Ingin Kukatakan Sesuatu

Terjadi Sesuatu pada Ibu Mertua!



Terjadi Sesuatu pada Ibu Mertua!

0Di kamar pelayan, ada dua wanita paling cantik Indonesia. Seorang mengenakan seragam pelayan, sementara seorang lainnya mengenakan gaun merah yang anggun. Ini pertama kalinya kedua wanita cantik ini melakukan komunikasi yang begitu mendalam. Orang yang berwajah rupawan memiliki arogansinya sendiri dan sangat jarang bersedia lebih dulu mengobrol secara serius dengan orang lain.     
0

"Aku hanya bisa menerima Kak Chintia yang melayani Sean bersamaku, sementara kamu, Nona Giana, aku tidak setuju!" kata Maureen, "Ketika kamu bersama Sean, kamu pernah mengkhianatinya. Selain itu, kamu bahkan mengkhianatinya lebih dari satu kali. Jika kamu bersama Sean lagi, aku khawatir kamu akan melakukan hal seperti itu untuk menyakitinya lagi."     

Giana membalas, "Jika bukan karena adikmu yang membalaskan dendammu dengan datang untuk mengancam dan menjalin hubungan denganku, apa aku akan berkhianat?!"     

"Kamu juga bertanggung jawab atas kesalahan yang aku lakukan pada Sean! Aku bahkan meragukan apakah kamu yang sudah menyuruh adikmu untuk berbuat seperti itu agar aku melahirkan anak dari laki-laki lain. Dengan begitu, Sean akan meninggalkanku, dan kamu memiliki kesempatan untuk merebut kedudukanku!" tuduh Giana.     

Maureen buru-buru membela, "Aku tidak menyuruh Marvin melakukan ini! Giana, bahkan meski tanpa Marvin, kamu juga sudah berselingkuh dengan Cahyadi dan Yoga berturut-turut."     

Giana membela diri, "Apa yang terjadi antara aku dan Cahyadi hanyalah emosi sesaat! Selain itu, setelah Sean tahu, dia juga sudah memaafkanku. Setelah kami rujuk, aku juga tidak pernah mengkhianatinya! Selama menikah, aku juga sama sekali tidak pernah melakukan apa-apa dengan Yoga!"     

"Kamu sendiri yang tahu dengan jelas, apa yang saja yang sudah kamu lakukan. Bagaimanapun juga, aku tidak setuju kamu menjadi istri kedua Sean. Nanti saat Sean menemukan Kak Chintia, diskusikan saja dengannya. Lihat saja apakah dia membiarkanmu menjadi istri ketiga," kata Maureen.     

Setelah berbicara, Maureen berbalik dan pergi. Awalnya dia ingin menjalin hubungan yang baik dengan putra Sean, tapi dia tidak menyangka Giana menyebutkan permohonan yang begitu keterlaluan seperti ini.     

Giana yang merasa sudah diperlakukan dengan tidak adil pun menangis. "Kalian mau aku jadi istri ketiga? Atas dasar apa kamu dan Chintia berhak berlaku seperti ini padaku? Aku ini istri pertama Sean! Seharusnya aku bosnya dan kalian lah istri kedua dan istri ketiga!"     

Maureen, jangan kamu pikir karena kamu cantik, jangan kamu pikir kamu hebat! Aku beritahukan padamu! Jika aku tidak selingkuh, Sean sama sekali tidak akan melirikmu! Kamu tidak akan memiliki kesempatan sedikit pun!"     

Giana berteriak histeris pada sosok Maureen yang perlahan menjauh. Sementara, Maureen yang dididik dengan baik, tidak membalas Giana sama sekali. Hanya pecundang yang akan melakukan hal seperti itu.     

———     

Pukul empat pagi di Kasino Crockfords, beberapa nyonya-nyonya asia masih bermain Baccarat dengan penuh semangat dan banyak penonton yang berkumpul di sekitar mereka.     

"Wow! Lianny, kamu menang lagi! Keberuntunganmu sangat bagus hari ini!"     

"Lianny, kami semua sudah bermain semalaman, tapi uang yang kami dapatkan hampir sama denganmu. Bagaimana kalau kita kembali ke kamar dan tidur saja?"     

Dari sore hari, Lianny berjudi sampai jam empat pagi. Dia hanya menghabiskan kurang dari satu juta pound, tetapi menghasilkan 5 juta pound! Hampir 100 miliar!     

Lianny tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha! Aku menghasilkan 100 miliar dalam semalam dan sekaligus mendapatkan uangku yang sebelumnya hilang! Aku akan menelepon suamiku dan memberitahukan kabar baik ini."     

Lianny menghubungi Martin, tetapi Martin tidak menjawab.     

"Astaga. Sudah jam empat pagi. Suamimu pasti sudah tidur dari tadi."     

Lianny mendengus, lalu pergi menukar hadiah uang dengan senang hati. Setelah itu, mereka meninggalkan kasino dengan gembira. Namun, begitu mereka keluar, beberapa pemuda bergegas datang dan menodongkan senjata ke kepala Lianny.     

