Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana: Seharusnya Aku Menantu Keluarga Yuwono!



Giana: Seharusnya Aku Menantu Keluarga Yuwono!

0Di foto, kereta emas itu terlihat sangat memesona dan menunjukkan keagungan dan kemewahan di mana-mana.     
0

Sementara, Sean dan Maureen yang ada di dalam kereta melambai ke arah kerumunan. Sikap mereka begitu agung layaknya raja dan ratu!     

Giana tercengang. Sejak mengetahui Sean membawa Maureen ke Inggris, suasana hatinya tidak terlalu baik. Sementara, foto ini benar-benar menjadi sebuah hantaman baginya.     

Giana membuka kolom komentar dan memeriksa komentar warganet..     

[Sinting!! Kereta emas Ratu Inggris!! Bisa-bisanya ada dua orang Indonesia yang duduk di dalamnya! Sebenarnya mereka siapa?]     

[Si wanita sangat cantik! Benar-benar seperti Ratu Inggris! Aura, postur tubuh, dan penampilannya sangat sempurna!]     

[Ini kendaraan paling mewah dan wanita tercantik yang pernah aku lihat! Hanya wanita secantik ini yang pantas naik kendaraan ini!]     

[Aaaaahhh...!!! Jika aku bisa naik satu kali saja, aku bisa mati dengan tenang! Wanita ini benar-benar beruntung! Aku juga ingin menjadi istri lelaki tampan itu!]     

Ketika melihat kolom komentar, hati Giana teriris. Dari segi penampilan, dia tidak kalah dengan Maureen dan dia dua tahun lebih muda dari Maureen. Jika Giana duduk di atas kereta itu, foto ini pasti juga akan sangat sempurna! Pada saat itu, Giana lah wanita yang dipuji dan yang membuat warganet iri, bukan Maureen!     

Kereta emas Ratu… Seharusnya aku yang menaikinya!     

Giana menyesal bukan main.     

Seketika Giana teringat ketika baru rujuk dengan Sean, dia mengobrol dengan Sean mengenai keinginannya ke Inggris untuk menemui keluarga Sean. Pada waktu itu, Sean begitu menyayangi dan memanjakannya. Sean berkata bahwa ketika datang ke Inggris, dia akan disambut dengan cara yang paling megah dan tak terlupakan seumur hidupnya.     

Giana pun bertanya dengan penasaran, cara seperti apa yang dimaksud Sean? Hanya saja, Sean menolak untuk memberitahunya dan bersikap misterius. Sean bilang saat itu ingin memberikan kejutan untuk Giana.     

Ternyata ini kejutannya!     

Dalam sekejap, Giana mengerti. Dia menggigit bibirnya dengan penuh iri dengki hingga air mata penyesalan sudah hampir keluar dari matanya.     

Jika Giana dan Sean tidak bercerai… Wanita yang duduk di kereta emas hari ini, membuat seluruh Inggris dan Indonesia iri, dan menjadi buah bibir adalah dirinya, Giana Wangsa!     

Pada saat ini, para nyonya kaya raya teman Lianny turut membicarakan hal ini.     

"Lianny, menantumu benar-benar luar biasa. Bisa-bisanya dia memiliki hubungan yang begitu baik dengan Ratu Inggris dan membuat Maureen naik kereta emasnya!"     

"Aku dengar kereta emas ini bukan kereta yang bisa dinaiki sembarangan orang!"     

"Iya! Keluarga Yuwono benar-benar hebat! Pantas saja kalian ingin dia menjadi menantu kalian! Benar-benar memiliki penilaian!"     

"Ngomong-ngomong, Lianny, kenapa kamu tidak ikut pergi ke Inggris? Bukankah Martin pergi?"     

Selama ini Sean selalu menjadi menantu parasit yang bahkan tidak bisa membeli rumah ataupun mobil. Itu juga membuat Lianny kehilangan muka di depan teman-temannya. Sekarang begitu mendengar teman-teman baiknya memuji Sean terus-menerus, Lianny juga sedikit malu.     

"Oh, awalnya aku berencana untuk ikut dan bahkan aku sudah mengemas barang-barangku. Tapi, waktu hendak naik pesawat, tiba-tiba aku mengalami sakit kepala yang begitu parah. Menantuku begitu menyayangiku. Dia takut aku kelelahan dalam perjalanan. Kalau harus naik pesawat belasan jam, itu akan memperburuk kondisiku, jadi dia menyuruhku istirahat dulu beberapa hari, baru sesudah itu ke sana."     

Setelah mendengar kata-kata Lianny, mereka memuji Sean lagi.     

"Aduh… Lihat si Sean ini. Betapa perhatiannya pada ibu mertua! Aku akan merasa puas jika menantuku memiliki setengah saja dari sikap Sean."     

