Memperebutkan Cinta Dokter Genius

SIAPA DIA SEBENARNYA?



SIAPA DIA SEBENARNYA?

0

Para anggota kelompok itu sangat suka dengan gadis yang tidak banyak bicara, fokus dalam mempelajari neurologi, dan juga ingin berkontribusi pada bidang kedokteran dengan sepenuh hati.

0

Lin Botong juga merupakan ahli bedah saraf dalam kelompok itu dan Chi Gui pernah belajar di bawah pimpinannya. Ia selalu menganggap gadis itu sebagai cucunya.

Sedangkan Zhou Wei adalah ahli bedah tangan dalam kelompok tersebut. Mengetahui bahwa Zhou Wei merawat luka di tangan Chi Gui membuat Lin Bontang tenang. Hanya saja, ia tetap merasa sakit hati.

Karena ulah seorang pasien yang emosional, bintang baru di dunia medis seperti Chi Gui hampir saja jatuh.

Bagi seorang dokter bedah yang harus melakukan operasi setiap hari, jika cedera di tangan tidak bisa sembuh total, maka kariernya pun bisa dinyatakan hancur.

Bagaimanapun, operasi merupakan pekerjaan yang sangat rumit dan pengontrolan tangan sangat penting. Sedikit kesalahan saja bisa membuat pasien meninggal dunia. Apalagi, dokter bedah saraf seperti Chi Gui yang harus melakukan operasi pada bagian otak manusia.

Lin Botong melihat wajah Chi Gui yang teduh, ia pun menghelakan napas. "Kamu tidak menyesal? Dengan kecerdasanmu, jika kamu memilih pekerjaan lain, kamu tetap bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi. Bahkan mungkin, seumur hidup pun kamu tidak akan mengalami kejadian berbahaya seperti ini."

Chi Gui menundukkan kepala dan melihat tangannya sendiri, dengan nada tenang ia berkata, "Betul kata Anda, mungkin di bidang lain saya bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dari sekarang, juga tidak akan mengalami hal yang membahayakan."

Chi Gui berhenti sejenak, ia mengangkat kepalanya dan melihat Lin Botong dengan tatapan mata yang menyilaukan bagaikan bintang di langit, lalu berkata, "Tetapi, ketika melihat pasienku meninggalkan rumah sakit dalam kondisi sehat, rasa pencapaian karena telah menciptakan keajaiban hidup seperti itu adalah perasaan yang tidak bisa dimiliki di bidang lain."

Lin Botong pun tertawa. "Betul sekali! Ada sebuah pepatah mengatakan, perasaan ini adalah romansa khusus yang hanya bisa dinikmati oleh kita, para pekerja medis. Orang lain tidak akan bisa mengerti perasaan ini!"

Kedua orang itu berbincang santai untuk beberapa saat. Kemudian, Lin Botong akhirnya menanyakan hal serius kepada Chi Gui, "Bagaimana kalau kamu jadi dosen saja? Meskipun kamu secara khusus mempelajari ilmu bedah saraf, tapi dengan pengetahuan dan pengalamanmu, itu sudah cukup untuk mengajar para mahasiswa baru."

Chi Gui tertawa, "Jangan, Anda cukup menjadikanku sebagai mahasiswa tahun ketiga saja. Saya hanya ingin beristirahat, Anda jangan memberikan saya pekerjaan."

Orang tua ini, hanya dalam waktu yang singkat saja sudah memperlihatkan ekor rubahnya. Dulu ketika Chi Gui ada di dalam kelompok tersebut, Lin Botong selalu menyuruhnya untuk melakukan hal-hal di luar kewajibannya. Sekarang sudah berbeda, ia tidak akan mau dibodohi lagi oleh kakek ini.

Niatnya ketahuan, Lin Botong dengan menyesal mengaitkan sudut bibirnya, sama sekali tidak terlihat seperti akademisi yang bermartabat. 

Lin Bontang pun berkata, "Hmm, kamu sudah tidak mudah tertipu ya. Memang anak kalau sudah dewasa itu tidak seru! Baiklah, demi cederamu, kali ini aku melepaskanmu."

Sesaat kemudian, Lin Botong melakukan panggilan telepon. Tidak lama setelah itu, seorang pria paruh baya muncul membawa berkas berisi jadwal kelas.

"Rektor Lin, ini adalah jadwal kelas tahun ketiga Departemen Bedah Saraf yang Anda inginkan," kata pria paruh baya itu.

Lin Botong mengambilnya dan serahkan kepada Chi Gui, "Coba kamu lihat."

Chi Gui menerima berkas itu dengan dua tangan. "Terima kasih kakek Lin, kalau begitu saya pamit dulu."

Lin Botong melambaikan tangannya sambil berkata, "Sekarang kita sudah satu universitas, kalau ada waktu, sering-sering berkunjung ke sini ya!"

"Baik," jawab Chi Gui singkat.

Pria paruh baya pun terkejut saat melihat ke situasi itu.

Rektor Lin sudah menjabat di universitas itu selama tiga tahun, tapi ini adalah pertama kali pria paruh baya tersebut melihat doktor yang berstatus tinggi itu begitu ramah terhadap seseorang!

Pria paruh baya melihat Chi Gui menutup pintu. Setelah itu, dengan tidak sabar ia bertanya, "Rektor Lin, dia adalah…"

Lin Botong tersenyum. "Liu, jangan bilang aku tidak membantumu. Kedepannya, di kelas anatomimu, kamu boleh banyak bertanya kepada mahasiswa ini dan biarkan dia melakukan anatomi… Ah, lebih baik kamu jangan turun tangan, kamu cukup berdiri di sampingnya sambil mengajukan pertanyaan saja." 

Liu Yiwei semakin terkejut mendengar perkataan Lin Bontang. "Rektor Lin, siapa dia sebenarnya?"

Awalnya, Liu Yiwei berpikir gadis itu adalah saudara atau kenalan Lin Bontang.. Namun dengan penjelasan dari Lin Botong sebelumnya, terlihat bahwa rektor ini sangat memercayai kemampuan gadis itu. Bahkan berbicara seolah-olah kemampuan gadis itu di atas Liu Yiwei?!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.