"Jangan bergerak! Masuk ke dalam mobil!"     

Mendadak Lianny merasa menyesal. Semua ini karena dia terlalu mencolok dan terus menolak untuk pergi sehingga semua orang di kasino tahu dia sudah menghasilkan banyak uang dalam semalam. Ini pasti menarik perhatian orang jahat untuk datang dan merampoknya.     

Lianny buru-buru berkata dalam bahasa Inggris yang seadanya, "Jangan tembak! Kalian ingin uang? Aku bisa memberikannya pada kalian."     

Pria dengan pistol itu berkata dengan galak, "Berhenti bicara omong kosong! Kalau kamu tidak mau mati, masuk ke dalam mobil dengan patuh!"     

"Tidak, tidak!" Nyonya-nyonya kaya berteriak ketakutan.     

Lianny sendiri sedikit takut dan berkata, "Aku beri tahu kalian, kami bukan turis asia biasa! Kami juga memiliki kekuatan yang sangat besar di Inggris! Kalian jangan macam-macam dengan kami!"     

Ketika perampok mendengar ini, mereka merasa senang. "Oh? Kalian mafia asia?"     

"Aku besan keluarga Yuwono! Sean adalah menantuku! Dia orang yang kemarin menaiki kereta emas!" jawab Lianny.     

Perampok itu tertegun sejenak. "Apa itu keluarga Yuwono? Kereta emas? Kedengarannya seperti sangat kaya. Baguslah! Dengan begini, aku bisa memanfaatkanmu sebagai sandera untuk memerasnya besar-besaran!"     

"Hahaha! Orang Asia seperti kalian paling mementingkan rasa kekeluargaan dan paling takut mati. Aku paling suka merampok orang Asia seperti kalian! Haha."     

"Bawa mereka ke dalam mobil!"     

———     

Setengah jam kemudian, Maureen yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba terbangun oleh dering ponselnya. Maureen membuka matanya dan melihat bahwa itu telepon dari ibunya. Dia pun menjawab telepon dengan setengah sadar.     

"Bu, kenapa malam-malam begini? Tidak perlu memberitahuku sudah berapa banyak uang yang Ibu hasilkan. Aku tidak tertarik," kata Maureen.     

Sementara di sisi lain, Lianny berkata sambil terisak, "Putriku, Ibu diculik! Tolong suruh Sean datang untuk menyelamatkan Ibu!"     

"Apa?"     

Seketika Maureen bangun dan duduk. Pergerakan yang begitu besar ini juga membuat Sean terbangun.     

Sean menepuk bahu Maureen dan bertanya, "Ada apa?"     

"Ibuku diculik," jawab Maureen dengan wajah yang pucat.     

"Nyalakan speakerphone!" seru Sean.     

Di sisi lain telepon, sudah bukan lagi suara Lianny, melainkan seorang pria yang berkata, "Can you speak English? (Apa kamu bisa berbicara bahasa Inggris?)"     

Sean menjawab dalam bahasa Inggris, "Siapa kamu?"     

Pria itu tersenyum dan berkata, "Kamu bocah yang bernama Sean, kan? Dengar-dengar kamu menantu wanita cantik ini? Haha. Ibu mertua bodohmu ini bahkan mengancam kami. Dia bilang kamu orang yang kuat di sini dan dia menyuruh kami untuk melepaskannya. Jika tidak, kamu akan membuat kami hidup menderita."     

Keluarga Yuwono adalah keluarga misterius. Bahkan di Inggris, hanya sedikit orang yang mengetahui tentang mereka.     

"Apa yang kamu inginkan?" Sean bertanya dengan tenang, tanpa marah.     

Sekarang hal yang paling penting adalah memastikan keselamatan ibu mertuanya. Selama ibu mertuanya bisa kembali dengan selamat, perampok kecil seperti ini sangat mudah dibereskan.     

"Dengar-dengar kamu sangat kaya. Kalau begitu, bawa 10 juta pound kesini untuk menebus ibu mertuamu!" kata pria itu.     

Sean langsung setuju. "Oke, 10 juta pound. Tidak masalah. Di mana alamatnya?"     

Setelah mengetahui alamatnya, Sean segera turun dari tempat tidur bersama Maureen dan berganti pakaian.     

Maureen terus menangis dengan panik. Dia sangat khawatir terjadi sesuatu pada ibunya. Sean memeluk Maureen dan menghiburnya.     

"Maureen, jangan takut. Mereka pasti berpikir Ibu kaya, itu sebabnya mereka melakukan ini. Asalkan kita memberi mereka uang, mereka pasti akan melepaskannya. Aku akan langsung menyuruh Pengurus Fairus untuk menyiapkan uangnya," kata Sean.     

Maureen merasa malu. "Maaf, sayang. Aku sudah membuatmu menghabiskan begitu banyak uang."     

10 juta pound setara dengan 200 miliar. Itu bukan jumlah yang kecil.     

Sean tersenyum. "Mereka mungkin mendapatkan uangnya, tapi mereka sama sekali tidak memiliki nyawa untuk membelanjakan uang itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.