Lianny tertawa dan berkata, "Sean adalah anak yang bisa melayani orang. Dia sering memijat kakiku. Pijatannya sangat enak! Hahaha."     

"Aku benar-benar iri padamu, Lianny! Aku rasa sekarang kamu dalam kondisi yang baik. Kepalamu sudah tidak sakit, kan?"     

Lianny terdiam sejenak, kemudian tersenyum dan menjawab, "Hm! Sudah jauh lebih baik."     

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita cepat pesan tiket pesawat ke Inggris?" ajak seorang wanita gemuk.     

Lianny terkejut. "Kita? Maksudnya? Kalian juga ingin pergi juga?"     

"Benar! Tidak menarik juga bagi kita untuk bermain kartu di Indonesia terus. Kita bisa pergi ke luar negeri, lalu sambil bermain, kita juga bisa bertaruh sepak bola dan kuda. Bukankah itu sangat bagus?"     

"Benar, benar! Kebetulan putraku juga ada di Inggris. Menantumu begitu sukses di Inggris, jadi aku harus mengenalkan putra bodohku itu pada Sean untuk belajar darinya."     

Lianny merasa sangat canggung. Tentu saja dia ingin pergi ke Inggris. Tapi, Sean tidak membiarkannya pergi sama sekali. Masalahnya, nyonya-nyonya kaya ini adalah teman baiknya selama bertahun-tahun. Mereka bahkan sudah berinisiatif angkat bicara, jadi Lianny terlalu merasa tidak enak untuk menolak.     

"Baiklah. Kalau begitu, kita pesan tiket pesawat dan bersama-sama ke sana."     

Setelah berbicara, Lianny memandang Giana dan berkata padanya, "Giana, Tante akan pergi ke Inggris selama dua hari. Kamu harus merawat Marvin di rumah dengan baik. Mengerti?"     

Kata-kata Lianny ternyata tidak sampai ke telinga Giana. Giana menatap kosong pada foto Sean dan Giana yang duduk di kereta emas di layar ponselnya. Sekujur tubuhnya mematung dan tidak bergerak. Nyonya-nyonya kaya itu pun tertawa.     

"Haha. Gadis ini sampai tercengang begini. Pasti karena terlalu terpana melihat foto Maureen."     

"Iya! Jangankan gadis muda ini, aku saja yang sudah hampir 50 tahun juga membayangkan ingin menjadi wanita yang duduk di dalam kereta emas itu!"     

"Hei, Kak Sinta! Kamu tidak berpikir begitu, kan? Kamu ingin menjadi menantu Lianny? Meski kamu belum terlalu tua dan pesonamu masih ada, dia 20 tahun lebih muda darimu!"     

"Usia bukanlah masalah. Jika bukan karena hubungan antara Sean dan Lianny, aku tidak akan membiarkan daging segar kecil ini pergi."     

"Hahahaha…"     

Ketika orang-orang berbicara dan tertawa, Lianny juga tertawa canggung, kemudian memanggil Giana dua kali, "Giana! Giana!"     

Baru saat itulah Giana tersadar dari keterkejutan dan kecemburuannya.     

"Maaf, Tante. Kalian silakan mengobrol. Aku naik dulu."     

Giana langsung naik ke atas dan kembali ke kamar.     

Setelah kembali ke kamar, Giana segera mulai mengemasi pakaiannya. Begitu melihatnya, Marvin terheran.     

"Giana, untuk apa kamu berkemas? Kamu mau kembali ke Jakarta?"     

"Aku akan pergi ke Inggris!"     

Marvin terkejut. "Apa? Mau apa kamu di Inggris?"     

Giana melemparkan pakaian ke dalam koper dengan marah, lalu berteriak, "Aku mau mencari Sean! Aku mau mencari kakek Sean! Seharusnya aku menantu keluarga Yuwono! Seharusnya aku yang duduk di kereta emas hari ini! Bukan Maureen!"     

Barusan Marvin sudah membaca berita di internet. Dia tertawa terbahak-bahak.     

"Giana, kamu gila? Kamu masih berfantasi menjadi menantu keluarga Sean? Kita berdua sudah memiliki anak. Kamu pikir Sean bisa menerimamu lagi? Selain itu, dari segala sisi, kakakku lebih memesona darimu! Lebih baik kamu jangan berpikir untuk bersaing dengan kakakku!"     

Giana mengamuk ketika mengingat kejadian sebelumnya. Dia mengambil sepotong pakaian dalam dan melemparkannya ke wajah Marvin.     

"Bajingan! Ini semua salahmu! Jika kamu tidak merayuku, Sean dan aku tidak akan pernah bercerai! Jika kamu tidak datang mencariku, kedua ini semuanya anak Sean! Marvin, dasar berengsek!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.