gui menatapnya dengan tenang, "Aku sendiri sudah memasak untukmu, harus seramah apa lagi aku?"     

"Harus seramah apa lagi?"     

"Terlalu banyak kalau itu…"     

Tentu saja Fu Si tidak mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya.     

Dia tidak mau makin dibenci oleh Chi Gui nantinya.     

Fu Si mengambil jaketnya lalu berkata, "Baiklah kalau begitu Nona Chi, aku ada di rumah depan, kalau kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk mencariku, aku akan siap membantu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.